SEMBILAN

2.4K 120 10
                                    

Pandangan Al perlahan mulai jelas. Dia mencoba mengatur napas. Dengan perlahan, dia melihat sekeliling.

Hebat! Sekarang dia tidak lagi berada di kantin sekolah, tetapi di hutan. Dia bahkan tidak sadar jika dia sudah pergi sejauh ini. Dengan satu gerakan cepat Al menghentikan langkahnya, karena dia melihat darah di mana-mana. Bahkan di bajunya. Dan di hadapan Al tergeletak dua bangkai kucing liar.

Refleks, dia berjalan mundur menjauhi bangkai-bangkai itu. Tapi kakinya menginjak sesuatu yang membuat Al menghentikan langkahnya lagi. Perlahan, Al merundukkan kepalanya ke bawah. Ternyata Al menginjak bangkai tupai.

Al tidak menyangka jika dirinya bisa-bisanya memburu binatang-binatang itu tanpa sadar. Dia belum pernah berburu dengan hanya mengandalkan instingnya sebagai predator dan mematikan semua indranya sejak pindah ke Perancis.

Ini gila! Kenapa tidak ada mencegahku? Aku bisa saja membunuh seseorang! Al membatin tidak percaya.

Tiba-tiba Al mendengar suara ranting patah di belakangnya.

Al langsung melesat ke belakang pohon. Bersembunyi. Mungkin saja itu vopiscus yang mempermainkan pikirannya di kantin sekolah tadi.

"Al, aku tahu kau bersembunyi di balik pohon itu. Ayo cepat keluar!" Ternyata hanya Zudith.

"Aku kira kalian semua sudah meninggalkanku karena jijik melihat sifat monsterku hampir seharian ini," ucap Alasal bunyi, seperti biasanya. Hanya saja, kali ini ada nada sarkasme yang membuat Zudith meringis.

"Sorry Al. Kami bukannya membiarkanmu begitu saja. Tapi memang kenyataannya kau tidak melakukan apa-apa. Kami mengikutimu. Tapi kau tidak menghiraukan kami."

"Kau hanya terus berlari. Dan begitu kau sampai di hutan, dua ekor kucing liar mengalihkan perhatianmu. Kau kemudian menghisap darah mereka sampai kering."

"Tapi sepertinya dua ekor kucing saja tidak cukup bagimu. Kau lalu memburu tupai kecil itu. Rick dan Désireé memutuskan untuk kembali pulang dan memberitahu Ayah tentang apa yang terjadi padamu."

Zudith sepertinya benar-benar merasakan kegelisahan Al juga.

"Zudith, apa menurutmu Ayah akan membantu kita untuk melindungi Lily? Kau tahu sendiri kalau salah satu prioritas dalam hidup Ayah adalah rasa aman dari kejaran vopiscus. Jika ada sesuatu atau seseorang yang membuat vopiscus bisa mengetahui keberadaan kita, Ayah pasti akan menyuruh kita untuk pergi menjauh dan melupakan apa yang kita tinggalkan."

Al terlihat frustasi.

Zudith tidak terlihat jauh lebih baik.

"Tidak ada salahnya meminta bantuan Ayah, Al."

"Demi apa pun, semoga saja kau benar Zudith," ucap Al penuh harap. Membuat Zudith tersenyum simpul.

"Ayah dan yang lainnya mungkin akan sampai di sini sekitar tujuh menit lagi. Setidaknya ganti bajumu itu dengan kaos ini sebelum mereka sampai," kata Zudith seraya mengeluarkan kaos hitam polos dari dalam tasnya, lalu melemparkan kaos itu tepat ke arah wajah Al.

It's a good thing Al mempunyai relfeks yang bagus, sehingga dia bisa meraih kaos itu dengan mudah. Al lalu bersembunyi lagi di balik pohon. Kali ini untuk mengganti pakaian.

"Cepat Al! mereka sudah dekat!"

Al memutar bola matanya sambil menggerutu pelan.

Ketika dia keluar dari 'tempat persembunyiannya', Zudith sedang memusatkan perhatiannya ke arah utara. Menunggu.

"Zudith, bagaimana penampilanku sekarang?" Dengan enggan Zudith memerhatikan penampilan Al sekilas.

"Oke," jawabnya singkat, padat dan jelas.

"Tidak ada darah kering di wajahku?" Al bertanya lagi.

"Nope."

Al mengangguk puas. Setidaknya dia bisa berpenampilan normal di depan ayah mereka berkat Zudith.

"Lebih baik kita yang menghampiri mereka, Al," Zudith akhirnya memutuskan. Dia terlihat sudah tidak sabar lagi.

"Ide yang bagus. Kau jalan dulu, Zudith. Aku akan ada tepat di belakangmu,"

Mereka berdua lalu melesat di dalam hutan, mengikuti bau yang ayah mereka tinggalkan. Bau Andreas memang lebih tajam daripada mereka, anak-anaknya.

"Ayah!" Al dan Zudith berseru bersamaan saat mereka berdua meliahat beberapa siluet mendekat.

Tunggu dulu! Ini bukan bau Ayah! Ini hanya bau yang mirip dengan Ayah. Ada apa ini?

"Zudith Ke—"

"AL! DI BELANKANGMU!"

THE GUARDIAN ANGEL ¦¦ PUBLISHED IN A BOOK ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang