VIII. c r a z y

16.9K 1.9K 45
                                    

c r a z y
Out of control


Ini gila. Gila. Gila. Gila. Savannah tidak percaya dengan apa yang terjadi saat ini. Theodore Jaxon Ruthbone, rekan kerjanya yang menyebalkan menciumnya. Menciumnya! Demi Tuhan. Bila itu tidak cukup mengagetkan, perlu ditambahkan lagi bila pria itu tengah menciumnya di ruang kerjanya. Bagaimana kalau James tiba? Oh tidak, bagaimana kalau Emma datang tiba-tiba atau mengetuk pintu ruang kerja Theo? Bagaimana kalau..

Segala jenis kemungkinan yang kini terbayang di pikiran Savannah terpaksa harus berhenti sejenak ketika Theo menarik punggungnya mendekat hingga tidak ada jarak diantara mereka selain tangan Savannah yang mendorong dada Theo, memaksa pria itu mundur sejenak sebelum menarik kedua tangan Savannah yang berada di dadanya dan menguncinya di balik punggung wanita itu. Membuat setumpuk kertas berisi informasi pasien jatuh berantakan.

"Ini salah." Savannah bergumam lirih ketika Theo sibuk menciumi rahangnya hingga turun ke tulang selangkanya. Bayangan Kade terlintas di benaknya. Ketika pria itu menciumnya dan mengatakan kalau dialah satu-satunya. Mengingat kalau beberapa minggu lalu dia masih berstatus tunangan Kade dan hampir saja menikah dengan pria itu, mencium pria lain terasa sangat salah di benaknya. Bagaimana mungkin ia bisa mencium pria lain bila hubungannya dan Kade belum bisa dikatakan benar-benar berakhir? Belum. "Theo!" Savannah menyentak tangan Theo yang mengunci kedua tangannya di punggung dan menatap pria itu dengan mata yang berkilat marah.

"Ada apa, Anna? Bukankah ini yang kau inginkan?" Theo mengusap bibir Savannah yang membengkak dan memerah akibat ciumannya.

"Brengsek." Savannah menepis tangan Theo yang bermain-main sesaat di bibirnya dan menatap pria itu dengan amarah yang tidak lagi ia tahan.

"Kau memanfaatkanku. Aku memanfaatkanmu. Apa bedanya?" Theo memiringkan wajahnya, menatap helaian rambut Savannah yang jatuh berantakan. Wanita ini bisa saja menjadi elegan seperti kucing atau berbahaya seperti leopard. Sangat berbahaya, Theo bergumam di dalam hati.

"Apa maksudmu?"

"Kau memanfaatkanku. Menciumku hanya untuk tau apakah kau benar-benar mencintai tunanganmu atau tidak." Theo memperhatikan wajah Savannah yang memerah menahan amarah yang siap meledak. "Apa bedanya kau dengannya, Anna? Dia berselingkuh dengan sahabatmu sementara kau berada disini, lari darinya. Dan mencium pria asing yang sama sekali tidak kau kenal." Theo tau suatu hari nanti dia akan menyesali ini. Tapi benar kata Savannah, ini salah. Dan seberapa besarnya ia tergoda dengan wanita yang berada di hadapannya ini, Theo harus menahan dirinya.

Savannah tidak mengatakan apapun ketika ia menampar wajah pria itu. Theo memang menyebalkan bahkan mungkin lebih dari menyebalkan, pria itu brengsek. Berani-beraninya ia mengingatkan Savannah kembali dengan apa yang terjadi di New York.

Kade dan Theo memang tidak jauh berbeda. Mereka sama-sama brengsek. Savannah menutup matanya yang tiba-tiba terasa memanas. Mengingat Kade membuat hatinya terasa seperti diremas dan ditusuk-tusuk ribuan jarum. Pedih dan menyakitkan. Karena dalam hati ia tau, Kade berselingkuh darinya bukanlah bagian yang paling menyakitkan. Bagian yang paling menyakitkan adalah ketika Kade menyelingkuhinya bahkan saat pria itu tau dengan apa yang terjadi diantara kedua orang tuanya. Dan bagaimana perselingkuhan ayahnya hanya membawa trauma didalam dirinya. Saat ini yang Theo lakukan hanyalah menabur garam di lukanya yang sudah lama menganga dan tidak kunjung sembuh.

Theo menatap Savannah dengan raut wajah tidak percaya. Ia tau wanita itu akan menamparnya dan mungkin juga menyiramnya dengan air bila saja ada gelas berisi air di dekatnya. Hal-hal klasik yang biasa dilakukan wanita ketika sedang marah. Tetapi Theo tidak menyangka bila Savannah akan menangis atau setidaknya hampir menangis. Wajah wanita itu memerah dan Theo segera menyesali setiap ucapan yang ia keluarkan. Seharusnya ia tidak menyinggung tunangan wanita itu. Hell. Seharusnya ia tidak mendengarkan Savannah. Teori konyol bullshit yang benar-benar konyol. Wanita itu jelas-jelas masih mencintai tunangannya. Ia tidak membutuhkan pembuktian. "Savannah."

tranquility | ✓Where stories live. Discover now