Chapter 16

1.6K 67 27
                                    

"Vira, aku pulang duluan ya!"

"Aku dan Niall ingin ke Nando's. Kau tidak ingin ikut, Angeline?" Tanya Vira.

"Emm, tidak. Kau kan tau aku sedang ada masalah dengan Michelle. Lagi pula..... Aku juga tidak mau mengganggu kencan kalian."

Mendengar Angeline berkata begitu, Niall dan Vira membelalakan matanya bersamaan.

"Kencan?" 

"Kami tidak berkencan." 

"Hanya makan siang." 

"Ya, makan siang bersama."

"Oke, oke. Aku kalah. Ya sudah aku duluan ya. Selamat berkencan!" Angeline tercengir jahil lalu berbalik.

BRUK! Angeline menabrak seseorang. Ketika mendongak, dilihatnya Liam yang sedang membaca novel sambil berjalan. Itu sebabnya ia sampai menabrak Angeline sampai novel nya jatuh. Typical Liam.

"Ini yang kedua kalinya kau mencelakaiku, nona. Walaupun waktu itu lebih parah, nyawaku hampir melayang karena mu." Liam mengambil novelnya yang terjatuh

"Kau yang salah, kau yang marah."

"Ya, ya. Terserah kau saja. Kau kenapa lagi sih? Kau terlihat buru-buru bahkan sampai mencelakaiku." Liam kembali berdiri lalu menatap Angeline.

"Bukan urusanmu." Angeline tersenyum singkat lalu pergi meninggalkan Liam.

* * *

Angeline sampai dirumah nya. Dilihatnya Michelle yang sedang duduk di ruang tv sambil..... Menangis?

"Michelle.....? Apa yang terjadi?" Angeline menghampiri Michelle.

Michelle hanya memalingkan wajahnya dari Angeline yang sekarang terduduk di sampingnya.

"Jawab pertanyaanku, Chelle."

"Bukan urusanmu!" Ketus Michelle. Ia langsung berlari ke kamarnya. Membanting pintunya dengan keras.

Kebetulan sekali Diana baru saja sampai dirumah. "Michelle kenapa?"

Diana duduk di samping Angeline. Angeline menarik nafas panjang sebelum menjelaskannya pada Diana.

"Ia cemburu."

"Cemburu?" Diana mengerutkan keningnya. Ia masih tidak mengerti dengan pernyataan Angeline.

"Ya, dia cemburu karena aku melakukan adegan mesra dengan Zayn saat drama tadi."

"Maksudmu.... Berciuman?"

"Tidak, tidak! Bukan seperti itu. Kami hanya berdansa. Lagi pula itu hanya akting! Berkat akting mesra ku dengan Zayn, drama kami sukses. Tapi Michelle justru marah padaku."

"Dia hanya salah paham. Cobalah untuk minta maaf pada----"

"Aku sudah mencoba bicara padanya, Diana. Tapi dia malah menghiraukan pertanyaanku."

"Mungkin waktunya kurang tepat. Coba saja nanti." Diana tersenyum tipis. "Jangan terlalu di pikirkan, Angeline" Diana mengelus singkat pundak Angeline. Angeline hanya mengangguk dan tersenyum.

*

Angeline kembali sekolah seperti biasa. Tapi Michelle tidak berangkat bersama Angeline dan Diana. Michelle masih kesal dengan Angeline. Jadi dia lebih memilih berangkat bersama temannya.

"Hey! Bagaimana dengan Michelle? Apa ia sudah memaafkan mu?" Vira berbalik ke belakang ketika Angeline baru saja duduk di kursinya. Niall juga ikut berbalik.

"Oh, jadi karena itu kemarin kau mencelakaiku lagi?" Tiba-tiba Liam duduk disamping Angeline, matanya terfokus pada buku bacaannya. Kutu buku.

"Bukan urusanmu." Ketus Angeline, mengulang perkataannya yang kemarin. Detik selanjutnya, Angeline mengalihkan pandangannya dari Liam, ia menengok ke arah Vira.

Vira memberi tatapan, "lalu bagaimana kemarin?"

"Aku sudah mencoba untuk bicara padanya, tapi dia malah menghiraukan ku."

"Ya sudah. Coba saja lain kali. Ini kan hanya salah paham. Pasti dia akan memaafkanmu." Nasihat Vira. Angeline mengangguk singkat.

Bel istirahat berbunyi. Keributan langsung memenuhi kelas. Tak lama, kelas menjadi sepi.

