Chapter 15

1.5K 38 3
                                    

Angeline sampai ditempat parkir. Dilihatnya Diana dan Michelle sudah menunggu.

"Maaf membuat kalian menunggu." Angeline mengambil kunci mobilnya.

"Tak apa." Michelle masuk ke dalam mobil.

"Ohya Angeline. Apakah besok kau ikut drama?" Tanya Diana ketika mereka bertiga sudah masuk ke dalam mobil.

"Ya tentu." Angeline tersenyum singkat lalu menyalakan mesin mobilnya.

"Ku dengar kau jadi pemeran utama." Sahut Michelle ketika mereka baru saja keluar dari gerbang sekolah.

"Ya, bagaimana kau tahu?"

"Oh, come on. Kelasmu ada kelas paling populer di Woodside High School. Apalagi isinya orang-orang ter-populer seperti Clista, Summer, dan Deleika. Juga para lelaki tampan seperti Harry, Liam, Louis, Niall. Dan tak ketinggalan...."

"Zayn." Ucap Michelle dan Diana bersamaan sambil tercengir. Dasar.

"Kalian.....menyukai Zayn?" Angeline mengerutkan keningnya sambil sesekali melihat ke arah Michelle lewat kaca.

"Ya, kami berdua menyukai Zayn." Ujar Michelle.

"Siapa bilang? Aku biasa saja pada Zayn. Michelle yang tampaknya menyukai Zayn." Jelas Diana dengan cepat.

"Oh ya. Kau kan menyukai Har--" Michelle tak dapat melanjutkan kalimatnya karena Diana langsung membekap mulutnya.

"Harry??" Ucap Angeline sedikit keras. "Diana menyukai seorang Harry Styles yang playboy dan menyebalkan itu? Oh, you must be kidding me." Detik selanjutnya Angeline tertawa singkat.

Michelle menepuk tangan Diana, membuat Diana langsung membebaskan Michelle. "Oh ayolah Diana. Mengaku saja. Cepat atau lambat, Angeline pasti akan tahu kalau kau punya banyak foto Harry diponselmu."

"Michelle!" Teriak Diana, ia mengalihkan wajahnya. Menyembunyikan wajahnya yang mulai memerah. Michelle dan Angeline tertawa.

[Next day]

Angeline berlari sekencang mungkin ke ruang pementasan. Angeline langsung ke belakang panggung.

"Huh, kukira kau tak datang. Cepat pakai kedua baju ini. Yang biru dulu, lalu yang ini ya." Vira memberikan ku dua pakaian. Yang satu baju yang sudah jelek, yang satunya gaun berwarna biru selutut.

Aku langsung mengganti seragamku dengan kedua baju itu. Setelah selesai, aku keluar.

"Sekarang, ikat rambutmu. Berantakan saja." Ucap Vira. Aku mengangguk dan langsung mengikat rambutku.

*

"Tapi, aku ingin ke pesta dansa itu. Izinkan aku bu." Angeline menunduk dengan sedih, memohon pada Deleika ---sebagai ibu tiri yang jahat.

"Kau tak pantas ikut, Cinderella! Lihat saja penampilanmu. Kumuh, seperti tak pernah mandi bertahun-tahun!" Cibir Clista.

"Ya! Mana ada yang mau berdansa denganmu?!" Kali ini giliran Summer yang mencibir Angeline ---Cinderella.

"Sudahlah anak-anak. Kita tinggalkan saja dia disini. Kita tak perlu membuang-buang waktu dengannya. Ayo kita ke pesta dansa." Kata Deleika.

Angeline terduduk lemas dilantai. "Aku ingin sekali ke pesta dansa itu. Tapi aku memang tak pantas berada disana."

Vira masuk ke panggung, "hey Cinderella."

"Si- siapa kau?" Kata Angeline gelagapan.

"Aku ibu peri. Kau tidak perlu takut. Kenapa kau bersedih?"

"Aku ingin sekali ikut pesta dansa. Tapi ibu tiri dan saudara-saudara tiriku tidak mengizinkan ku kesana. Belum lagi karena bajuku yang sangat kumuh." Lagi-lagi Angeline tertunduk sedih.

"Tenang saja, aku bisa membantumu. Masuklah ke dalam lemari itu." Vira menunjuk sebuah lemari yang sudah disiapkan untuk properti.

Angeline masuk ke dalam lemari itu dan mengganti baju kumuhnya menjadi gaun berwarna biru muda yang sangat indah. Angeline melepas ikatan rambutnya, membuat rambut coklatnya teruntai lembut dipunggungnya. Angeline keluar dari lemari itu.

"Wow. Bagus sekali gaun nya, ibu peri. Terima kasih." Kata Angeline.

"Aku sudah menyiapkan kuda. Cepatlah kau pergi. Tapi, kau harus kembali sebelum jam 12 malam. Atau semuanya akan berubah seperti semula."

Dengan itu, Angeline berlari meninggalkan panggung. Begitu juga dengan Vira. Beberapa lampu panggung mulai dimatikan.

Tak lama, lampu panggung pun dinyalakan lagi. Ada beberapa siswa dan siswi yang berdansa diatas panggung. Keluarlah Zayn. Detik selanjutnya, Angeline kembali masuk ke panggung.

"Betapa tampannya dia." Umpat Angeline dalam hati. Melihat Zayn yang memakai baju pangeran. Angeline baru sadar kalau Zayn setampan itu.

Musik dansa mulai terdengar lebih keras. Zayn berjalan agar lebih dekat dengan Angeline, begitu juga sebaliknya.

"Kau cantik sekali, Angeline." Tiba-tiba kalimat itu terlontar mulut Zayn. Tapi ia seperti mengucapkannya dengan tulus.

"Bodoh." Ucap Harry dan beberapa temannya di belakang panggung.

"Zayn." Angeline berbisik pelan.

Zayn pun tersadar akan ucapannya. "Eem, maksudku. Maukah kau berdansa denganku?" Zayn mengulurkan tangannya.

Angeline menerima uluran tangan Zayn. Zayn melingkarkan tangannya pada pinggang Angeline. Angeline menaruh tangannya pada pundak Zayn. Lalu mereka berdansa mengikuti alunan musik yang sangat romantis.

Kebetulan sekali setelah kelas Angeline tampil, giliran kelas Michelle. Michelle berperan sebagai Snow White.

Michelle mengintip ke panggung lewat tirai yang ada disisi panggung, dilihatnya Zayn dan Angeline sedang berdansa dengan sangat romantis.

Angeline menyadari kehadiran Michelle, memandanginya dan Zayn yang sedang berdansa. Tak lama, Michelle pun kabur dari ruang pementasan. Beberapa dari teman Michelle meneriakan namanya. Tapi Michelle menghiraukannya.

"Oh no." Gumam Angeline dalam hati.

***

"Yeay! Drama kita sukses!" Seru Vira.

"Tapi jujur saja, kau bodoh Zayn. Bisa-bisanya kalimat itu terucap dari mulutmu." Kata Harry.

"Tapi kurasa Zayn menyatakannya dengan tulus." Goda Vira. Membuat Angeline yang mendengarnya langsung tersipu malu. Kali ini pipinya benar-benar memerah.

Zayn langsung menatap dengan tatapan membunuh kearah Vira. Vira hanya terkekeh dan mengangkat bahunya.

"Angeline. Ada apa denganmu?" Tanya Niall. Mereka ---Angeline, Niall dan Vira--- sedang berada di kelas.

"Ya, daritadi kau diam saja. Padahal berkat aktingmu dan Zayn, drama kita berhasil! Ayolah, tersenyumlah, Angeline" Vira mencubit pipi Angeline dengan pelan.

"Aku merasa tidak enak pada Michelle, adikku."

"Michelle? Ada apa dengannya?" Tanya Niall penasaran.

"Kurasa dia cemburu ketika melihatku dan Zayn berdansa tadi. Lalu ia kabur. Dan dia tampil setelah kelas kita. Michelle juga menjadi peran utama. Itu sebabnya aku diam saja daritadi. Karena aku merasa tidak enak pada Michelle."

"Tenanglah, kau bisa meminta maaf padanya nanti." Ujar Niall.

"ya, tidak perlu kau pikirkan. Lebih baik kita bersenang-senang, tertawa. Daripada cemberut seperti itu." Nasihat Vira.

"Memang hanya kalian berdua yang bisa membuatku lebih tenang. Terima kasih." Angeline menatap kearah Niall dan Vira secara bergantian sambil tersenyum tipis, Angeline mencoba tersenyum sebisanya.

Niall dan Vira mengangguk dan membalas senyuman Angeline.

Hidden Feelingحيث تعيش القصص. اكتشف الآن