Chapter 4

1.6K 29 1
                                    

"Well, okay," Niall melepaskan Vira, "ceritakan yang enak nya saja ya. Aku janji akan memberikan mu es krim ok?" Niall menatap Vira. Vira hanya mengangkat bahunya.

"Jadi begini, dulu Niall dan Clista satu sekolah di Nottingham Junior High School. Niall menyukai Clista. Karena Niall pikir Clista itu baik. Dan ternyata.... Niall salah memilih orang." Jelas Vira.

"Oowhh, poor Nialler." Aku menatap Niall dengan sedih, tatapan mengejek tepatnya. Lalu aku tertawa disusul oleh Vira.

"Hahaha, ya sudah. Aku mau ke kantin dulu. Kau mau ikut Niall?" Vira berdiri.

"Aaa- eeemmm," Niall terlihat ragu, "ya aku ikut. Aku akan segera kembali Angeline!" Detik selanjutnya Vira dan Niall meninggalkan ku sendirian dikelas.

Niall adalah temanku semasa kecil. Sejak umur 5 tahun, kami sering bermain, tertawa bersama. Bahkan Niall pernah menghajar Will -musuhku waktu kecil- karena ia mengambil Teddy, boneka beruang yang paling aku sayang. Teddy adalah hadiah ulang tahun ku yang ke-4, Niall yang memberikannya. Dan aku tidak rela jika Teddy diambil oleh siapapun.

Aku menangis ketika melihat tubuh Teddy tidak beraturan lagi. Busa nya kemana-mana, matanya hilang, tangan dan kakinya sobek. Itu semua ulah Will. Tiba-tiba Niall datang dan langsung menghajar Will. Lalu Will pergi ketakutan. Dan sejak itu, Will ataupun temannya tidak pernah berani menggangguku lagi.

Tapi pada suatu hari, ada sebuah permasalahan yang membuat aku harus terpisah dengan Niall.

Pada waktu itu, Niall dan keluarga nya mengalami kecelakaan. Ayahnya meninggal. Lalu beberapa tahun kemudian, ibunya menikah dengan lelaki lain. Hal itu membuat Niall harus pindah ke Inggris.

Tapi Niall tidak membiarkan ku untuk tau. Aku mengetahui hal itu 1 minggu setelah Niall pergi ke Inggris. Michelle yang memberitauku.

Dan akhirnya, aku dan Niall dipertemukan kembali. Seperti sekarang ini.

Setelah 5 menit aku terduduk sendirian di dalam kelas, aku mendengar suara tawa orang-orang yang semakin mendekat.

Dan ternyata, Clista dan teman-temannya memasuki kelas. "Oh, hey sexy nerd with pink underwear." Clista mencibirku. Ia mendekat kearahku bersama teman temannya. Mereka semua tertawa.

"Apa celana dalam mu sobek, nona?" Mendengar cibiran tersebut, aku mendongak. Dan menemukan Harry yang sedang tersenyum licik ke arahku.

"Hati-hati saja, nanti bokongmu kelihatan. Hahahaha" giliran Deleika yang mencibirku sekarang.

"Uuuh, itu akan sangat sexy seperti celana dalam mu." Kata si cempreng itu, Louis.

"Bolehkah aku melihatnya, sexy nerd?" Harry mendekat dan mencolek daguku. Aku menepis tangannya.

"Owww, seram juga ya seorang sexy nerd with pink underwear ini..." Harry menjauh, ia tertawa disusul oleh teman-temannya.

Aku merasa direndahkan. Amarah dan emosi bergemuruh didadaku. Aku benci mereka semua! Bahkan Zayn dan kutu buku berambut dirty blonde itu ikut menertawakan ku!

Airmata mulai membasahi pipiku secara perlahan. Aku hanya tidak menyangka hari pertama sekolah akan begini jadinya.

"Oooowh, kasihan sekali sexy nerd yang satu ini...." Emily membelai rambutku, detik selanjutnya ia mengacak-ngacak rambutku dan tertawa lagi bersama dengan teman-temannya.

Karena sudah tidak tahan lagi dengan kelakuan mereka, aku menggebrak meja lalu berdiri.

"Oops, sepertinya dia marah...." Clista berbicara dengan genitnya. Lalu mereka semua tertawa lagi.

Aku menghampiri Clista, aku menatapnya dengan tatapan menantang, "kau pikir aku takut denganmu, jalang?"

"Apa kau bilang?!" Clista tergelak dengan heran.

"APA UCAPANKU TADI KURANG JELAS?! HAH!" Aku benar-benar membentaknya.

"Kau ini berani sekali ya!" Tiba-tiba Clista mendorongku. Aku terdorong kebelakang. Aku tidak terima. Aku langsung mendorong Clista lebih kencang. Lalu ia terjatuh. Kepalanya 'sedikit' membentur lantai. Harry yang melihat hal itu, langsung berlutut disamping Clista.

Nafasku tidak beraturan sekarang. Oh tidak. Aku melakukan kesalah dihari pertama aku masuk sekolah. Bagaimana nasibku?

Niall's POV

"Jadi kau adalah teman lama Angeline?" Vira menggigit sisa cupcake yang ia beli.

"Yaa, kami teman baik. Tapi ada suatu hal yang membuat kami terpisah. Dan aku merasa senang bisa bertemu dengannya lagi. Aku sangat-sangat merindukannya." Jelasku.

"Yeah, aku mengerti. Ayo kita ke kelas. Perasaanku tiba-tiba tidak enak ketika geng pencari masalah itu pergi dari sini -kantin."

"Aku setuju. Baiklah, ayo." Kataku seraya meninggalkan kantin bersama Vira. Sungguh, aku hanya takut sesuatu terjadi pada Angeline. Mengingat bahwa Clista dan teman-temannya suka menindas orang. Anak baru yang bahkan tidak mereka kenal sebelumnya.

Clista dan temannya memang terkenal sering membuat masalah disekolah. Apapun itu.

Clista dan Harry sudah berpacaran sejak dibangku SMP. Mereka sama liciknya diantara yang lain, suka menindas orang yang kelihatan lebih lemah dari mereka. Untungnya, Vira lebih memilih bergaul denganku dan anak-anak yang biasa saja. Tidak se-terkenal Clista dan Harry.

Aku dan Vira sudah sampai di dekat kelas. Aku mendengar suara Harry berteriak marah. Ada apa disana? Oh tidak, Angeline!

Aku dan Vira langsung berlari, memasuki ruang kelas kami. Terlihat Harry yang sedang membentak Angeline.

"Apa yang kau lakukan Angeline?! Kau berani-beraninya melakukan hal itu! Lihat! Clista sampai pingsan!" Suara Harry semakin mengeras.

"Pacarmu yang jalang itu yang mencari masalah denganku!" Bentak Angeline.

"Tapi ia tidak mendorongmu sampai terjatuh kan?!"

"Iya! Memang tidak! Tapi Clista yang mendorongku duluan!" Suara Angeline meningga.

Harry menggeram. "Hentikan Harry!" Ucapku dengan keras ketika Harry hampir menampar Angeline.

Harry berbalik dan langsung menghampiri ku, "What's your problem dude?"

"Kalau kau berani, jangan melawan seorang gadis. Dasar pengecut." Cibirku.

"Ooh, begitu?" Harry menyeringai, menatap dengan tatapan menantang yang menyebalkan.

Hidden FeelingWhere stories live. Discover now