"Ayo ke kantin!" Vira menarik lengan Niall, tapi Niall justru diam saja dan malah mengerjakan tugas.

"Aku tidak ikut. Kau dan Angeline saja." Tutur Niall, matanya tetap menatap ke arah buku.

"Tumben sekali....." Kata Angeline dan Vira sambil saling bertatapan.

"Aku ingin mengerjakan tugas matematika. Aku tidak mau digantung di ring basket oleh ayah kalian."

"Ayah kami.....?"

"Mr. Bob. Bagaimana bisa kalian lupa dengan Ayah sendiri?"

"Eww!" Ucap Angeline dan Vira bersamaan. Mereka terkekeh pelan lalu pergi meninggalkan kelas. Berjalan menuju kantin.

"Ahhh!" Tiba-tiba Vira tercengir.

Membuat Angeline yang sedang menelan baked potatoes-nya, langsung tersedak. "Kau ini kenapa sih? Kau membuatku tersedak!"

"Maaf, aku punya ide bagus, Angeline!" Seru Vira.

"Ide apa?"

"Kau minta tolong saja pada Zayn. Pasti Michelle akan mengerti dan memaafkan mu. Mengerti maksudku kan?"

"Kau gila?"

"Sudahlah, ikuti saja apa kata ku."

Angeline menghembuskan nafas lelah, "oke, oke....." Mau bagaimana lagi? Mungkin hanya itu satu-satunya cara agar Michelle mau memaafkan Angeline.

"Itu Zayn!" Vira menyenggol lengan Angeline. Terlihat Zayn dengan teman-temannya memasuki kantin.

Entahlah, setiap mereka memasuki kantin, atau dimanapun itu, pasti semua pandangan tertuju pada mereka.

"Hampiri dia. Bawa saja dia ketempat lain." Usul Vira.

"Kau gila? Wajahnya saja menyeramkan seperti itu."

"Kau yang gila, Angeline. Orang se-tampan Zayn, kau bilang menyeramkan." Vira menggelengkan kepalanya dengan heran. Well, sebenarnya Zayn tampan juga. Apa? Apa yang baru saja aku pikirkan?! Batin Angeline.

"Sudah, hampiri dia sana!" Vira mengulang kata-katanya lagi.

Angeline menghembuskan nafas panjang. Lalu ia berjalan menghampiri Zayn yang sedang mengobrol dengannya itu.

"Zayn. Aku ingin bicara denganmu."

"Whoaw, whoaw. Tumben sekali kau ingin mengajak Zayn berbicara. Kau mulai mengagumi nya, nerd?" Sambung Harry tiba-tiba.

"Bukan urusanmu." Ucap Angeline. Liam mengucapkan kalimat itu juga bersamaan dengan Angeline, bermaksud untuk meledeknya. Liam hapal betul dengan kalimat itu. Angeline menatap Liam sinis lalu kembali lagi pada tujuan awalnya yaitu ingin bicara pada Zayn.

"Ya sudah, ayo." Zayn bangkit dari kursinya.

Mereka berdua berjalan ke luar dari kantin. "Kau ingin bicara apa?" Tanya Zayn sambil menyenderkan punggungnya ke tembok dekat pintu masuk kantin.

Angeline menjelaskan semuanya pada Zayn. "Kau mau membantuku kan?" Angeline menyengir dengan terpaksa.

"Hmm.... Bagaimana ya.....?"

"Oh come onnnnn! I really need your help, Zayn. Pleaseeeee, help meee." Angeline memasang puppy face-nya sambil menatap Zayn.

"Ugh, okay. Aku akan membantumu. Kapan aku bisa bicara pada gadis pecemburu yang sangaaaat mengagumiku dan berlebihan itu?"

"Namanya Michelle, Zayn! Bukan 'gadis pecemburu yang sangat mengagumimu dan berlebihan'. Kau bisa bicara padanya hari ini."

"Oke. Sudahkan, penggemar?" Zayn menatap Angeline dengan tatapan menyebalkan.

Angeline memutar matanya, "aku bukan penggemarmu! Eww. Sudah sana. Jangan lupa!"

Lalu Zayn meninggalkan Angeline dan kembali ke kantin. Zayn tercengir sendiri. Lucu juga gadis itu, pikirnya.

Begitupun dengan Angeline. Entah apa yang membuat bibirnya pink-nya tersenyum mengingat kejadian tadi. Zayn orang yang menyebalkan tapi juga menyenangkan, pikir Angeline.

Hidden FeelingWhere stories live. Discover now