Kiki sepertinya tau Aldi sedang banyak masalah karena cowok itu langsung mengamati wajah nelangsa Aldi.

"Kenapa lo? Kusut amat kayak yang abis dapet nilai E aja," ujar Kiki bingung.

Aldi menunduk, mengacak-acak rambutnya. "Ini lebih parah dari itu."

"Terus, lo kenapa?" tanya Kiki, mengernyit bingung.

"Masa, ya," Aldi memelankan suaranya, membuat Kiki nyaris tidak mendengar. "Kemarin malem gue nyium Salsha."

Kiki hanya ber-oh ria sebelum membelalakan matanya dan berseru kencang. "ANJIR?"

Kiki menatap Aldi seolah cowok itu gila telah melakukan hal itu. Apalagi pada Salsha. Cewek yang baginya adalah rivalnya sekaligus yang diincar Bastian, sahabat mereka.

"Goblok banget gak sih?" tanya Aldi sambil meringis. "Dan lo tau, dulu gue juga sempet nyium dia. Tapi, itu gak sengaja. Bener-bener gak sengaja."

"Jadi...," Kiki semakin melotot, sampai sampai Aldi takut mata itu akan melompat keluar. "Dua kali?"

Aldi mengangguk, mengacak-acak rambutnya lagi. "Dan gue masih mikir kalo kelakuan gue ke dia bukan sesuatu yang salah. Malah sewajarnya."

"Di," ujar Kiki dengan mata serius. Ia menatap sahabatnya intens. "Lo nggak mungkin suka Salsha 'kan?"

Aldi terdiam beberapa saat. Suka? Pada Salsha? Tidak. Tidak mungkin Aldi suka pada cewek jutek dan tukang iri macam Salsha. Tidak mungkin juga Aldi punya pikiran seperti itu. Salsha yang menyebalkan, galak, cerewet, dan menurutnya attention seeker.

Tapi itu pemikiran Aldi terhadap Salsha yang dulu. Dulu saat Salsha pertama kali masuk sekolah ini dan perhatian semua murid BP teralih pada cewek itu. Dulu saat dirinya duduk di depan Salsha dan cewek itu selalu menendang kursinya atau menusuk punggungnya dengan jangka kala ia melakukan hal aneh. Dan selama itu pula, perdebatan dan pertengkaran sering terjadi di antara mereka berdua.

Yang Aldi tidak sadar, selama ini pulalah dia telah mengenal Salsha lebih jauh, mempelajarinya.

"Nggak. Gue nggak mungkin suka dia," ujar Aldi lempeng sembari mengenyahkan pikiran-pikiran busuk tadi.

Kiki tersenyum miring seraya berdiri dan mengambil bola basket yang ada di keranjang. "Jangan pernah bohongin perasaan lo sendiri, Di."

"Tapi, Bang," elak Aldi, menangkap bola yang di lempar sahabatnya. "Gue bener-bener gak suka Salsha."

"Terus, kenapa lo cium dia?"

Skak mat .....

★★★

"Hai," sapa cowok itu semangat seraya melambaikan tangannya.

Salsha mendongak, lalu tersenyum kecil melihat Aldi di sana, bersandar pada salah satu rak buku.

Cowok itu berjalan dan duduk tepat di kursi yang berada di sebelah Salsha. Lalu cewek itu menggeserkan kursinya, menjauh dari Aldi. Dengan sedikit rasa jengkel, Aldi ikut menggeserkan kursinya. Kemudian, seolah di komando, Salsha menggeserkan kursinya lagi. Begitu seterusnya hingga Aldi mendengus kesal.

UnobtainableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang