Chapter 10

613 41 3
                                    


Kris dan Suzan menyempatkan menginjakkan kaki di toko buku dalam perjalanan ke rumah sakit. Mencari-cari buku keluaran terbaru.

Sebenarnya, Kris yang mencari buku. Dan ia tidak mencari buku sembarangan. Ia mencari buku fantasi yang akan menyelamatkannya dari kebosanan saat di rumah sakit nantinya. Hanya untuk jaga-jaga saja jika nanti merasa begitu.

Menurutnya, buku legenda yang membisikkan cerita-cerita menyeramkan dan mistis dari masa lalu selalu lebih baik daripada novel roman picisan.

"Seleramu bagus juga, nona muda." Komentar sang penjaga toko saat melihat buku yang ada di tangan Kris.

"Terima kasih," ucap Kris tulus. Ia lalu memberi penjaga toko itu uang beberapa lembar uang lima dollar.

"Simpan saja kembaliannya," kata Kris cepat-cepat dan langsung bergegas meninggalkan toko buku itu.

Udara malam kali ini membuatnya tidak betah berlama-lama di luar. Terlalu dingin. Dengan cepat Kris melangkahkan kakinya untuk keluar dari gang sempit yang menjadi jalan masuk ke toko buku itu.

Tinggal 5 meter lagi, aku akan sampai di jalan raya, pikirnya. Kris tetap berjalan, sesekali mengusapkan tangannya hanya untuk mencari kehangatan.

Lalu tiba-tiba ia tersentak kaget saat melihat dua siluet pria yang sedang mabuk memasuki gang.

Aku harus bagaimana? Tidak mungkin aku kembali ke toko buku itu! Tapi aku bisa mengitarinya..memang tidak secepat dengan melalui gang ini, tapi berjalan satu blok lagi untuk sampai ke jalan raya itu lebih baik daripada harus berurusan dengan orang mabuk.

Kris membeku di tempat. Pikirannya sibuk menelaah situasi yang mungkin akan dihadapinya. Melihat dua pria itu semakin mendekat, Kris akhirnya jadi yakin ia tidak punya pilihan lain. Tidak ada sudut di tempat ini yang bisa ia gunakan untuk bersembunyi, atau pun benda tajam yang bisa ia gunakan untuk melindingungi diri.

Tanpa banyak berpikir lagi, Kris langsung berlari secepat yang ia bisa untuk kembali mengitari toko buku itu. Dan ia bisa bernapas lega setelah tidak lagi melihat siluet dua pria mabuk itu sejauh matanya memandang.

Kris lalu memutuskan untuk berhenti berlari. Tapi matanya masih jelalatan memindai sekitar untuk memastikan dua pria mabuk itu tidak mengikuti.

Setelah ia yakin dirinya sudah aman, ia melanjutkan perjalanannya. Ia ingin cepat sampai di mobil. Dan ia benar-benar ketakutan sekarang. Seharusnya ia tadi memaksa Suzzan untuk ikut bersamanya, bukannya membiarkan wanita itu menyamankan diri sendiri di mobil, menyalakan musik dan pemanas.

Sepertinya butuh waktu lama bagi Kris dalam kondisi yang menengangkan seperti ini untuk sampai di jalan raya. Untungnya ia sudah bisa melihat jalan raya itu dari tempatnya berdiri sekarang. Segera saja ia berlari lagi. Tapi kemudian seorang bocah ingusan tiba-tiba saja keluar dari salah satu bangunan kosong, mengagetkannya.

"Wow, wow.. tenang miss.. kenapa buru-buru begitu? Apa kau takut?" bocah ingusan itu menggodanya!

Bocah ingusan ini.. bukannya menyingkir dari hadapanku malah menggodaku! Kris benar-benar geram dibuatnya.

"Sorry.. i'm freezing here! Aku harus kembali ke mobil atau aku akan mati membeku!" katanya seketus mungkin supaya bocah itu cepat-cepat menyingkir dari hadapannya. Jika tidak, Kris akan dengan senang hati menggoreskan cakarnya di wajah bocah ingusan itu!

"Nah.. aku bisa menghangatkanmu." Kris mengerjap-ngerjapkan matanya tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar dari mulut bocah ingusan itu.

Bocah ini! Apa dia sedang mencoba menggodaku? Dia.. dia, aku yakin umurnya masih empat belas tahun, tapi sudah berani menggoda wanita yang lebih tua?! What a dick!!

"YA.. KAMI SEMUA BISA MENGHANGATKANMU, MANIS.." dua suara berat berteriak di belakangnya tepat ketika Kris ingin mengumpat tepat di hadapan wajah bocah itu.

Dan betapa terkejutnya Kris karena saat ini ia sedang melihat dua pria mabuk di gang tadi, sedang berjalan ke arahnya sambil memamerkan seringai mereka yang lebar.

Tatapannya kemudian kembali lagi ke bocah ingusan di hadapannya. Lalu kembali lagi ke dua pria mabuk itu.

Apa mereka menjebakku?!

Aku harus bagaimana?!

Kris sudah bersiap-siap mengisi paru-parunya dengan oksigen yang banyak agar dapat berteriak sekencang-kencangnya. Tapi semuanya tidak perlu lagi saat dirinya melihat sebuah mobil yang sangat dikenalnya, datang menghampirinya dengan kecepatan penuh dan nyaris saja menabrak bocah ingusan di hadapannya ini. Tanpa pikir panjang, ia langsung melompat naik ke mobil.

"U 'key?" tanyanya. Suaranya sarat akan emosi.

"Harusnya aku yang bertanya seperti itu. Kau tak apa? Makusudku.. kau seharusnya masih berada di rumah sakit," kata Kris dengan gugup. Ia bahkan nyaris tidak bisa mendengar suaranya sendiri dengan jelas.

"HAHAHA.." dia tertawaterlalu keras. Dan hai itu justru membuat Kris membeku lagi. Jadilah merekaberdiam diri di dalam mobil selama perjalanan.    

Rob & Kris [PUBLISHED IN A BOOK] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang