12. 3 Kisses with 3 Different Tastes

12.7K 782 66
                                    

Bayu melakukan pengecekan ulang sebelum rombongan mahasiswa baru kloter pertama yang ada di bawah kepemimpinannya bertolak ke Probolinggo. Mendata nama-nama mahasiswa yang menjadi anggotanya sekaligus mengecek sekali lagi segala macam perlengakapan maupun obat-obatan. Karina yang sejak kemarin nempel Bayu terus ikut kemanapun Bayu pergi. Menjadi asisten dadakannya. Membantu Bayu mengkoordinir seratusan maba dan segala macam tetek bengek lainnya termasuk memastikan armada bus pariwisata yang akan disewa sudah siap berangkat.

"Mas Bayu, bus-busnya sudah standby. Para sopir sudah memastikan pada kita kalau sekarang bisa langsung berangkat. Anak-anak maba juga sudah pada diabsen. 112 anak nggak kurang nggak lebih. Tadi aku pergi ke bagian konsumsi dan semuanya sudah fix. Jadi sekarang kalau Mas Bayu memutuskan untuk berangkat semuanya sudah siap." Suara Karina yang lembut menginterupsi pendengaran Bayu yang sedang berdiskusi dengan panitia penerimaan maba lainnya tentang acara yang nanti akan diadakan selama tiga hari di Songa, Bromo dan Madakaripura.

Bayu menoleh kepada Karina setelah panitia yang diajak diskusi tadi pamit mau ke toilet. Mukanya terlihat kusut banget, dengan lipatan-lipatan di bawah kantung matanya. Dua hari full Bayu tidak tidur demi mempersiapkan acara rutinan kampus. Untung Budhe Irma memberinya dispensasi sehingga dia bisa cuti seminggu dari pekerjaannya selama mengikuti acara kampus.

Semenjak kejadian ciuman panas di kamarnya beberapa hari lalu Bayu terlihat semakin menjauhi Panji. Pikirannya berkecamuk dan otak beserta segala macam sel neuriknya menolak mentah-mentah kelakuan Bayu yang demi apapun sangat memalukan. Bagaimana bisa sih dia sampek mencium majikannya? Oke walaupun yang mengawali Panji tapi dia juga meresponnya kan? Oh sial. Bayu sebenarnya nggak mempermasalahkan dia ciuman ama cewek atau cowok, tapi masalanya bleh Bayu kayaknya merasa kecanduan gitu ama ciuman sialan itu. Bahkan sekarang aja dia sedang berdoa bisa ciuman lagi dan lagi. Gila!!!No!!! Bayu tidak waras. Tubuhnya pasti sedang sakaw. Bayu menggeleng-gelengkan kepalanya kuat. Demi apa blehh bahkan di kerumunan serame ini dia masih memikirkan ciuman yang sialnya mungkin tidak diingat Panji. Apalagi setelah kejadian itu esoknya Panji tidak menunjukkan perubahan kelakuannya pada Bayu. Masih suka membentak Bayu. Menyuruhnya ini itu. Kan nge-PHP-in ya bro.

"Mas Bayu kenapa kok bengong? Muka Mas Bayu juga pucat gitu. Mas Bayu sakit?" suara Karina menengahi segalam macam kecamuk yang menggila di otak Bayu.

Bayu Cuma tersenyum, "Nggak kok Rin, aku merasa sedikit capek aja. Ntar bisa istirahat di bus. Jadi makasih udah kawatir. Ya udah sekarang kita susul teman yang lain, sudah jam enam. Bentar lagi kita berangkat."

Nyatanya bleh Bayu tetap tidak bisa tidur di dalam bus. Setelah mendengar pidato singkat dari Pak Burhan serta sambutan kecil darinya, 6 armada bus pariwisata mulai berangkat. Menuju ke selatan Kota Sidoarjo lalu melewati Porong yang sekarang menjadi terkenal akibat bencana lumpur lapindo. Di dalam bus suasana sangat ramai. Apalagi Andis yang notabene ketua BEM itu juga sebus degan Bayu mulai menunjukkan kepiawaiannya bermain gitar sambil menyanyi walaupun suaranya fals. Pikiran dan roh Bayu tidak ada di tempat. Walaupun Di sampingnya Karina yang maksa buat duduk bareng ikut-ikutan nyanyi tapi sama sekali nggak bisa mengembalikan nyawa Bayu yang seolah mau tercecer kemana-mana.

Matanya terpaku intens ke tempat duduk dua dari depan sebelah kiri. Dia yang duduk di deretan sebelah kanan empat baris dari depan bisa mellihat sangat jelas kelakuan dua orang yang lagi berbagi kemesraan itu.

Entah kenapa dia merasa nggak senang saat matanya melebar sempurna ketika melihat Panji mencium Yani. Bangsat!!! Kenapa dua makhluk jadi-jadian itu ikut acara ini sih? Acara ini kan khusus maba. Oke kalau Panji sedikit ada tolelir, secara dia dekan. Nah Yani?? Dia kan bukan mahasiswa baru lagi. Kampret. Kampret. Sesuatu di hati Bayu terasa panas. Bayu sadar nak. Kamu itu Cuma kiss buddy doank ama Panji. Ya kalau Panji mengakui itu, kalau nggak? Kalau seandainya Panji Cuma khilaf malam itu? Big shit... 'demi apa aku nggak lagi cemburu kan?'

MadnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang