Prolog

5.9K 311 18
                                    

"Yon Yon! Yonaa!" Teriak seseorang.

Wanita yang bernama Yona itu menoleh dengan kening berkerut. "Kenapa Lid?" Tanya Yona.

"Itu! Naomi. Ribut lagi Yon." Ucap Lidya panik.

Belum sempat Yona bertanya, Lidya langsung menarik tangan Yona untuk menuju tempat dimana wanita yang bernama Naomi itu ribut. Selama di koridor Yona bertanya-tanya, ribut dengan siapa lagi Naomi? Kenapa setiap hari bertengkar?

"Tuh. Liat." Lidya menunjuk ke arah gadis yang memiliki postur tubuh mungil tengah melemparkan pukulan pada laki-laki yang bisa dibilang berbadan besar.

Yona menepuk keningnya lalu mendekat ke arah Naomi. "Mi, Mi! Stop. Duh, lo tiap hari nyari ribut aja terus sampe lo dikeluarin untuk yang ke lima kalinya." Teriak Yona.

Naomi menoleh pada Yona lalu mendorong Yona untuk menjauh. "Gak usah ikut campur Yon, dia yang cari gara-gara sama gue. Gue harus hajar." Kata Naomi tidak mempedulikan ucapan Yona.

Naomi bersiap maju lagi untuk memukuli laki-laki yang sedari tadi ribut dengannya, namun tindakannya segera dihentikan oleh seorang guru cantik yang posturnya sama persis seperti Naomi. Jangan salah, walaupun dia kecil dia terkenal guru ter-killer di sekolah. Tatapannya tajam. Siapapun yang mendapatkan tatapan itu akan mati kutu. Tidak bisa berbuat apa-apa.

"SHINTA NAOMI!" Teriak guru itu.

Naomi menoleh pada guru yang memanggilnya lalu menghela napasnya. Ia melepaskan cengkraman di kerah baju laki-laki itu lalu mendorongnya untuk menjauh.

"Sudah berapa kali saya bilang jangan bertengkar!" Guru itu memandang keseliling. "Kalian ngapain? Ini bukan tontontonan. BUBAR!" Bentak guru itu dan seketika keadaan kantin menjadi sepi. Tinggal Naomi, Yona, Lidya dan laki-laki itu juga sudah kabur.

Guru yang diketahui bernama Melody itu menatap Naomi tajam, namun yang ditatap biasa-biasa saja. "Ke ruangan saya, sekarang!"

Setelah sepeninggalan Bu Melody, Naomi langsung duduk di salah satu kursi kantin dan mengambil air mineral yang sudah tersedia di atas meja lalu meneguknya. Lidya dan Yona ikut duduk di depan Naomi.

"Kenapa?" Tanya Naomi bingung karena Yona dan Lidya menatapnya geram.

"Denger ya Naomi, lo boleh nakal gini. Cuma di luar sekolah aja." Ucap Yona membuka suara. "Kita berdua sama kayak lo. Sama-sama nakal, suka tawuran, tapi bukan di sekolah Mi." Sambung Lidya.

"Lidya, Yona, gue nggak akan kasih dia pelajaran kalo dia nggak songong sama gue. Oke? Lo tenang aja." Jawab Naomi santai.

"Ya udah, sekarang sana turutin perintah Bu Melody. Ke ruangannya." Perintah Yona.

Namun, Naomi tidak akan pernah pergi kesana walaupun di paksa seperti apapun, ia tidak akan pernah. Ia akan melosokan diri dengan kabur dari sekolah atau bersembunyi di kelas dan memerintahkan kepada siswa untuk tidak memberitahu di mana dia berada.

"Gak usah macem-macem. Gue tau lo mau kabur. Ya kan?" Tebak Lidya.

Naomi menghela napasnya lalu menopang dagunya. "Lidya, Yona. Kalian sayang kan sama gue? Please, gak usah cegah gue buat kabur. Oke?" Ucap Naomi sambil memasang muka melas.

Yona memutar bola matanya. "Gak usah sok melas begitu kampret. Lu nggak pantes. Serius."

"Yayaya? Gue mau kabur!" Pinta Naomi.

Akhirnya Yona dan Lidya hanya bisa diam. Naomi tidak bisa di kekang. Semakin ia dikekang, ia akan semakin memberontak. Bahkan ia bisa melakukan hal gila sekalipun.

"Kapan ya dia bisa berubah?" Tanya Yona pada Lidya.

"Mungkin setelah dia ketemu sama orang yang baik." Jawab Lidya sambil mengedipkan sebelah matanya.

*****

When Bad Meet Good [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang