"Ini pada kenapa?" kami semua menoleh keasal suara, dia terlihat bingung.

"Minggir Dell, gue mau duduk disitu?" ucapnya seraya menarik lengan Della.

"Gue sudah lengket sama nih kursi malah lu suruh pindah, enda mau ah gue" ucap Della.

"Lu mau ditraktir atau nggak?".

"Maulah".

"Ya udah pindah sana" Della menurut lalu duduk disebelah Arisa.

"Kamu sudah pesan?" tanyanya dengan suara yang lembut tak lupa dia tersenyum padaku.

"Ish, pas sama Aya aja bicaranya kaya putri keraton nah pas sama gue kaya orang kuli bangunan teriak teriak gitu".

"Aw" pekik Della.

"Kamu kenapa Dell?" tanyaku khawatir, dia menggeleng.

"Jadi kamu sudah pesan atau mau pesan lagi?" aku berbalik menatap Yana dan menggelengkan kepalaku.

Tanpa sengaja saat aku melihat Yana aku juga melihatnya yang kebetulan melihatku.

Dia menggerakkan mulutnya dengan cepat tanpa mengeluarkan suara apapun.

P.E.R.I.K.S.A P.O.N.S.E.L M.U

Aku mengangguk lalu mengambil ponselku didalam tas dan ada pesan masuk darinya.

"Kamu sedang apa disana?".

"Cuma berbicara tentang liburan".

"Liburan?".

"Ya, rencananya kami mau berlibur bareng di villa Yana".

Setelah itu tak ada balasan darinya, aku kembali melirik ketempatnya dan dia sudah tak ada disitu yang ada disana cuma seorang pelayan yang membersihkan mejanya.

Aduh, ini bukan saatnya aku memikirkan apa alasannya, yang sekarang kulakukan adalah bagaimana kabur dari sini.

Kabur? Apa kau lupa kalau itu tidak mungkin karena rumahnya ini sudah kaya penjara yang dipenuhi jeruji besi, orang kaya sangat menyeramkan.

Cklek. Kuarahkan kepalaku ke pintu kamar mandi, dia hanya berjalan lurus menuju ketempat duduknya yang suka digunakan saat membaca novel, kurasa dia sangat menyukai spot itu.

Tanpa mempedulikanku dia meminum secangkir tehnya yang sudah agak dingin, tak seperti saat bu Ranta membawakannya dengan kepulan asap yang masih disekitar cangkir itu.

Dengan tenangnya dia membaca novel horornya itu, bukannya menjelaskan padaku kenapa aku ada disini dia malah sibuk dengan novelnya.

Saat dia membaca novel, dia akan fokus pada bacaannya, larut dalam kata-kata yang merangkai menjadi kalimat lalu membayangkannya padahal lebih seru jika membaca komik banyak gambar, tulisan sedikit, dan lebih penting mudah dimengerti.

Setahun ini aku mengenalnya, aku tak terlalu mengerti dalam hidupnya, yang kutau dia sangat suka membaca novel, egois, cuek, pemaksa, cantik, jenius cuma itu tak lebih aku bahkan tak tau dia jurusan apa, kenapa menyuruhku menjadi gurunya yang notebanenya dia lebih tua dariku padahal dia yang lebih berpengalaman tentang ilmu, selama setahun ini aku tak pernah mengetahuinya.

Oh ya memikirkan dirinya hampir membuatku lupa kalau hari ini aku akan pergi ke villa Yana, mereka pasti menungguku, aku harus memberitau tapi kemana perginya ponsel ku?

"Kamu cari apa?".

"Ponsel" jawabku lalu memeriksa setiap kantung pakaianku bahkan aku memeriksa kasur miliknya.

Key And YouWhere stories live. Discover now