Chapter 14

552 38 1
                                    

(Hari kedua syuting)


"HEY, KRIS!" Suzzan berteriak, tepat di telinga Kris. Tentu saja. Selama ini yang hampir setiap saat dilakukan wanita itu adalah membuat Kris kesal.

"SUZZAN!" Dan tentu saja Kris balas berteriak. Membuat Suzzan terkekeh senang karena sudah berhasil sekali lagi membuat Kris kesal. Lalu seketika mimik wajahnya berubah serius.

"Kenapa kemarin Rob pergi begitu saja?" tanyanya. Kris mengangkat bahunya, mencoba untuk tidak peduli.

"Oke. Lupakan soal kemarin. Yang penting hari ini kau harus pulang sama Rob," kata Suzzan dengan nada suara yang keras dan dingin, seperti bongkahan es. Membekukan Kris yang mendengarnya. Mulai dari telinga, punggung, lalu berakhir di dadanya yang sekarang terasa berat untuk bernapas.

"Apa?" hanya itu yang bisa keluar dari mulutnya. Itu pun Suzzan nyaris tidak mendengarnya.

"Kalian akan tinggal serumah, ingat?" Suzzan langsung memasang ekspresi waspadanya melihat Kris yang sekarang sudah seperti telah disiram seember balok es.

Sial! Kenapa Suzzan harus mengingatkanku sekarang, setalah semalam aku dan Michel—

"Kenapa? Kau kelihatan ketakutan Kris! You ok?" Suara Suzzan yang panik itu membuyarkan pikiran Kris tentang semalam.

No, Suzzan. I'm not ok. I want to kill myself! God, aku benar-benar bodoh! Seharusnya semalam aku cerita ke Michel tentang Rob! Kenapa aku bisa lupa?! Bodoh, bodoh, bodoh! Ya. Kris memang bodoh.

Tiba-tiba saja lengan seseorang yang sangat Kris kenal memeluknya dari belakang. Jujur, itu mampu memberinya sedikit rasa tenang.

"Bonjour" bisiknya di telinga Kris.

Suzzan melongo tidak percaya. Kris tidak bisa menahan dirinya untuk tidak terkekeh pelan melihat reaksi Suzzan. Kris lalu membalikkan badannya. Tidak memedulikan Suzzan lagi yang masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang.

Refleks karena sudah menjadi kebiasaan, Kris mengalungkan lengannya ke leher Michel, seperti yang sering ia lakukan dulu. Perlahan, laki-laki itu menipiskan jarak di antara mereka berdua dan dengan hati-hati melumat bibir Kris.

Rasanya juga sama seperti dulu. Seakan tidak ada yang berubah. Dan pada momen itu, untuk pertama kalinya nama Rob hilang dari pikiran Kris.

"Michel" desahnya. Laki-laki itu kemudian memutuskan untuk berhenti menciumnya. Lalu dia menyentil hidung Kris.

"Jangan mendesahkan namaku seperti itu. Atau aku akan langsung meneretmu ke hotel murahan di dekat sini dan tidak akan pernah membiarkanmu keluar!" ancamnya. Tapi Kris bisa melihat sensasi humor di mata laki-laki itu.

"Aku tidak takut, kau tahu. Bukan pertama kalinya kau melakukan itu padaku," kata Kris saraya bersandar di dada laki-laki itu.

"Terserah kau saja," ucapnya. Dia lalau mencium ubun-ubun kepala Kris. Persis waktu dia mencium Kris untuk pertama kalinya.

Ah, tidak Kris. jangan diingat-ingat lagi! dia mungkin juga sudah lupa.




Siapa laki-laki itu? Kenapa dia mencium Kris seperti... seperti lelaki mencium wanitanya? Bahkan aku saja belum pernah mencium Kris seperti itu! Apakah dia kekasihnya? Tapi kenapa Kris tidak cerita padaku? Padahal aku sudah menceritakan padanya semua tentang Cindy!

Sekarang Rob punya banak pertanyaan untuk Kris., karena dia melihat semuanya. Ya, semuanya. Ciuman itu, tatapan itu. Dan itu semua membuatnya marah hingga dia meremas kaleng soda murahan yang baru saja dia minum. Lalu dia melempar kaleng itu ke sembarang arah.

"Aku harus pergi dari sini!" desisnya.

"Apa? Rob, sebentar lagisyuting-nya mau dimulai! Adegan kemarin saja masih banyak yang belum selesai! HEI!"Tom berteriak tepat di belakangnya. Laki-laki itu bahkan berusaha mengejarnya.Tapi Rob tidak peduli.

Rob & Kris [PUBLISHED IN A BOOK] ✅Where stories live. Discover now