Sweet Brunch [Kim Seokjin]

17.8K 683 55
                                    

"Jagiya! Tebak kenapa hari ini, pagi-pagi sekali aku sudah ada di apartement kita?"

Dengan malas dan masih mengantuk, aku tidak menghiraukan siapapun yang sedang bicara di sampingku saat ini. Kemarin aku baru tidur sekitar pukul 2 pagi karena aku merindukan pacarku, yang sedang sibuk merayakan tahun baru dengan schedule yang sangat sangat padat.

"Baby, wake up!" Seseorang menarik tanganku dari tempat tidur, siapa sih dia, mengganggu saja.

Aku melemparkan salah satu bantal ke arah siapapun itu yang sudah berani mengganggu tidur cantikku, "Wae? Jangan ganggu aku, siapapun kau! Aku baru tidur jam dua pagi karena berkencan dengan pacarku di telfon, understand?"

"YA! Wanita ini!" Dia belum menyerah juga, akhirnya dengan sangat-amat-terpaksa dan berjanji pada diri sendiri untuk memaki siapapun dia, aku membuka mataku.

Deg. Dan melihat the-most-handsome-person sedang berkacak pinggang. Kim Seokjin, my boyfriend. "Oppa!" Aku berlari ke arahnya, ingin memeluknya, tapi belum sempat memeluknya, ia menyentil dahiku dengan keras. "Aw? What The F..."

"Languange, miss."

"What the flower, hehe," Aku menyengir dan berlari memeluknya, mengangkat kedua kakiku ke pinggulnya, dengan tidak siap, Jin menggendongku dan tertawa.

"Oppa, maafkan aku, aku benar-benar mengantuk." Aku menguap lagi, dan menyandarkan kepalaku di bahunya yang oh-sungguh-lebar. Ia mengelus kepalaku pelan, lalu duduk di tempat tidur dan menaruhku di pangkuannya. Aku seperti koala.

Ia masih terus mengelus kepalaku membuatku semakin mengantuk, "Kenapa Oppa bisa kesini?"

"Aku mendapat satu hari libur tahun baru!"

WHOA! Aku menatapnya langsung, "Benarkah? Asyik!" Aku rindu sekali dengannya, sudah hampir dua bulan tidak bertemu.

Ia menciumku banyak kali di bibir, sepertinya ini akan menjadi hari paling baik di minggu ini, yeay! "Oppa, kau mau melakukan sesuatu hari ini?"

Ia berpikir, "Mm, memasak? menonton film?"

Aku mengangguk antusias. "Let's go!"

Aku menariknya untuk membuatkanku sarapan, iya aku bilang untuk membuatkanku. Karena ia jago sekali memasak, kalian tahu kan?

"Apa yang kau ingin makan, (y/n)?"

Aku berpikir, lalu melihat jam dinding. 11.00. Okay, waktu sarapan sudah lewat. "Oppa, jajangmyeonnn!" Aku bergelayutan di lengannya, ihiii! Bahunya makin lebar saja.

Ia tertawa kecil dan mengangguk. Mulai memotong bahan dan memasak. Aku hanya berdiam diri di belakangnya, aish, betapa aku merindukan laki-laki ini.

"Jagi, jika kau menatapku terus seperti itu, punggungku akan bolong," dia tertawa. Aku juga ikut tertawa, dengan seenaknya aku maju dan memberikannya back-hug.

"I miss you a lot, Oppa," aw. Aku bahkan ingin menangis.

Ia membalikan badannya, menghentikan sejenak acara memasaknya. Ia menangkup kedua pipiku dan mencium bibirku, pelan dan lama. "You don't know how much i miss you, kau tahu? Aku bahkan mengira diriku gila karena tidak bisa bertemu denganmu,"

Bilang aku gila, aku bahkan tidak sadar apa yang tanganku lakukan. Aku dengan sengaja memegang miliknya, dan meremasnya, ehe. "Holy shit (y/n), apa yang kau lakukan?"

Aku hanya tertawa.

Jin mengeluarkan smirk-nya dan mengangkatku lalu mendudukkanku di atas meja makan. "Aku akan menikmati brunch pertamaku di 2016. Great," Jin membuka kulkas dan memasukkan sesuatu di kantongnya. What is that?

Ia kembali dan langsung menciumku ganas, membuka pajamas bergambar Avengers milikku dan menidurkan-ku di atas meja makan. Membuka bra-ku, Jin bahkan tidak segan menelanjangiku langsung. Dengan senyum jahatnya ia mengeluarkan sesuatu dari kantong belakangnya.

Madu.

Sensasi dingin mulai menjamahi tubuhku, Jin menuangkan madunya di payudaraku, perut, dan bagian intimku. Shit shit shit, "Dingin, Oppa!"

"Kau akan merasa panas nanti, my sweet brunch."

Dengan sembarangan ia melempar botol madu yang habis hampir satu botolnya, dan mencium bibirku. Mengajak lidahku berperang menentukan dominannya, tentu saja ia menang. Memasuki mulutku dengan lidahnya, mengeksplor seluruh ruangannya, ia lalu berpindah menciumi daguku.

"Jangan memberi kiss marks, akh!"

"Who cares?" Dengan peringatan yang aku berikan, aku malah merasa Jin menggigit leherku dengan lebih buas, seperti vampire. Sure, akan banyak sekali kiss marks yang tertinggal.

Setelah puas memberi banyak kiss marks, ia berpindah menjilati madu yang sudah meleleh di payudaraku. Menghisap nipples-ku seperti bayi, memastikan tidak ada sisa madu di tubuhku.

"Mm," Jin bersuara sendiri saat menikmati milikku dengan lidahnya. Aku bergelinjang, tidak dapat menahan rasa geli, dingin, dan basah karena lidahnya.

"Jin Oppa, please," aku tidak tahu aku meminta apa darinya, aku ingin keluar, sekarang.

Ia mencium bibirku kilat, "Rasamu selalu seperti madu."

Aku berusaha menormalkan napasku. Setelah pelepasan hebat tadi, aku tidak bisa merasakan kakiku sekarang. Kulihat Jin sudah membuka semua bajunya, dan naked.

Dengan satu gerakan, ia menyatukan tubuh kami. "Jin, ah," aku hampir berteriak, karena ia kasar sekali. Jin tidak memberiku waktu untuk bernapas, ia bergerak dengan cepat, aku hampir gila.

"(y/n), so tight, ah," aku bisa mendengar desahan kami menjadi satu.

Sampai aku dan dia mendapat pelepasan yang sangat hebat, ia menggendongku menuju kamar mandi dan menyiram badanku yang baru terasa lengket sekarang.

"Ew, jorok sekali." Aku berkata sambil memutar kedua bola mataku. Ia tertawa dan menyabuni tubuhku dan tubuhnya. "Kau terlihat begitu manis, aku jadi tidak bisa menahannya,"

"Hm," aku memejamkan mataku, terlalu lelah untuk berbicara, membiarkan Jin memandikanku.

"Bangun, kau sudah bersih sekarang." Jin menyelimutiku dengan handuk dan mengulurkan tangannya, aku terlalu malas untuk bangun.

"Gendong!"

--
It's kinda long, right?😂
GUYS HAPPY NEW YEAAAAR! i hope you all will have an amazing year and be a better person!
who's next?
i love reading comments so please give me your vote and comments❤️

WILDEST DREAMSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang