"Al." Prilly teringat pada laki-laki yang hari ini sudah membuatnya nyaman, dan merasa dilindungi.

Hatinya menghangat dan senyum merekah di sudut bibirnya. Al sudah berhasil sedikit membuatnya membuka pintu hati walaupun hanya bagian kecil yang terbuka.

Prilly membuka laci meja rias yang menyimpan memori masa lalunya. Ada sebuah kotak dengan gembok kecil yang mengunci masa lalunya di sana. Dia membukanya perlahan, sesaat Prilly menahan nafas untuk memantapkan hati. Kotak itu sudah mulai berdebu karena sudah setahun ini di tinggalkannya.

Seulas senyum dengan nyeri yang tertahan kembali menjalar. Prilly mengeluarkan semua isi yang ada di dalam kotak kecil masa lalunya. Wajah laki-laki itu masih memperlihatkan senyuman yang menghangatkan hati, tapi kali ini itu sudah tak terjadi lagi.

"Terima kasih untuk masa lalu yang indah dan menyenangkan. Walaupun saat ini kamu pergi dan meninggalkan luka untuk ku, tapi aku tetap berterima kasih karena kamu pernah mengisi hari-hari ku."

Tok ... tok ... tok ....

"Prill, kita makan dulu, nanti kamu lapa malah bablas tidur," ucap Dandy dari balik pintu.

"Iya Bang, sebentar lagi aku keluar." Prilly kembali membereskan kotak-kotak itu dan meletakkannya kembali ke dalam laci.

Prilly keluar dari kamarnya menemui Dandy yang sudah ada di meja makan.

"Sini makan dulu." Dandy mengambil ayam goreng yang menjadi menu santapnya malam ini.

"Mama tadi telepon belum bisa pulang, tugas papa masih banyak dan nggak bisa di tinggal." Dandy menjelaskan.

"Iya, nanti aku telepon mama. Aku kangen sama mama."

"Ya sudah, makan dulu."

***

Al tiba di apartement setalah tadi mengantarkan Prilly sampai rumah dengan cara mengikutinya.

Al tinggal di sebuah apartement yang di wariskan oleh orang tuanya dulu.Tempat ini menjadi saksi mati bagaimana perjalanan hidup Al yang memulai karirnya dari nol.

Al melepaskan semua atribut dan pakaiannya dan beralih ke kamar mandi untuk segera membersihkan diri. Di bawah guyuran air yang mengalir dari shower, tak sengaja bayangan gadis bermata hazel yang membuat jantungnya berdetak tak normal itu muncul. Al mengulum senyum mengingat betapa takutnya dia pada kegelapan.

Darahnya berdesir saat membayangkan dan merasakan lagi dekapan gadis itu dalam ingatannya. Al menyelesaikan ritual malamnya dan bergegas keluar dari dalam kamar mandi. Mengenakan kaos putih dan celana pendek yang biasa di kenakannya untuk tidur.

Al merebahkan tubuhnya di atas King size dan membuat kedua tangannya menjadi tumpuan kepala.

"Prilly. Dia berhasil membuat jantungku berdetak tak karuan seperti ini. Apa ini yang namanya cinta pada pandangan pertama? Ah sepertinya nggak mungkin. Ini cuma rasa kagum karena keahliannya dan kehebatan yang dia punya." Al menyangkal perasaan yang mulai ada.

Al menepis bayang-bayang Prilly saat dia mulai memejamkan matanya. Prilly berhasil membuat Al tak bisa melepaskan dirinya. Perlahan dia mulai ada walaupun pemiliknya mengingkari hati.

Al beralih ke balkon kamar, malam ini cukup cerah walaupun tadi hujan sempat mengguyurnya dan udara dingin masih tetap tertinggal di sana.

Hatinya yang dulu beku kini mulai mencair, bertahun-tahun Al tak pernah menghiraukan wanita yang selalu mendekatinya, bahkan orang tuanya sendiri pun sudah mencarikan pasangan hidup untuk Al, tetap saja tak ada satu pun yang berhasil meluluhkan hati pangeran es yang tampan ini. Dan saat ini hanya satu yang berhasil membuatnya menoleh dan memyentuh ruang kecil yang tersembunyi di dalam hatinya.

TAKDIR (Komplet)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang