Bagian 4

1.8K 298 35
                                    


"Oh ya, lo mau kasih kado apaan ke Kevin?" Tanya Chaca.

"Hmm apa ya?" Kata Zella bingung. Setelah lama Zella berpikir, Zella pun menjentikkan jarinya, "Aha! Gue tau, gue mau kasih kado kucing, kandangnya, plus makanannya." Chaca pun hanya ber-oh ria.

Pertandingan pun selesai dengan skor sama. Kedua tim sama-sama unggul dalam bermain basket. Banyak pertandingan yang dihasilkan dengan skor sama, tapi kedua nya tidak mau bertanding lagi jika sudah tiga kali bertanding.

•|~|•|~|•

Hari yang ditunggu-tunggu oleh Kevin pun akhirnya tiba. 15 Januari. Angka dan huruf itulah yang menjadi kebanggan Kevin Randhika. Ya, 15 Januari adalah tanggal ulang tahun Kevin.

Saat Kevin melangkahkan kakinya di kelas, Kevin pun bingung, kok semuanya udah pada dateng sih? Padahal kan masih jam 6.15 ada Bu Eny juga lagi. Kevin pun menaruh tasnya di samping Zella, tempat biasa ia duduk.

Kring......kring.....kring....

Akhirnya bel mulai pelajaran pun berbunyi. Kevin sang ketua kelas menyiapkan kelasnya.

"Berdoa dalam hati, mulai. Selesai"
Kevin tidak sadar jika murid-murid dan Bu Eny tidak berdoa melainkan menatap Kevin. Kevin pun dengan santainya melanjutkan omongannya, "Memberi salam. Selamat pagi Bu" Kevin semakin bingung, karena tidak ada satu pun yang memberi salam, kecuali dirinya. Para murid dan Bu Eny masih menatap kevin dengan tatapan horor. Kevin semakin ngeri. Kevin berpura-pura ingin ke kamar mandi, padahal ia hanya ingin menjauh dari tatapan horor teman-temannya dan Bu Eny.

Di sepanjang koridor, masih banyak siswa-siswi yang masih berbincang-bincang di luar kelas, dan banyak juga yang memberi ucapan selamat ulang tahun kepada Kevin. Kevin pun membalasnya dengan senyuman. Membuat para siswi terpesona akan ketampanan nya. Tak lupa juga, Mariska pun memberi ucapan selamat ulang tahunnya itu kepada Kevin. Dan Kevin menjawabnya dengan senyuman.

"Wahh, gila ganteng banget, gak biasanya dia senyum kayak gini" bisik anak buah Mariska kepada Mariska.

Mariska memberikan sebuah kotak yang lumayan besar kepada Kevin. Dan Kevin pun mengambilnya, "Thank's" kata Kevin senyum ke arah Mariska. Mariska jadi salting, pipinya pun kini blusshing. Kevin berlalu meninggalkan Mariska dan geng nya. Kevin menuju ke kelasnya kembali.

Semoga mereka semua udah pada gak serem lagi. Batin Kevin. Namun itu adalah batin yang berbicara, bukan kenyataan. Kenyataannya adalah mereka semua masih menatap Kevin dari mulai masuk ke kelas sampai Kevin duduk di samping Zella.

Kevin pun merasa risih. Akhirnya Kevin berbicara dengan Zella, "Zel, lo kenapa?" Tanya Kevin sambil menggoyang-goyang kan tubuh Zella. Zella pun masih diam dan masih memandang Kevin. Lekat-lekat Zella memandang Kevin, begitu pula sebaliknya, Kevin menatap Zella lekat-lekat dengan tatapan bingung. Suasana di kelas saat itu hening, ralat sangat hening. Tak bisa di bayangkan betapa heningnya, seperti berada di ruangan hampa suara.

Kevin baru sadar ternyata semua murid dan Bu Eny mempunyai kantung mata yang tebal serta mata yang melotot. Gila, gua kayak di dunia mistis aja. Serem banget anjir. Mendingan gua pulang aja ah.

Kevin pun memakai tasnya kembali dan berjalan menuju pintu kelas. Tapi pada saat Kevin ingin memutar kenop pintu, ada yang memegang bahu Kevin, membuat Kevin kaget. Kevin tidak mau menatap ke belakang, karena pasti mereka masih pada natap gua. Kevin pun langsung memutar kenop pintu itu, dan

AlmondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang