wake up call

599 52 4
                                    

As I promised, ini sequelnya This is Love :D

vomment pls!

----

Cahaya matahari menembus celah-celah tirai kamardan mengenai sepasang mata seorang laki-laki, seolah-olah menyuruhnya untuk bangun. Tapi bukannya bangun, laki-laki itu justru makin merapatkan selimut yang membalut tubuhnya lalu membalikkan badan membelakangi jendela.

Tidak sampai lima menit, terdengar suara pintu dibuka. "Sehun ah! Cepat bangun! Kita punya jadwal tampil siang ini!" ujar Baekhyun setengah berteriak sambil bersandar pada pintu. Laki-laki itu sepertinya juga baru bangun, dilihat dari rambutnya yang jauh dari kata rapi juga kaos tanpa lengan dan celana pendek selutut yang nampak kusut.

Karena tidak mendapat jawaban dari Sehun, Baekhyun pun berjalan mendekati tempat tidur lalu mengguncang-guncang tubuh Sehun yang meringkuk seperti trenggiling itu. "Oh Sehun! Ya! Kita harus ke studio setelah ini!"

Sehun mengerang pelan. "Lima menit lagi, hyung," ujarnya dengan suara serak. Astaga, laki-laki itu bahkan tidak berminat membuka matanya sedikitpun.

"Aish! Sehun ah!" Baekhyun kembali menggoyang-goyangkan tubuh Sehun. Ia tahu, Sehun pasti kelelahan karena jadwal mereka yang kembali memadat setelah mengeluarkan album baru, tapi manajer mereka pasti akan marah kalau laki-laki itu tidak mau bangun.

"Aku masih mengantuk, hyung," gumam Sehun dengan mata terpejam. Yah, kemarin mereka juga tampil di sebuah acara yang berlangsung sampai malam hari, yang tentu saja membuat jadwal tidur mereka berkurang. Jadi jangan salahkan Sehun kalau matanya tidak bisa terbuka pagi ini.

"Aku juga masih mengantuk, Sehun ah. Tapi kita masih punya jadwal setelah ini," balas Baekhyun.

"Kalau begitu tidur saja," jawab Sehun malas.

Baekhyun menyisir rambutnya ke belakang dengan jari-jari tangannya. Ia mulai kehabisan akal.. Tiba-tiba sebuah bola lampu sepuluh watt menyala di otaknya.

"Sehun ah," panggilnya.

"Hmmm.."

"Kau benar-benar tidak mau bangun?" tanya Baekhyun yang dijawab Sehun dengan sebuah anggukan.

Baekhyun pun mengangguk-anggukkan kepalanya. "Kau yakin? Kalau begitu aku akan menyuruh Hye Mi pulang saja."

Dalam hitungan detik, kedua mata Sehun terbuka sempurna dan tentu saja dengan nyawa yang masih terkumpul setengah, laki-laki itu langsung duduk.

"Hye Mi disini?" tanyanya tanpa ba bi bu. Dasar maknae.

Dengan ekspresi meyakinkan, Baekhyun mengangguk. "Mm. Dia ada di bawah."

"Jinjjayo?! Hyung, kenapa tidak membangunkanku dari tadi?"

Baekhyun memutar bola matanya.

Tanpa perlu menunggu jawaban dari Baekhyun, Sehun langsung beranjak dari tempat tidurnya dan berlari ke lantai bawah.

Sambil tersenyum puas, Baekhyun berjalan keluar kamar mengikuti Sehun. Ia terkekeh saat mendengar teriakan Sehun dari bawah.

"Baekhyun hyung!!!"

----------

"Sehun ah, kau masih marah, eoh?"

Suara khas milik Baekhyun menggema di segala penjuru ruangan. Sekarang para member EXO sedang berada di sebuah ruangan di belakang panggung untuk bersiap-siap. Tidak terlalu banyak suara disini, hanya suara dengungan hair dryer, suara lagu dari ponsel Chanyeol, dan suara Chen yang sedang menggumamkan lagu kesukaannya.

Tidak mendengar balasan Sehun, Baekhyun pun menolehkan kepalanya kearah Sehun yang duduk disampingnya. Laki-laki itu nampak tidak mempedulikan pertanyaan Baekhyun dan sibuk bermain dengan ponselnya selagi seorang hair stylist menata rambutnya.

"Sehun ah! Kalau saja tadi kau langsung bangun aku tidak akan membohongimu seperti itu," ujar Baekhyun lagi. Ya, alasan apa lagi yang membuat Sehun tak membuka mulutnya sama sekali didepan Baekhyun?

Pertama, laki-laki itu kesal karena Baekhyun sudah membohonginya agar ia bisa cepat bangun. Kedua, ia sangat merindukan Hye Mi.

Ini sudah dua hari semenjak gadis itu menelponnya dan sampai saat ini gadis itu tak kunjung menghubunginya lagi. Sebenarnya Sehun bisa saja menelpon Hye Mi duluan, tapi ia takut mengganggu pekerjaan Hye Mi yang sesibuk dirinya.

Mungkin gadis itu juga memikirkan hal yang sama.

Sekarang lupakan Baekhyun. Laki-laki itu tak lagi mengomel pada Sehun dan beralih pada ponselnya.

Sejak tadi sebenarnya Sehun hanya memandangi ponselnya. Menimbang-nimbang apakah ia harus menghubungi gadisnya itu terlebih dulu. Tanpa ia sadari, jari-jarinya sudah bergerak menekan angka 3 yang langsung terhubung ke nomor ponsel Hye Mi.

"Yeoboseyo?"

Tanpa sadar Sehun tersenyum. suara gadisnya selalu bisa membuat perasaannya membaik.

"Ini aku. Kau sibuk?" tanya Sehun sambil melangkah menuju sofa setelah rambutnya selesai ditata.

"Lumayan. Tapi sekarang aku sedang makan siang. Kau sudah makan?"

Senyum Sehun kembali mengembang. "Sudah. Aku merindukanmu."

Terdengar Hye Mi terkekeh pelan. "Aku juga."

"Bagaimana kalau nanti sore aku ke apartemenmu? Kau tidak ada acara lain, kan?" tanya Sehun.

"Tidak ada. Makan malam?" tawar Hye Mi.

"Pizza?"

"Arrasseo."

"Hye Mi ah.." kalimat Sehun terhenti saat terdengar suara Suho memanggilnya. Padahal ia masih ingin berbicara dengan Hye Mi. "Sampai nanti sore."


Can We Survive?Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt