LOtS (9)

38.2K 3.1K 162
                                    

Sisi memandang sekolah barunya, sekolah Putera Negara. Terpaksa Sisi mau masuk kesekolah ini. Meskipun harus bertemu dengan Digo, Sisi harus tak pedulikan semua itu. Lagipula kalau tak sekolah Sisi mau apa dirumah? Meskipun harta kekayaannya berlimpah tanpa pendidikan rasanya Sisi makin tak ada gunanya. Setidaknya dengan sekolah dia memiliki teman bergaul seusianya, tidak hanya bergaul dengan Bibi Joana dirumah.

Kelasnya riuh ketika dia mengikuti kepala sekolah untuk diperkenalkan pada teman-teman sekelas. Suit-suit nakal dari cowok-cowok dikelasnya membuat Sisi tersenyum saja. Dia duduk dikursi agak tengah. Dibelakang dan didepannya cowok dan dikiri dan kanannya cewek. Mereka kelihatan welcome dan baik-baik.

"Haii, Gw Dinda, salam kenal ya..."

Sisi menyambut uluran tangan Dinda yang ada disebelah kanannya.

"Gw Sisi, salam kenal..."

Dinda tersenyum. Melihat senyum tulusnya Sepertinya Dinda akan menjadi teman baik pertamanya disekolah ini.

***

"Jadi lo murid baru yang diributkan?? Hmmm..." Sisi mendongakkan wajah dari bakso yang sedang dinikmatinya dikantin sekolah dengan Dinda dihadapannya. Dilihatnya Fika berdiri dengan tangan dipinggang seperti mengajak perang.

Sisi mencoba tak menghiraukan dan kembali menikmati baksonya. Dia sedang malas ribut. Baru juga hari pertama masuk, kalau terjadi keributan bisa-bisa image-nya langsung jelek.

"Heii penikung, gw ngomong sama lo!!" Fika menggebrak meja membuat mangkok bakso didepan Sisi sedikit goyang dan memercikkan kuah bakso kebaju putih Sisi. Sisi berpandangan dengan Dinda.

"Ngapain sih lo, orang gak gangguin lo juga..." Dinda akhirnya membuka suara.

"Lo jangan ikut campur, urusan gw sama perek ini!!" Fika menunjuk wajah Sisi. Sisi melihat kesekeliling dengan sudut matanya, semua orang dikantin kini menatap kearah mereka.

" Din, kita balik kelas aja, yuk...." Sisi berdiri dari duduknya. Sisi menahan diri agar tangannya tak melayang kewajah cewek didepannya. Dinda ikut berdiri.

Byurrr...

Mata Sisi reflex tertutup ketika siraman air membasahi wajahnya.

"Apaan sih lo.." Sekali lagi Dinda yang tak tahan untuk terus berdiam dirii. Sisi melangkahkan kakinya dan sekarang berhadapan dengan Fika yang melotot padanya.

"Apa mau lo?" Akhirnya Sisi meladeni Fika meskipun sebenarnya Sisi malas.

"Mau gw, Lo jauhin Digo," Fika menunjuk wajah Sisi.

"Yang dekat sama Digo siapa?" Sisi bertanya sinis.

"Jangan Muna lo.." Tangan Fika menjambak rambut Sisi. Sisi meringis dan berusaha melepaskan rambutnya dari genggaman Fika, agak sulit tetapi untung bisa terlepas dan secepat kilat kaki Sisi mengait kaki Fika yang langsung terjatuh dilantai.

"Lo lupa, gw bukan cewek lemah, jangan sekali-sekali lagi gangguin gw..." Sisi menunduk mendorong bahu Fika, meraih botol air mineral yang disiramkan kewajahnya tadi dan melemparkannya pada Fika.

"Nih Minum, atau cuci muka lo sendiri biar malunya hilang...!" Sisi melemparkan botol air mineralnya pada Fika. Seisi kantin menahan senyum melihat kejadian itu. Fika berdiri dan mengepalkan tangannya. Sebenarnya Sisi kurang puas membanting cewek didepannya tadi. Tapi dia tak ingin menimbulkan keributan yang lebih parah disekolah barunya.

***

Sisi melangkah menuju keluar sekolah dengan wajah menunduk. Tubuhnya terasa lemas. Tadi makan dikantin terganggu, akhirnya turun main kedua Sisi malas kekantin makanya tubuhnya jadi lemas. Dinda tadi seusai jam pelajaran dipanggil keruang kepala sekolah, jadinya keluarnya tidak berbarengan. Hari ini tadi Sisi diantar dan akan dijemput Adit. Sisi sedang melihat situasi sekolah dulu, dimana toilet, dimana parkiran, dan bagaimana kondisinya. Jadi rencananya kalau sekarang sudah faham kondisinya baru besok dia akan naik motor sendiri.

LOVe On The StreetOnde as histórias ganham vida. Descobre agora