I. First Time [Min Yoongi]

20.8K 746 91
                                    

"You may kiss the bride," aku menghembuskan napas lega. Aku dan Min Yoongi sudah sah menjadi sepasang suami istri.

Aku menatap Yoongi, ia tersenyum. Matanya memerah, menahan tangis. Dengan lembut ia menangkup kedua pipiku dan meciumku perlahan. "I love you."

"I love you, Yoongi."

Setelah acara yang melelahkan, keesokan harinya aku dan Yoongi langsung pergi menuju Jeju, berbulan madu tentu saja. "Lelah, baby?"

Aku menggeleng namun langsung bersandar di dadanya mencari kenyamanan. Aku tidak menyangka setelah beberapa lama bersembunyi dari publik tentang hubungan kami, akhirnya ia mau membukanya dan meresmikannya ke hadapan publik.

Aku merasakan Yoongi menciumi rambutku dan mengelusnya, "sleep tight, beautiful."

--

"WHOAAAA!" Hampir saja aku menjatuhkan semua barang bawaanku. Villa yang akan kami tinggali selama satu minggu sungguh indah, berada di pinggir pantai dan sepertinya private sekali.

Yoongi menciumku dan kami berdua masuk ke dalam villa pribadi miliknya. "Aku lapar."

"Istirahatlah, aku akan membuat sesuatu,"

Yoongi mengangguk dan membawa semua barang kami menuju kamar. Beranjak menuju dapur yang indah sekali, aku mulai membuat sesuatu untuk makan siang kami.

"Oppa, kemari!" Aku memberitahunya untuk menunggu sebentar.

Dengan malas aku membuka pakaianku dan menggantinya dengan salah satu hoodie milik Yoongi, dan itu sudah mencapai setengah pahaku. Karena gerah, aku malas memakai celana pendek dan membiarkannya.

Yoongi menatapku dengan aneh, hm apa aku terlihat aneh dengan hoodie-nya? "Oppa, apa tidak apa-apa aku menggunakan milikmu?"

Ia tersenyum, menarik bibirnya ke salah satu ujungnya, "sering-seringlah menggunakan pakaianku, kau terlihat sexy."

Blushed.

Yoongi sialan.

Aku tidak mau menatapnya, ia flirty sekali. "Ayo makan!"

--

Ini benar-benar awkward. Kami berdua duduk di ujung ranjang tanpa tahu ingin melakukan apa. Kemarin sepertinya kami terlalu lelah untuk memikirkan hal seperti ini jadi saat aku terbangun, aku baru sadar aku ada di pelukannya.

"(y/n),"

"Oppa,"

Kami mengatakannya bersamaan. Yoongi menatapku dengan nervous, uh oh, jantungku berdetak lebih kencang, 100 kali lebih kencang.

Ia memanggilku dan memindahkanku ke pangkuannya. Dengan pandangan memuja, ia mengusap bibirku pelan sekali, "May i?" aku mengangguk.

Ia menciumku dengan lembut, memperlakukanku seperti kaca yang akan retak bila ia bertindak gegabah. Yoongi menatapku dalam sekali, sambil terus menciumi-ku, ia tersenyum.

"Aku sudah menunggu lama sekali untuk ini, (y/n)."

Aku tidak tahu harus menjawab apa, aku hanya bisa menggigit bibirku karena ia sudah berpindah menciumi leherku sekarang.

"Oppa, ngh," itu terlepas begitu saja dari mulutku. Sial. Yoongi menggigit leherku beberapa kali, menyakitkan namun memabukkan.

"(y/n), you're so beautiful." Ia membuka hoodie yang terpasang di tubuhku, menyisakan bra dan underwear berwarna hitam polos.

Aku menyilangkan kedua tanganku di depan dada, takut ia tidak menyukainya dan malu sekali. "Kau malu?"

"Hmm,"

"Tidak apa, aku suamimu, Min (y/n)." Aku terbang mendengar kata-katanya. Yoongi menggeser kedua tanganku dan membuka clip bra yang berada di punggungku, membiarkannya jatuh sendirian.

Aku bisa melihat matanya memancarkan gairah, dan dengan tangan yang bergetar Yoongi mulai menyentuh payudaraku.

