Chapter 9

606 44 0
                                    


Rob masih hangover. Sudah jelas dia mabuk berat semalam. Tapi dia masih tidak bisa mengingat apa yang membuatnya memutuskan untuk meminum alkohol lebih banyak dari biasanya. Dan dia beruntung bisa sampai di rumah sakit tempat Cindy dirawat dengan selamat.

"Rob, kau terlihat kacau sekali! Apa kau mabuk?!" Cindy langsung menyambutnya dengan cara yang sungguh tidak pintar.

"Berisik sekali kau Cindy! Kenapa kau tiba-tiba jadi peduli padaku? Huh?!" Akhirnya, untuk pertama kalinya, Rob menyentak Cindy. Benar-benar menyentak Cindy. Seolah tidak peduli—atau mungkin lebih tepatnya tidak ingat—bahwa selama ini yang hampir sepanjang waktu dia lakukan adalah menjaga perasaan gadis itu.

Cindy terkejut, tentu saja. Tapi dengan keras kepala dia masih tetap berusaha untuk mengajak Rob yang sedang mabuk itu berbicara. "Rob, aku—"

"Ish! Diaam!!" Rob langsung berteriak seperti roket botol sebelum Cindy sempat menyelesaikan apa yang ingin ia katakan.

Rob sepertinya sudah benar-benar tidak peduli lagi. Dia hanya ingin Cindy menutup mulutnya! Selama ini dirinya yang selalu mendegarkan gadis itu. Sekarang gilirannya untuk bicara, dan gadis itu yang mendengarkan!

"Kau selalu seperti ini, Cindy! Meninggalkanku ketika aku sudah tidak bisa memberikan apa-apa lagi padamu, tapi ketika aku dikontrak oleh PH besar, kau langsung datang mengemis cintaku lagi. Cuih!" Rob meludah. Benar-benar meludah di lantai rumah sakit. Itu jelas bukan sesuatu yang akan dia lakukan ketika dia sedang dalam kondisi sadar.

Cindy mencoba menahan dirinya untuk tidak berteriak karena kelakuan Rob yang semakin liar ini. Dan ia dengan bodohnya masih berusaha mengajak bicara Rob yang sedang mabuk. "Rob.. don't—"

"Shut up!! Aku di sini karena aku masih peduli padamu. Aku tidak sepertimu yang dengan mudahnya bisa pergi begitu saja. Jadi, diam dan dengarkan aku! Aku lihat bagaimana caramau menatap Kristy kemarin. Jangan sekali-kali kau berani macam-macam dengannya! Dia tidak tahu ap—" sebelum Rob sempat menyelesaikan perkataannya, dia merasakan sesuatu meledak di dalam perutnya.

Dia langsung muntah berkali-kali di lantai. Dan dia mendengar Cindy meneriakkan namanya. Lalu semuanya menggelap.

Kris merasa tidak enak meninggalkan Rob begitu saja semalam. Ia tahu Rob tidak bermaksud membuat dirinya kalut saat dia memperkenalkannya dengan Cindy. Jadi kenapa dirinya bisa kalut seperti itu dan marah-marah ke Rob?

Padahal seharusnya tidak ada yang perlu ia khawatirkan. Ia tentunya tidak akan merebut Rob dari Cindy. Jadi, sama sekali tidak ada masalah di sini. Satu-satunya masalah adalah Rob masih belum siap menerima Cindy lagi. Kalau memang mereka berdua masih saling mencintai, mereka pasti akan bersama lagi pada akhirnya. Sesederhana itu.

Mungkin kemarin itu Cindy terlalu penasaran dengan Kris hingga tatapannya waktu itu membuat Kris risih.

Gadis itu rupanya bisa bersikap seperti paparazzi meskipun sedang sakit. Selalu memerhatikan setiap tindak-tanduk Kris. Seolah-olah siap membidiknya kapan saja. Dan Rob mungkin tidak menyadari hal itu. Atau dia hanya pura-pura tidak tahu?

Kris jadi penasaran. Sedalam apa sebenarnya hubungan yang Rob dan Cindy punya?

Yang Kris lihat Rob memang menaruh perhatian ke Cindy. Tapi hanya sebatas itu, sepertinya. Sementara Cindy terlihat sangat-sangat membutuhkan Rob. Mereka jelas dulunya adalah sepasang kekasih. Tapi sekarang? Apa yang terjadi?

Mungkin Kris harus berbicara dengan mereka berdua. Meluruskan semuanya sebelum dirinya terserat terlalu jauh ke dalam masalah yang bahkan bukan masalahnya.

Dengan pemikiran itu, ia segera bangkit dari tempat tidurnya, lalu menepuk-nepuk pahanya. Tidak ada! Di mana benda itu? Jangan bilang tertinggal di mobil Rob!

Karena panik, Kris langsung menggeledah semua sudut kamarnya. Tapi tetap tidak bisa menemukan benda itu. Ia lalu berlari menuju ruang tamu, tempat terakhir yang ia singgahi sebelum masuk ke kamar.

Dan Kris benar-benar lega ketika menemukan benda mungil yang berharga itu tergeletak di sofa. Langsung saja disambarnya benda itu dan men-dial nomor satu-satunya orang yang bisa membawanya ke Rob saat ini.

"Halo, Suzzan. Bisakahkau mengantarku ke rumah sakit? Aku ingin menemui Rob."    

Rob & Kris [PUBLISHED IN A BOOK] ✅Where stories live. Discover now