Chapter 18

4.5K 193 10
                                    

Selama di perjalanan Thania dan Faiz hanya saling diam tidak tau apa yang mau mereka omongin.

Faiz mengajak Thania ke sebuah caffe yang tidak begitu jauh dari sekolah mereka.

"Kita ke caffe dulu ya, gak apa - apa kan?" Tanya Faiz.
"Mm.. yaudah iya berarti gue nelfon mama gue dulu ya." Balas Thania sambil mengambil ponselnya yang ada di tasnya.

Hallo mah aku pulangnya agak telat ya. Mau pergi dulu sebentar
.........
Aku sama teman aku mah
.........
Iya mah bye

"Udah?" Tanya Faiz. "Udah kok." Balas Thania
"Boleh gak?" Tanya Faiz lagi.
"Boleh kok asal nggk pulang terlalu malam." Kata Thania.

Sesampai di Caffe pelayan langsung menghampiri meja mereka berdua.
"Ada yang bisa dibantu?" Kata pelayan.
"Saya pesan hot coklatnya 1 sama roti bakarnya rasa coklat keju 1." Ucap Faiz dan Thania berbarengan.

"Serasi banget si mas, mba sampai pesanannya sama gitu." Ucap pelayan kepada Faiz dan Thania.

Thania hanya tersenyum malu saat tau kesukaan mereka sama.

"Hehe. Yaudah mba berarti hot coklatnya 2 sama roti bakar rasa coklat kejunya 2." Kata Faiz.

"Oke. Ditunggu yaa 10 menit." Ucap pelayan itu lagi, lalu pergi meninggalkan meja mereka.

"Oh iya tadi lo mau ngomong apa? Katanya ada yang mau lo omongin?" Tanya Thania.

"Nggak gue cuma mau bilang gue putus sama cewe gue, ternyata dia cuma manfaatin gue doang selama ini." Ucap Faiz.

"Kok bisa sih?" Kata Thania bingung.
"Yaa gitu deh selama gue LDR sama dia ternyata dia punya pacar lagi selain gue." Ucap Faiz.

"Sabar ya Iz. Gue yakin lo bakal ngedapetin cewe yang lebih baik dari dia." Kata Thania sambil tersenyum ke Faiz.

Iya cewe itu gue Iz. Gue yakin, gue cewe yang lebih baik dari mantan lo itu. Batin Thania.

"Iyaa lagian kan gue ada lo." Kata Faiz.
Maksudnya ada gue apa? Batin Thania.

"Maksudnya apa?" Tanya Thania bingung.
"Nggk kok, makanannya udah dateng tuh." Jawab Faiz mengalihkan pembicaraan.

Setelah mereka berdua selesai makan, Faiz langsung mengantarkan Thania pulang karna langit sudah mulai gelap.

****

Selama diperjalanan Dianty hanya diam karna gugup, sampai Rizki pun bingung, gak biasanya Dianty diam, yang Rizki tau Dianty lah yang paling bawel diantara teman - temannya selain Thania.

"Hei, tumben lo diem aja?" Tanya Rizki memecahkan kesunyian diantara mereka.

"Eh, nggk kok." Kata Dianty.
"Lo laper gak? Makan dulu yuk!" Ajak Rizki.
"Yaudah terserah lo aja. Tapi jangan sampai malam ya." Kata Dianty gugup.

"Iyaiya tenang aja." Kata Rizki.

Sesampai di warung makan pinggir jalan, Rizki langsung memanggil pelayan untuk memesan makanan.

Setelah memesan makanan dan pelayan pergi meninggalkan meja Rizki dan juga Dianty, Dianty langsung bingung sama sikap Rizki yang tiba - tiba baik sama dia.

Gak biasanya Rizki kayak gini ke gue, kok kayak ada yang aneh ya? Ah udah lah seharusnya gue seneng Rizki kayak gini. Batin Dianty.

"Oh iya Ty, gue pengen curhat sama lo boleh kan?" Tanya Rizki kepada Dianty.

"Boleh kok, curhat aja, yaa kali aja gue bisa ngasih lo saran." Kata Dianty di tambah dengan senyuman Dianty yang bisa membuat cowo meleleh kecuali Rizki.

"Gue suka sama sahabat kecil gue namanya Angel." Ucap Rizki.
"Iyaa terus?" Tanya Dianty.

"Tapi.. dia sekarang lagi suka sama cowo teman sekelasnya, dia minta gue buat bantuin dia jadian sama cowo itu. Menurut lo gue bantuin Angel atau nggak?" Ucap Rizki jelas.

"Yaa lo bener - bener sayang banget gak sama Angel?" Tanya Dianty.

"Iyaa gue sayang sama dia, gue cinta sama dia, bahkan gue udah nganggep dia lebih dari seorang sahabat." Kata Rizki.

Deg!!

Entah kenapa Dianty merasakan apa yang Rizki rasakan saat ini. Dianty suka sama Rizki tetapi Rizki sukanya malah sama sahabat kecilnya Angel.

Begitupun dengan Rizki, Rizki suka sama Angel tapi Angel malah suka sama teman sekelasnya.

Gue juga ngerasain apa yang lo rasain saat ini Ki. Gue suka sama lo tanpa lo ketahui. Batin Dianty.

"Hei, menurut lo gimana?" Tanya Rizki lagi menghancurkan lamunan Dianty.

"Ehh iya, kalo lo sayang sama dia, cinta sama dia, mending lo bantuin dia, lagian kan kalo lo suka sama dia, dia sukanya sama orang lain percuma, gak bagus juga kan kalo dipaksa. Jadi lebih baik lo ikhlasin dia bahagia sama orang lain. Yaa walaupun lo sakit, tapi seenggaknya lo udah bikin dia bahagia, dan ngeliat dia bahagia." Ucap Dianty jelas.

"Lo pernah ngerasain apa yang gue rasain saat ini?" Tanya Rizki. Dianty agak sedikit kaget.

"Mmm... eh makanannya udah dateng tuh, makan dulu yuk." Ucap Dianty nengalihkan pembicaraannya. Rizki hanya mengangguk pelan.

Setelah makan selesai. Rizki langsung mengantarkan Dianty pulang.

Sesampai didepan gerbang Rumah Dianty, Rizki langsung berpamitan pulang.

"Gue langsung pulang ya." Kata Rizki. Sambil membuka kaca helmnya.

"Gak mau mampir dulu ki?" Tanya Dianty.
"Nggak usah kapan - kapan aja. Lagian gak enak kerumah orang malem - malem." Kata Rizki.

"Lagian gak ada orang kok." Ucap Dianty polos.
"Apalagi rumahnya sepi malah tambah parah, nanti kalo ada tetangga liat, lo mau di gosipin?" Kata Rizki.

"Hehe, yaudah hati - hati ya jangan kenceng - kenceng bawa motornya. Oiya inget ya, lebih baik melihat orang yang kita sayang bahagia sama orang lain dari pada melihat orang yang kita sayang sedih karna terpaksa." Kata Dianty.

"Iyaiya, yaudah bye." Ucap Rizki sambil menutup kaca helmnys dan pergi meninggalkan rumah Dianty .

---------------------------

Huaaahhhh.... maaf kawan.
Baru on lagi karna baru ada kuota.

Oiya ngomong - ngomong lama - lama ceritanya agak ngaur gitu ya.
Ah sudahlah bingung.

Jangan lupa vomment guys.



PHPWhere stories live. Discover now