SATU

36.6K 1.5K 127
                                    

Ketika takdir telah mempertemukan, seorang insan tak mampu untuk menolak dan menghindar. Kamu adalah gerbang masa depanku.

***

Takdir adalah ketetapan Tuhan yang tak bisa dihindari. Saat Tuhan memberikan garis hidup yang harus kita jalani, saat itu pula kita harus berjuang menapaki tiap langkah yang sudah diberi. Takdir Tuhan selalu menuntun kita pada sebuah kebaikan, tapi terkadang sifat keegoisan membuat kita memilih untuk tetap pada pendirian.

Masa lalu adalah kenangan, masa kini adalah tempat kita menyulam cinta, esok adalah impian agar kita selalu bersama selamanya. Masa lalu memang menyimpan kenangan, tapi itu bukan alasan utuk tidak dapat melangkah ke depan. Bangkit dari masa lalu, bangun untuk masa depan. Yang lalu, biarlah berlalu, biarkan menjadi kenangan. Tutup lembar cerita yang lalu dan buka lembar cerita yang baru. Biarlah masa lalu menjadi sejarah yang cukup hidup di dalam hati.

Seorang wanita cantik berbalut blazer dan rok span di atas lutut dengan warna senada, putih tulang. Rambut panjang yang ujungnya di-curly, sengaja dia biarkan tergerai indah. Paras cantik nan ayu selalu menyebar senyum saat dia membalas sapaan orang-orang yang menyapanya. Ramah tamahnya membuat dia banyak yang menyukai. Sesampainya di depan pintu yang terdapat tulisan 'Kepala Bagian Produksi' dia memutar kenopnya lalu masuk ke dalam ruang itu. Dia meletakan tas jinjingnya di atas meja yang terdapat tulisan sebuah nama 'Prilly Kartika Larasati'. Dia melepas blazer-nya hingga menyisakan hem putih saja.Tuk tuk tuk tuk

Suara ketukan pintu terdengar hingga Lyana menoleh ke arah pintu.

"Masuk!!!" Lyana duduk di kursi kebesarannya dan memakai kacamata minus yang membuat dia terlihat semakin anggun.

"Bu Lyana, sudah ditunggu di ruang meeting. Hari ini meeting terakhir Ibu di kantor cabang ini, sebelum dipindahtugaskan ke kantor pusat," jelas sekretaris Lyana setelah dia berdiri di depan meja kerjanya.

Lyana menghela napas dalam, sebenarnya dia sudah merasa sangat nyaman bekerja di kantor cabang itu. Namun, hasil kerja yang dia miliki selama ini cukup memuaskan, membuat kantor pusat menariknya, karena di sana sedang membutuhkan keahlian yang dia punya.

"Baiklah, persiapkan berkas yang harus saya bawa ke ruang meeting." Sekretaris itu mengangguk lalu keluar meninggalkan Lyana sendiri.

Lyana memejamkan matanya sejenak, bayang-bayang dia selalu menari-nari di dalam pikirannya. Dia yang pergi tanpa pesan dan meninggalkannya tanpa ucapan selamat tinggal. Lyana perlahan membuka matanya, lalu memulai menghidupkan laptop yang ada di depannya. Dia ingin menghapus semua kenangan indah saat bersamanya, namun dia belum mampu untuk melupakannya. Akankah ingatannya kepada dia selalu menghantuinya setiap saat?

***

Di salah satu gedung pencakar langit yang menjulang tinggi di tengah ibu kota, seorang CEO muda, tampan, gagah, pembawaannya yang kalem, rendah hati, bijak sana dan tegas namun berwajah datar, berjalan masuk ke ruang kerjanya. Kacamata minus selalu bertengger di hidung mancungnya.

Alvian Heza Mardika adalah pewaris tunggal dari keluarga bembisnis sukses di ASIA. Pekerjaan yang selalu menuntutnya bersikap konsisten, melakukan berbagai usaha untuk membesarkan bisnis keluarganya. Dia harus bisa melihat kesempatan dalam setiap himpitan, mendengarkan kritik baik dari keluarga, teman, atau bahkan orang tak dikenal. Dia mampu bekerja dengan banyak orang yang karakternya beragam. Al adalah seorang CEO sejati.

"Vini, tolong bawakan hasil data calon kepala bagian produksi yang baru." Al berkomunikasi dengan sekretarisnya dari telepon di meja kerjanya.

"Baik Pak." Setelah Vini menjawab, sambungan diputuskan sepihak.

TAKDIR (Komplet)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang