Penawaran

8.9K 550 18
                                    


(Media : Wangqing)

Feng Jianyu berjalan mengendap-endap melewati ruangan-ruangan di lantai 15. Gerakannya sudah seperti agen rahasia yang tengah melakukan misi penyergapan. Tapi untuk kasus kali ini ia bukan yang akan meyergap tetapi berusaha kabur dari penyergapan.

Sudah seminggu setelah kejadian pelecehan di ruang CEO yang berakhir dengan 'pertumpahan darah' sang boss dan kaburnya Dayu. Sejak saat itu ia selalu berusaha menghindari boss nya dengan segala cara. Dari mulai membujuk bagian operasional untuk menempatkannya di lantai bawah hingga melakukan shift tengah malam sampai dini hari. Selama seminggu Dayu berhasil menghindari sang CEO. Tapi hari ini sepertinya keberuntungan Dayu sudah habis. Pagi tadi ia mendapat telepon dari bagian supervisi untuk masuk pagi-pagi dan membereskan ruang rapat di lantai 15. Ia berusaha menolak tapi kecaman pemecatan menunggu jika ia tidak melaksanakan perintah supervisor nya.

Well.. Dayu masih butuh sekitar 3 bulan gaji lagi untuk membayar uang kuliahnya semester ini. Mau tidak mau ia harus tetap bekerja. Meski resiko lehernya terpenggal di depan mata.

Perlahan Dayu membuka pintu ruang rapat. Suasana pekat terasa di ruangan yang berisi meja oval panjang dengan kursi-kursi nyaman di sekelilingnya. Matahari belum muncul, karena itu tidak ada penerangan apapun di ruangan itu.

Dayu mendorong troli berisi alat kebersihan ke tengah ruangan. Ia menekan tombol saklar, membuat ruang gelap tadi seketika terang benderang.

"Aiyoo!!"

Dayu mengacak rambut frustasi. Ia tidak menyangka ruang rapat perusahaan besar seperti ini bisa begitu berantakan. Kertas-kertas berhamburan dimana-mana, kursi tidak tertata rapi, di sana sini terdapat banyak bungkus makanan dan minuman berserakan, dan sepasang kaki terbujur di bawah meja.

Eh..

Sepasang kaki?

Eh?!!

"Huwaaahhhhh"

Teriakan melengking Dayu menggema seantero gedung.

Karena kaget Dayu jatuh, pantatnya membentur lantai dengan keras. Jantungnya berpacu hingga wajah Dayu memucat. Dia menggelengkan kepala ketika melihat wajah rupawan tidur terlelap di bawah meja dengan nyaman.

Kejadian seminggu lalu kembali berputar di kepalanya, wajahnya memanas seketika terlebih lagi tanpa sengaja dia melihat wajah polos bosnya sedang tertidur.

"Aku harus hati hati dengan bos, walapun tertidur orang homo itu tetap berbahaya,"

Dayu membersihkan debu yang ada dicelananya. Ketika dia hendak berdiri. Sebuah tangan menariknya keras.

Dalam hitungan detik tubuh Dayu sudah berada di bawah kungkungan tubuh Wangqing. Satu tangan besar mencengkeram lehernya kencang, membuat ia kesulitan bernafas.

"Merindukanku?"

Seringai setan muncul di wajah tampan sang CEO. Tangan besarnya masih mencengkeram leher Dayu. Ia merendahkan tubuhnya ke arah pria di bawahnya hingga wajah mereka hanya terpaut beberapa centi.

"Tupai telah masuk ke cengkeraman elang.. Game Over!"

"Lepaskan aku, dasar bos mesum kau!!" Dayu mencoba melepaskan dirinya.

Tangan Wangqing kembali bergerilya memeluk pinggang Dayu erat. Memejamkan matanya seolah-olah menikmati apa yang sedang terjadi.

Walaupun berkali kali Dayu mengutuk kelakuan busuk bosnya. Wanqing tidak peduli, semakin erat mengklaim tubuh mungil dipelukannya.

Stubborn LoveWhere stories live. Discover now