XII. t r u t h

14K 1.9K 76
                                    

t r u t h
The state or quality of being true to someone or something.

"Anna. Apa kau baik-baik saja?" Apa dia baik-baik saja? Savannah tidak tau. Bahkan dia sendiri tidak tau apakah dia baik-baik saja, semua ini terasa begitu berlebihan dan terlalu cepat untuknya.

Savannah dan Kade bertemu pertama kali pada salah satu acara amal yang diadakan keluarga Kade. Pria itu selalu terlihat lebih menonjol dibanding yang lainnya. Cara Kade tersenyum, caranya tertawa atau caranya berbicara selalu membuat orang-orang yang di sekitarnya terpesona, termasuk Savannah. Yang membedakan Savannah dan gadis lain pada saat itu hanyalah, Savannah bisa membuat Kade Bretton berpaling kepadanya.

Semuanya tidak berlangsung semudah yang bisa di bayangkan, mereka terlihat sempurna. Tidak ada orang lain yang mengira kalau Savannah menyimpan luka di hatinya atau suatu hari nanti Kade akan menjadi orang pertama yang benar-benar berusaha menghancurkan benteng yang wanita itu bangun dan berusaha memperbaikinya kembali sekaligus merusaknya pada saat yang bersamaan. Savannah tidak tau kalau mencintai seseorang akan menjadi sesulit dan sesakit ini, terutama bila ia sudah memiliki luka lain yang belum sembuh sebelumnya.

Savannah terdiam dan hanya menggeleng sesaat. Ia kembali menempelkan wajahnya di jendela kaca yang dingin. Mereka baru saja melalui salah satu pom bensin yang menjual kopi murahan yang rasanya seperti air. Savannah tidak menyadari kalau Lockport ternyata lebih jauh dari yang ia bayangkan.

"Sebentar lagi kita tiba di New York." Kade melirik ke arah Savannah dan mengembalikan pandangannya ke arah jalanan yang licin dan bersalju akibat salju semalam.

"Hm." Savannah bergumam pelan.

"Apa ini yang benar-benar kau inginkan, Savannah?"

"Ini yang aku inginkan, Kade." Savannah kembali bergumam. Dia sudah lelah berlari dari semua masalahnya, jadi kini yang ia inginkan adalah kebenaran dan ia akan memulainya kembali ke titik awal semua permasalahan itu bermula. Kembali ke lima belas tahun yang lalu, ke luka lamanya yang paling menyakitkan. Katherine dan New York.

***

Ponselnya atau lebih tepatnya ponsel milik Danny bergetar sejak ia meninggalkan Lockport. Savannah hanya bisa mendesah lega ketika akhirnya ia memutuskan untuk mematikan ponselnya agar ia bisa beristirahat sepanjang perjalanan.

Jejeran gedung-gedung tinggi ketika mereka keluar dari jalan tol dan memasuki pusat kota New York membawa kenangan sendiri bagi Savannah. Suara klakson dan umpatan para pejalan kaki di tengah salju yang licin terasa asing bagi Savannah yang mulai terbiasa dengan ketenangan yang di tawarkan Lockport.

Savannah kembali menyalakan ponselnya dan melihat beberapa pesan dan misscall yang masuk. Sebagian dari Theo sementara sisanya dari Danny. Savannah memutuskan untuk menghindari Theo terlebih dahulu saat ini dan segera menghubungi Danny, pria itu mungkin punya penjelasan untuknya.

"Savannah."

"Danny." Kade melirik sesaat ke arah Savannah saat wanita itu mengucapkan nama Danny, rahangnya mengeras, buku-buku jarinya memutih tetapi dia tidak mengatakan sepatah kata pun dan terus menyetir dalam diam.

"Aku memberimu waktu. Kurasa sekarang saat yang tepat."

"Kau benar. Terima kasih." Savannah menggigit bibirnya gelisah. Apakah dia sudah siap mengetahui kebenarannya sekarang?

"Kau akan kembali ke rumah orang tuamu?"

"Tidak, aku.. Aku tidak tau, Dan."

tranquility | ✓Where stories live. Discover now