"Iya Laura aku sudah berada di sini." jawabku sambil melirik pria tampan di sana.

Arrgh aku tahu tatapan mupeng itu. Dasar pria semua sama saja.

"Lo bisa menjauh sejenak nggak Mun dari Rezky." perintah Laura diseberang sana. Aku mematuhi perintahnya.

"Gue ko nggak tenang yah nyerahin lo sama Rezky. Gue takut lo salah faham. Abis gimana lagi gue udah mepet banget. Intinya gini aja deh gue akan bilang sama Rezky kalo lo bukan cewe panggilan kaya gue."

"Hmm.. Hmm.." jawabku bingung.

Apa cewek panggilan?

"Ayolah Mun lo tolong gue, anggap aja ini fun sesaat. Secara lo kan lagi jomblo. Emangnya lo nggak kangen begituan. Gue yakin rasa Rezky beda dari semua mantan-mantan lo."

Tunggu, begituan?

"APA?" tanpa sadar aku berteriak kencang menggelegar seantero jagat ruangan pria tampan ini. Mirip siapa sih dia? Oke Muna fokus sekarang masalahnya beda lagi.

"Jadi maksud lo tugas gue harus itu?" tanpa malu aku menatap dirinya tapi fokusku malah ke arah bawahnya. Sesuatu yang meronta itu terlihat memanggilku.

Muna kenapa kamu jadi mesum.
Oh kejadian apa ini? Belum lagi kejadian selanjutnya. Hidupku sungguh pelik. Jadi daritadi si pria ini anggap aku wanita panggilan?

"Muna? Kasih telephone ini ke Rezky dong! MUNAAA..!" mendadak aku demam panggung apa malam ini aku sudah tidak suci lagi. Bagaimana kalo aku hamil, lalu ia tidak mau bertanggung jawab. Tapi aku tetap akan mempertahankan anak ini. Biarkan jalan hidupku tersayat yang penting anakku aman.

Nak maafkan mama.

Eh Muna disodok aje belum. Lo malu-maluin gue. Muna negatif tersinggung ini. Lebay, keluarkan aku dari jiwamu. Aku malu jadi Muna negatif.

"Munaa.." kesadaranku kembali ke dunia nyata yang kejam ini. Aku berada di sarang penyamun cinta.

Jiaaahhh.., bahasa lo Muna.

"Hei kamu kenapa?" ampuni aku kenapa pria ini tiba-tiba ada di hadapanku. Dia sedang melihat perutku yang tanpa sadar aku raba dalam perjalanan dunia khayalku.

"Perut kamu sakit?" aku mengangguk.

Calon anak kita ada di sini. Dasar pria tidak bertanggung jawab. Eh apaan sih kenapa gue jadi ngelantur.

Oke Muna negatif tidurlah. Kali ini tidak akan aku biarkan aura mu merasuki diriku.

"Muna maafin gue kalo lo jadi tegang. Percaya sama gue Rezky pria berbeda. Gue yakin rasa mantan-mantan lo bisa hilang. Sentuhan Rezky lain dari yang lain." Laura kamu tidak mengerti aku tidak berpengalaman. Ah ini Rezky kenapa malah nempel ke aku. Pake acara ngendus-ngendus wangi rambutku lagi.

Tenang Muna jangan panik.

"Coba dari tadi kamu diam seperti ini, kepalaku tidak akan pusing." bisiknya lembut sensasi menggodanya terlihat. Ini mirip iklan parfume.

"Muna kasih ponselnya ke Rezky!"

"Ini Laura mau bicara. Aku permisi ke kamar mandi." setelah ku berikan ponselku secepat kilat aku bersembunyi di kamar mandi dekat pantry.

Bonus Palsu Where stories live. Discover now