Chapter 5

669 52 5
                                    


Rob terlambat datang 15 menit ke lokasi pemotretan. Dia masih harus mengurus Cindy. Yah, seandainya saja Cindy tidak datang sendirian ke kota ini.

Tapi gadis itu benar-benar susah diatur. Entah apa alasannya kali ini hingga ia harus bersikeras ingin ingin datang ke Amerika hanya untuk bertemu dengan Rob. Untuk berbaikan lagi? Setelah sekian lama ia memutuskan hubungan dengan Rob? Ck!

Gadis itu bahkan tidak perlu melakukan apa-apa. Ia hanya harus mau bersabar hingga Rob pulang ke Inggris. Karena kenyataannya, Rob tidak akan pernah meninggalkan Cindy jika tidak terpaksa. Bahkan jika mereka sedang bertengkar hebat.

Kalau Cindy mau bersabar, mungkin ia tidak akan terbaring lemah di rumah sakit seperti sekarang ini. dan mungkin juga, saat Rob pulang, mereka berdua bisa bersikap seperti biasa. Berpura-pura tidak ada pertengkaran hebat yang terjadi diantara mereka. Mungkin.. hanya mungkin.

Sudah terlalu lama Rob selalu mengalah untuk Cindy. Tapi Rob bagaimana pun hanyalah seorang pria. Tentu saja pernah terlintas di dalam benaknya untuk menyerah akan Cindy. Tapi dia tidak pernah melakukannya.

Mungkin suatu saat nanti dia akan melakukannya. Menyerah begitu saja. Tidak ada yang salah dengan itu 'kan? Itu sudah biasa terjadi dalam sebuah hubungan yang... mulai rapuh.

"Tuxe ini benar-benar pas di tubuhmu." Pujian dari sang make-up artis itu membuyarkan lamunan Rob.

"Terima kasih," ucapnya tulus.

"Hey, Rob! Kristy sudah siap! Lebih baik kita mulai pemotretannya sekarang!" Rafael berteriak dari sisi lain studio. Membuat Rob langsung bergegas meninggalkan ruang make-up dan pergi menghampirinya.

Dan.. dia tidak bisa menyangkal bahwa dirinya sedang melihat sosok bidadari saat ini.

Kris benar-benar terlihat sangat cantik dengan gaun putih polos model abad pertengahan yang ia kenakan. Ditambah make up yang natural, serta tiara kecil yang menghiasi rambutnya...

Bahkan Cindy saja tidak sesempurna ini ketika ia menjalani sesi pemotretan ala princess. Rob akui itu. Tapi Kris.. seandainya ia benar-benar seorang princess, Rob tidak akan kebertan memujanya.

WOW!

Harus Kris akui, dia benar-benar terpesona dengan tampilan Rob sekarang. Rob benar-benar terlihat sangat tampan memakai tuxe!

Tidak terlihat lagi Rob yang kacau seperti yang ia lihat di rumah sakit waktu itu.

"Okay guys.. aku butuh gambar kalian berdua sedang berpelukan. Rob, taruh tanganmu di pinggang Kris! Kris, sandarkan keningmu itu di dada Rob!" Rafael mulai memberi instruksi.

Dan, meskipun Kris masih pangling dan merasa tidak nyaman dengan penampilan Rob sekarang ini yang terlihat begitu mengintimidasi, ia tetap berusaha menjaga profesionalitasnya dengan membiarkan Rob menyentuh pinggangnya, dan Kris pun meyandarkan keningnya di dada Rob.

"Bagus! Pertahankan! Satu, dua, tiga!" dan flash kamera yang menyilaukan mengabadikan momen ini. Tapi, setelah selesai, Rob bukannya melepaskan Kris, dia justru malah semakin mengeratkan pelukannya.

Dan dia.. dia mencium ubun-ubun kepala Kris! Tindakannya yang tiba-tiba itu sontak membuat Kris kaget dan terkiesap.

"You just kissed me!" terianya tidak percaya.

"I know, I'm sorry. I couldn't help it." Aku Rob dengan memasang wajah tanpa dosanya, membuat Kris langsung meninju lengan kanannya.

"Aduh! Untuk apa kau meninjuku seperti itu?!" Rob protes. Kris meninjunya sekali lagi.

"Karena kau sudah lancang!" desis Kris. Ia lalu langsung meminta kompres es batu ke Suzzan.

Astaga, tanganku benar-benar sakit! Rob pastihampir setiap hari melatih otot-ototnya. Aku bahkan ragu yang aku tinju itubenar-benar otot lengan. Rasanya seperti meninju baja. Kris membatin serayamengusap-usap sayang tangannya yang baru selesai dikompres.

Rob & Kris [PUBLISHED IN A BOOK] ✅Where stories live. Discover now