Meremasnya dengan kedua tangannya, lalu memberikan pijatan, dan menggigit kedua putingku, bergantian. Sialan. Sialan. "Min Yoongi, akh, please."

Ia mengangguk dan terus memainkan kedua payudaraku dengan lembut, kembali memberikan kiss mark di sekitarnya. Aku tidak tahan dan hanya bisa mendesah.

Setelah puas bermain dengan payudaraku, ia membalikkan tubuh kami, membuat aku berada di bawahnya. Lalu ia menciumi perutku dan menjilatnya hingga batas garis underwearku. Yoongi menggigit underwearku dan menariknya ke bawah dengan giginya sendiri. Yoongi lalu membawa kedua kakiku ke atas bahunya dan langsung berhadapan dengan milikku.

Ini yang pertama kalinya.

Aku bisa merasakan Yoongi menarik napas yang dalam dan membuka milikku dengan kedua jarinya. Kenapa enak sekali? Bahkan ia belum melakukan apapun.

"Kau sudah basah untukku, baby." Ia tertawa kecil, belum sempat aku menjawabnya ia sudah menjilat clitorisku.

Tidak. Ini terlalu asing untukku. Aku tidak bisa mendeskripsikan bagaimana rasanya, aku kejang.

"Ah, Oppa sakit," Rupanya ia memasukkan satu jarinya, mempersiapkan milikku dengan jarinya terlebih dahulu.

Ia menatapku dengan pandangan bersalah, "kau mau berhenti?" dia gila? ini terlalu enak untuk di hentikan, aku menggeleng.

"I want you, Yoongi." Ia tersenyum dan melanjutkannya. Mengeluar masukkan jarinya di dalamku, aku merasa ingin buang air kecil.

Aku menggigit bibir bawahku, takut membuat suasana menjadi tidak enak tapi aku ingin sekali buang air.

"Oppa, aku ingin buang air!" Sure, wajahku memerah. Memalukan.

Yoongi menatapku, lalu tertawa. "Tidak apa, orgasme-lah,"

"Hah?"

"Keluarkan saja," karena tidak tahan, aku mengeluarkannya. Aku akan meminta maaf nanti padanya.

Terengah-engah, aku menbuka mataku dan melihat Yoongi sedang membuka pakaiannya sendiri. Lalu menyiapkan dirinya untuk memasuki milikku. Wow, aku tidak tahu miliknya besar sekali.

"Kau yakin? Aku akan berhenti kalau kau belum siap, (y/n)."

Aku menggigit bibirku, dan mengangguk. "Lakukan, aku tidak apa-apa."

Yoongi perlahan memasuki milikku dengan miliknya. Aku mulai merasakan perih dan sakit yang bercampur menjadi satu. Aku sampai menangis. Dengan tidak sengaja, aku menempatkan kedua tanganku di punggungnya dan mencakarnya, mengalihkan rasa sakitnya.

"Aku tidak akan bergerak sebelum kau nyaman, beritahu aku, okay? Sekarang buatlah dirimu nyaman," ia mengecup dahiku sebentar lalu berpindah memainkan kedua payudaraku.

Aku bernapas dengan dalam, setelah merasa sakitnya agak berkurang aku memberinya tanda untuk bergerak. Yoongi mencium bibirku sekilas dan mulai bergerak.

"(y/n), akh, so tight."

Aku menggigit bibirku lagi, aku baru pernah merasakannya dan ini jauh lebih baik dari perkiraanku. "Yoongi, faster. Please!"

Tidak menjawab dengan bibirnya, ia langsung menaikkan irama gerakannya menjadi lebih cepat.

"Yoongi, aku ingin keluar lagi!"

"Bersama,"

Sama-sama terengah, kami mencari oksigen sebanyak-banyaknya. Yoongi berguling ke sampingku lalu menyelimuti tubuh kami berdua. "That was awesome, thank you."

Aku hanya mengangguk, dan masuk ke alam mimpi, terlalu lelah untuk menjawabnya.

--
ini jelek banget, aku tau ;")
kena writers block, sad banget.
So who's next? Dan ceritanya bakal sama tentang your first time with bias HEHE.
100 votes for next? deal! ;)

WILDEST DREAMSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang