33. Royal Flush

9K 884 653
                                    

WARNING!!!!

Chapter ini berisi kekecewaan, sakit hati, kemarahan. Apa yang ente-ente takutkan, apa yang ente-ente khawatirkan terjadi di chapter ini. Jadi kalau ente nggak sanggup membaca chapter ini, ente bisa berhenti di sini. Dan ane ucapkan beribu-ribu terimakasih karena udah senantiasa menunggu cerita absurd ini update.

Satu chapter ane dedikasikan kepada sahabat ane di Magetan yang mengingatkan ane, 'Apa tujuan ane menulis?'

Untuk 'Sebut Saja Dia Mawar', dan abang ganteng dari Padang


"Andis?" Bayu berdecih, menahan napas, air mata lolos tanpa pernah diminta, "Apa yang gue lewatkan dalam kehidupan gue? Kenapa seorang ibu bisa sedemikian kejam dalam dunia ini? Bukankah ibu diciptakan untuk memberi kebahagiaan bumi manusia? Kenapa bisa begitu banyak anak yang harus disakiti atas kelahirannya?" bibir Bayu bergetar, kenyataan bahwa ibunya seorang pelacur sangat menampar perasaannya.

"Pasti ada alasan dibalik itu semua, Bayu. Dan kebodohan papa adalah baru mengetahui alasan itu, setelah semuanya sudah sekacau ini. Papa benar-benar menyesal telah merusak keluarga kita, papa benar-benar menyesal telah banyak membunuh orang."

"Apa alasannya?" Bayu memijat pelipis, kepalanya pusing, dia butuh istirahat. Namun kenyataan yang dihidangkan Pak Burhan Satya Lencana, diluar semua prediksi yang pernah dia asumsikan selama ini. Ibunya seorang pelacur? Ibunya seorang pelacur? Ibunya seorang pelacur?

"Mamamu pernah mengalami pemerkosaan masa kecilnya, Bayu. Berkali-kali, sampai di usia lima belas tahun mamamu hamil, dan menggugurkan kandungannya, karena dia nggak menginginkan anak itu."

Bayu tersentak. Tubuhnya menggigil. Dia melirik Pak Burhan takut-takut.

"Jakarta memang keras. Banyak kejahatan, dan mamamu nggak pernah tahu kejahatan sangat besar disajikan secara manis di balik atap rumahnya. Kamu masih ingat, hari dimana kamu koma setelah mencoba bunuh diri?"

Bayu nggak mengangguk, nggak juga menggeleng. Bergeming. Menikmati rasa sakit yang bergelanyar di seluk beluknnya.

"Itu adalah hari papa terbang ke Jakarta untuk mengetahui sepotong kisah kelam mama kamu, Bayu," Pak Burhan mengelus kaki Bayu yang terbungkus selimut, "Mama kamu adalah salah satu korban kekerasan seksual yang berimbas pada masa dewasanya. Bayu, semasa mamamu kecil, dia diperkosa ayahnya sendiri. Berkali-kali, hingga mamamu hamil dengan ayahnya sendiri. Mamamu kabur dari rumah, lalu bertemu dengan germo yang membuat kehidupannya berubah seratus delapan puluh derajat. Di tangan germo itu, janin mama kamu digugurkan. Dan dibawah asuhan germo itu, mama kamu menjelma menjadi wanita keras yang tak pernah mempercayai laki-laki. Termasuk papa."

"Gue seperti mendengar kisah sinetron."

"Masalahnya Bayu, nggak ada hidup yang sempurna di dunia ini. Tuhan menyajikan seporsi cerita dalam piring kita. Berbagai macam rasa. Kita yang suka pedas, akan menikmati cerita gila kita. Kita yang suka manis, akan membenci porsi pedasnya. Kita yang suka pahit, akan membenci porsi manisnya. Namun, kita harus menghabiskan porsi cerita kita sampai kita berakhir dalam liang yang sama dengan jutaan orang yang sudah meninggal lebih dulu. Kehidupan itu lebih pelik dari sekedar sinetron, lebih bajingan dari sekedar sinema-sinema berseri. Dunia itu keras Bayu, kalau kamu bertahan dengan satu pikiran tunggal, kamu akan tumbang di tengah jalan."

"Dan gue, Kevin, serta Andis, adalah tiga anak manusia yang terlahir untuk disakiti orang tuanya sendiri," Bayu tertawa sinis, "Siapa yang menyangka sahabat gue adalah adik gue, dan orang yang hampir membuat gue percaya dengan yang namanya cinta adalah abang gue," dia menggeleng, mengusap air mata, "Hubungan sebab akibat kan?"

Pak Burhan terhenyak di tempatnya.

"Mama benci kepada laki-laki, nggak percaya dengan laki-laki, karena mama pernah disakiti sedemikian hebat dengan orang tuanya sendiri. Gue nggak pernah percaya adanya cinta, ketulusan cinta, karena selama gue hidup gue nggak pernah mendapat hidangan cinta dalam porsi cerita gue. Kevin berbuat kekerasan, membunuh banyak orang termasuk mama dan papa kandungnya sendiri, karena selama hidupnya di panti, porsi kekerasan pemilik panti yang dia terima dalam hidangannya. Lalu Andis? Sahabat tercinta gue? Adik gue? Gue nggak tahu. Hubungan sebab akibat seperti apa yang dia alami dalam hidupnya."

MadnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang