LOtS (2)

34.5K 3.4K 127
                                    

Rumah besar dan mewah, rasanya tak ada artinya kalau tanpa penghuni. Lihatlah kolam renang yang ada disamping rumah. Airnya tenang tanda tak pernah ada yang berenang disana. Mungkin Barangkali si Joana saja yang pernah berenang dengan kondenya. Sisi terkikik sendiri teringat Joana berenang pakai konde. Sisi lebih senang menyebutnya berkonde melihat rambutnya yang selalu digulung rapi menggunakan sirkam. Joana seperti pembantu ditelenovela aja, berbaju seragam dengan wajah yang kaku. Si Killer kalau Sisi menyebutnya.

"Bibi Joanaaaaa......." Teriakan Sisi ditengah rumah besarnya benar-benar menggema karna ruangan yang luas. Tergopoh Bibi Joana menghampiri Sisi yang duduk bersandar diSofa sambil meluruskan kakinya.

"Datang-datang Nona ini mengagetkan saja..." Joana seperti menggerutu.

"Biarin, emang enak dateng kerumah sepinya kaya kuburan, coba kalau gw tinggal dijalanan aja, pasti jalanan selalu ramai...." Sisi menyibak rambutnya. Dahinya berkeringat kepanasan.

"Jangan ngomong begitu Non, harusnya Non bersyukur memiliki rumah besar dan gak tinggal dikolong jembatan.." Bibi Joana mengingatkan Sisi dengan cara berpikirnya yang salah.

"Tau apa bibi Joana sama hati gw?? Bibi Joana pikir rumah besar cukup membayar kesepian gw, Bi?? Lo matre Ya Bi, Iya lo mah nikmatin seisi rumah gw karna lo seharian disini, sebenarnya mom dan dad beliin lo, bukan gw!!" Sisi menyentakkan punggungnya ke sandaran Sofa.

"Non Sisi ini ngawur..." Bibi Joana tak suka dengan ucapan Sisi.

"Biarin ngawur, ya udah sana bikinin Jus Mangga, gw haus Bi..!"

Sisi melempar jaket kulitnya keujung Sofa. Menyandarkan kepala dan matanya mulai terpejam kelelahan. Badannya pegal. Kakinya pegal.

Handphone disaku baju seragam yang masih belum dilepasnya bergetar dan berbunyi.

"Halooo Adit, kenapa lo gangguin gw, gw ngantuk!!" Sisi langsung menyerang Adit diujug telpon.

"Malam ni lo ikut gw ya, gw ditantang ikut balapan lo dampingin gw...!"

"Lah kenapa jadi gw sih??"

"Lo kan soulmatenya gw, gak ada suara yang paling bikin semangat gw selain teriakan lo walaupun gendang telinga gw berasa mau pecah sih..."

"Sialan lo, minta semangatin tapi ngehina gw lo ya..."

"Please ya Si, Gw new Comer jadi mau buat pengaruh disana...!!"

"Yaaa, jam berapa lo jemput gw, gw gak mau naik motor sendiri kaki gw sakit, pegel, lo gak taukan gw nyeret motor gw 20meter kebengkel gara-gara bocor..." Seketika Sisi dongkol mengingatnya.

"Bocor??" Suara adit disebrang sana terdengar bingung.

"Udah gitu ada cowok sama cewek tengil yang bikin gw harus ngeluarin jurus melintir gw," Sisi berucap jengkel.

"Ada-ada aja lo Si..!!"

"Ya udah, gw mo istirahat dulu, lo jemput gw jam 7, BYE !!"

Sisi menutup telpon dan melirik kearah Joana yang baru saja meletakkan jus mangga dihadapannya.

"Non kalau keluar malam jam 12 paling lambat udah harus pulang..."

"Eh, Kenapa sih Bibi selalu mau ngatur-ngatur gw ya..lagian dibatesin sampai jam 12 memangnya Cinderella?? Emang gw pergi kepesta istana trus ketemu pangeran ganteng? Bulshit Bi, itu hanya dongeng, yang ganteng semuanya sama Bi, sok kecakepan pasti jadi playboy..."

Sisi mengambil gelas Jus Mangganya dan berlalu dari hadapan Bibi Joana yang menggelengkan kepala melihat Sisi yang keras kepala, Bandel dan juga tak bisa diatur. Kalau tidak karna diberi tanggung jawab menjaga anak itu, tentu Bibi Joana tak perlu repot mengurusi anak sebandel Sisi.

***

"Pegangan lo, nanti jatuh..."

"Ogahhhh...."

Adit menarik gas motornya hingga motornya seperti terbang saja. Sisi terpaksa memeluk walaupun rasanya ogah. Adit tersenyum-senyum menambah kecepatan motornya. Motor melaju dan sampai disebuah jalan yang biasanya dijadikan tempat berkumpul anak-anak ketika malam minggu atau malam-malam tanggal merah atau malam dimana mereka akan mengadu nyali dijalanan. Mereka berkelompok tapi persaingan hanya sebatas lomba balap dan ketempat hiburan, tidak sampai menjadi permusuhan dan tawuran.

"Dit..."

"Gw datang nih memenuhi undangan lo..ada new comer selain gw??" Adit menoleh pada orang yang memanggilnya. Dia Bima yang biasa mengatur kumpul-kumpul liar yang sering mereka lakukan.

Seiring dengan pertanyaan Adit sebuah motor berhenti disampingnya dan joki motor tersebut menaikkan helmnya sambil menoleh kearah Adit dan Sisi.

Sisi membelalakkan mata melihatnya. Sitengil DIGO. Eh, Kenapa gw ingat sih nama si Tengil ini?? Uhh.. Sisi tersungut saat mata Digo mampir menyergap tatap matanya. Dan yang lebih membuat Sisi bertambah jengkel melihatnya adalah Cewek yang dibonceng Si Tengil itu bukan lagi Cewe yang dia lumpuhkan tadi siang, dan Sisi melihat pelukan Cewek dibelakang Digo itu sama posesivenya dengan cewek sebelumnya.

"Dasar Playboy...!!!" Sisi bergumam dengan mata tak suka melihat Digo. Bukan karena Cemburu, apa urusannya dia harus cemburu, kenal juga enggak, tapi Sisi benci melihat seorang cowo tak punya hati untuk menjaga perasaan cewek. Dan Sisi berkeyakinan cowok seperti itu takkan pernah bisa menghargai cewek.

"Mungkin dia lupa dia dilahirkan seorang ibu yang berjenis kelamin cewek, ah kenapa gw harus peduli, urusan dia ini....!!" Sisi melengos cuek sambil memeluk Adit. Adit menoleh padanya keheranan tetapi menikmati.

"Hmmm sepertinya tak lama lagi Sisi akan jadi milik gw..." Adit menyeringai yakin.

Sementara Digo juga langsung mengenali Sisi ketika dia menoleh dan bertemu pandang dengan sikecil cabe rawit yang membuat Fika kehilangan keanggunannya tadi siang. Gimana mau terlihat anggun, mau main gampar akhirnya dia sendiri yang terpojok. Tangannya keseleo dan katanya kakinya sakit, itulah sebabnya Digo membawa Cindy malam ini. Gebetan Digo yang baru, belum ditembak tapi udah sering diajak jalan tanpa setahu Fika. Dan kebetulan kalau Fika-kan satu sekolah, Cindy ini tidak satu sekolah, jadi aman.

"Salah Sendiri kenapa mau kasih umpan sama gw..." Digo tersenyum licik. Digo melirik kearah Sisi yang seketika memeluk Adit, cowok yang memboncengnya.

'Sikecil cabe rawit ngapain sih? Mau pamer sama gw???"

*******************************
Kayaknya aku yg jadi penasaran kalau gak ngelanjutin hahaha
Thanks ya teman teman, untuk vote sm komemnya...

21 November'15

LOVe On The StreetWhere stories live. Discover now