"Tidak, dia sangat berbeda, dia istimewaaaa." derry membuka mulut nya lebar lebar lalu beranjak dari sofa dan langsung menuju meja makan dimana sudah berkumpul keluarga nya itu, sedangkan difa menutup hidung nya kuat kuat.

"Ish, kakak jorok nih tann." difa melempar bantal sofa yang ada disamping nya itu, berharap akan mengenai kepala kakak sepupu nya namun gagal.

"Sudah sayang jangan begitu sama difa dia kan masih kecil, hmm untuk urusan naumi mama setuju deh sama derry, bener tuh dif naumi memang benar benar istimewa, kau pasti akan menyukai nya." Shofia tersenyum lembut, "dia sangat cantik natural."

"Aku jadi tidak sabar melihat wajah kakak ipar ku ituu, siapa nama nya tan?"

"Naumi Alsya sayang." shofia menarik kursi yang ada di samping suami nya.

"Sudah sudah makan dulu, nanti kamu pasti akan bertemu dengan naumi."

-women's final-

"Ayo kaakk! Udah ditungguin tantee janee tuhh!"

"Iya sabar, gak bisa sabar banget sih kamu." derry langsung mengambil kunci mobil milik nya yang memang ditinggalkan nya di ny.

"Kaak, tunggu deh." difa menghalangi jalan derry, "apaan sih dif? Kakak udah ditungguin mama. Kakak lagi gak mau becanda deh dif." derry langsung meninggalkan difa yang masih tidak percaya dengan apa yang dibilang kakak sepupu nya itu, pasti dia lagi banyak pikiran nih.

"Kenapa sih sayang?." Shofia melirik kearah difa dan derry secara bergantian, sedangkan derry hanya menatap malas adik ipar nya itu, derry benar benar sudah jengah dengan para bodyguard nya karna belum mendapat informasi apa apa tentang naumi.

"Tau tuh tan, kakak kaya nya lagi banyak pikiran deh, tante perhatiin gak sih? Biasa nya kakak itu gak ada bulu bulu halus di dagu nya kan? Terus sekarang adaa! Terus dia kaya gak semangat gituu tann. Perhatiin tann."

"Masa sih?" shofia melirik ke arah derry, dan menatap difa tak percaya.

"Ah iya nih, kamu kenapa sih sayang kok kaya nya lagi banyak pikiran?"

"Gimana gak banyak pikiran mah, istri ku pergi dan sekarang belum ketemu itu masih jadi beban pikiran ku." ingin rasanya derry berbicara seperti itu, tapi dengan cepat ia mengurung itu semua.

"Tidak mah, aku hanya kelelahan saja." derry melengkungkan senyuman tipis milik nya, sedangkan shofia mengangguk mengerti.

Disisi lain..

"Zayn? Kamu dimana? Aku sudah menunggu di depan pintu kamar mu."

"Iya sebentar naumi." zayn meletakan benda pipih nan canggih itu dan langsung membuka pintu kamar nya, disitu sudah berdiri naumi dengan wajah polos nya yang memakai baju santai, yaitu baju blouse merah muda dan celana jeans biru. Di lengkapi dengan sepatu flat nya yang senada. Rambut sepundak nya dibiarkan tergerai indah.

"Ayo masuk." zayn tersenyum lembut, namun naumi menggelengkan kepala nya.

"Kenapa?" zayn mengernyit bingung, naumi hanya menunduk.

"Aku lebih baik menunggu disini saja zayn."

Naumi POV

Tidak mungkin kan aku masuk ke dalam kamar zayn, lebih baik aku menunggu disini saja, dari pada nanti menimbulkan fitnah yang tidak tidak.
"Tsk, baiklah." zayn tertawa kecil, lalu mengacak rambut ku.

Setelah zayn selesai, aku dan zayn langsung pergi ke sebuah caffe untuk meet and greet bersama restaurant berbintang yang akan bekerja sama dengan rastaurant mr. Grewson. Entah kenapa sedari tadi perasaan ku bercampur aduk, antara gelisah dan deg degan. Semoga tidak terjadi apa apa disana nanti.

Women's FinalWhere stories live. Discover now