Karena sudah tak tahan lagi melihat adegan itu, Al menghampiri mereka. Mereka tak sadar jika Al sudah mulai mendekati mereka. Ali melepas ciumannya. Ini sudah kedua kalinya Al memergoki Ali mencium kening istrinya, yang tak lain adalah mantan pacar istrinya. Seseorang yang pernah menduduki dan memenuhi hati istrinya di masa lalu.

"Ehemmmm!" deheman Al mengagetkan mereka.

Tubuh Prilly langsung menegang, lalu dia berdiri membalikan badannya. Melihat suaminya sudah berdiri di depannya tanpa menunggu lama Prilly berhamburan ke pelukan Al. Prilly memecahkan air mata kerinduannya di pelukan ternyamannya itu. Tatapan Al tak berpaling dari Ali.

"Kenapa kamu lama sekali. Aku sudah sangat merindukanmu Honey." Prilly mengeratkan pelukannya namun Al tak juga membalasnya.

Mata tajam Al masih saja melihat ke arah Ali. Ali yang merasa di tatap Al aneh lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Kenapa kamu terlihat lebih kurus Honey? Apa kamu kurang makan? Apa kamu sakit? Apa kamu kurang istirahat?" Prilly memperhatikan suaminya dari ujung kaki hingga ke ujung kepalanya.

Al masih saja diam tak kuasa melihat wajah cantik istrinya. Dia tidak ingin merobohkan benteng pertahanannya, jika sampai melihat wajah istrinya. Al perlahan menyingkirkan tangan Prilly yang berada di kedua bahunya.

"Apa kita bisa pulang? Aku capek." Al berkata datar dan acuh.

Prilly yang mendengar hal itu merasa sedih. Hidup bersama Al selama ini, baru kali ini Prilly di perlakukan seperti itu. Al tak memperdulikan tatapan Prilly, dia melenggang masuk ke dalam mobil. Memilih menunggu Prilly di dalam mobil.

"Ali, aku antar kamu masuk yuk? Sekalian aku mau ambil tas aku. Maaf mungkin Al sedang capek, jadi dia seperti itu." Prilly berusaha menutupi sikap tak ramah Al kepada Ali.

"Iya Pril, aku paham." Ali hanya berusaha memahami keadaan Prilly saat ini, bahwa dia adalah seorang istri. Jadi, pasti Prilly lebih mementingkan suaminya lebih dulu dari pada dirinya.

Tak berapa lama Prilly masuk ke dalam mobil. Al masih saja diam dan bersikap dingin. Prilly yang merasa takut, hanya menunduk. Hening dan sunyi, itulah yang terjadi di dalam mobil itu. Prilly meremas-remas ujung bajunya, karena menahan tangisannya. Al tetap diam dan fokus pada jalanan. Hingga sampai di pelantaran rumah, Al menghentikan mobil.

Al langsung turun dan membukakan Prilly pintu. Setelah Prilly keluar, tanpa menunggu seperti biasanya Al masuk ke dalam rumah begitu saja meninggalkan Prilly. Prilly masih mematung di tempat, dia memegangi dadanya yang terasa nyeri. Melihat perubahan sikap suaminya, membuat Prilly merasa sedih.

"Apa salahku hingga kamu acuhkanku seperti ini Al? Apa kamu sudah punya yang lain?" Pertanyaan bodoh yang terlontar lirih di bibir Prilly.

Mana mungkin Al memiliki yang lain, sedangkan Prilly sendiri selama ini paham dan benar-benar tahu bagaimana suaminya. Apakah Al pernah berdekatan dengan wanita selain dirinya? Berduaan saja dengan wanita lain? Itu tidak pernah Al lakukan. Selama ini Al benar-benar menjaga hatinya untuk Prilly dan menjaga hati istrinya itu agar tidak merasa cemburu.

Sesampainya Prilly di kamar dia melihat Al sedang mengecek beberapa pekerjaan yang dia bawa dari kantor tadi.

"Mandilah dulu," perintah Al dingin tanpa melihat Prilly yang baru saja masuk.

Al menutup map biru yang ada di tangannya. Prilly masih saja diam mematung di tempat menatap gerak gerik suaminya itu. Al yang melirik Prilly tak melakukan perintahnya hanya menghela nafasnya dalam.

"Aku bilang mandilah dulu. Setelah itu baru aku yang mandi." Al mengulangi perintahnya kepada Prilly.

Prilly menaruh tas selempangannya lalu masuk begitu saja ke dalam kamar mandi, menahan sesak di dadanya mendapat perlakukan dingin dari suaminya. Al yang benar-benar merasa lelah masih ingin melayani istrinya dengan baik. Al menyiapkan handuk untuk Prilly di samping pintu kamar mandi. Ini kebiasaan Prilly yang selalu lupa membawa handuk ke dalam kamar mandi. Menyiapkan piyama untuk Prilly, Al menyusunnya di atas ranjang. Al menuju ke dapur, membuatkan Prilly susu khusus untuk ibu hamil. Saat Al masuk ke dalam kamar, Prilly sudah lengkap memakai piyama yang Al siapkan tadi.

TAKDIR (Komplet)Where stories live. Discover now