Prolog

106K 7.2K 222
                                    

Sejatinya, menikah seperti menaiki Roller Coaster.
Mulai dengan berdebar-debar.
Lebur bersama perasaan setengah takut setengah tertantang. Setengah ragu setengah yakin.
Ditarik naik menyentuh langit, terseret turun menghantam bumi.

Pilihanmu dua fase:
Teriak-tertawa-nikmati-lega-mengulang.

Ataukah,

Teriak - takut - menangis - jera - berhenti.

.
.
.
.



》 SOSOK 《

Angkasa Gebintang

Ada orang yang tidak ditakdirkan untuk menjadi akhir yang indah bagimu. Mereka mungkin hanya mampir sebentar, lalu pergi setelah memberimu sedikit kenangan.

Dan, dia melakukannya. Datang lalu menawariku sebuah ikatan sesakral pernikahan yang aku sambut dengan kata 'Ya'. Walaupun pada akhirnya, aku tahu dia tidak benar-benar tulus mengikatku.

Namun, semua peran dari drama yang ditawarinya akan kumainkan dengan baik sesuai alur yang diaturnya sendiri.

Traymond Kaffiar Chanzu

Pernikahan itu sesuatu yang tidak akan pernah kaupahami bagaimanapun usahamu untuk memahaminya. Analogiku sederhana: menikah seperti kau mencintai dirimu, kau akan menyukai salah satu dari bagian tubuhmu lebih dari apa pun. Namun, tetap ada bagian lain yang tidak kausukai. Dan, seberapa bencinya kau terhadap bagian itu, kau tetap harus menerimanya sebagai tubuhmu yang utuh.

Atau bagaimana jika kita menyebutnya heroin? Menjanjikan kesenangan namun memberimu efek candu dan ketergantungan yang berbahaya. Kompromi berlebihan, toleransi, sakit, cinta? Ah, aku tidak yakin cinta bisa bertahan dalam suatu pernikahan lebih dari tiga tahun.

Terlalu sulit untukku meresapi nilai sakral dari pernikahan itu sendiri. Jadi, sederhananya, pernikahan menurut versiku hanyalah terlihat seperti seks yang dilegalisasi di hadapan Tuhan. selanjutnya kalian akan seperti barang yang diberi lebel. Sebagus apa pun dirimu, sekuat apa pun kau dilirik, bahkan disukai orang, kau tetaplah berlebel 'kepunyaan orang' dan aku benci itu! Aku benci merasa dimiliki, aku benci keterikatan, aku benci pada janji!

Tapi, aku rasa perlu tahu dan merasakan sendiri bagaimana rasanya pernikahan? Bagaimana rasanya memainkan peran sebagai suami? Dan bagaimana rasanya dimiliki? Agar aku punya alasan untuk hidup sebagai manusia pertama yang mungkin dengan tegas menolak konsep menikah.

Ya, kutegaskan sekali lagi, AKU BUKAN JENIS YANG MENIKAH! Ini... hanya simulasi untukku.

The Marriage Roller CoasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang