LOtS(1)

66.1K 3.8K 130
                                    

Sisi mengibaskan rambutnya ketika membuka helm diatas motor yang dibawanya kesekolahnya. Mungil, berambut panjang dengan wajah mulus, sebenarnya sosoknya ini kelihatan feminim jika saja tidak menggunakan motor berjenis sport untuk balapan yang harusnya dipakai oleh seorang cowok.

"Hai, Si..." Seorang cowok seusianya stop disamping motornya dan memarkir motor tepat disebelahnya.

"Hai, bro" Sisi menyahut sambil membenahi rambutnya.

"Lo Cantik, girls..." Tangan Adit menyibak rambut Sisi yang tergerai.

"Jangan ngerayu gw lo," Sisi memukulkan helm ditangannya kebahu Adit. Adit terbahak dengan dagu terangkat. Sisi meninggalkan Adit yang masih tertawa dengan bibir mengerucut.

"Enak aja mau coba ngerayu gw, dia pikir karna dia cowok populer disekolah ini, gw terus mau aja gitu sama dia?? Nope..." Sisi cepat - cepat menuju toilet untuk melepas jaket kulit dan celana jeans hitamnya untuk dengan rok seragam sekolahnya yang berwarna hitam bergaris-garis selututnya.
Sebenarnya Sisi ingin memakai rok lebih pendek sekarang tapi dirumah ada si-killer Joana yang melarangnya untuk menggunakan rok pendek.

'Pembantu tapi bersifat seperti nenek sihir, galaknya melebihi Mom, kaku wajahnya melebihi Dad, cerewetnya melebihi Oma...'
Sisi menggerutu sambil melepas celana panjang dan menggantinya dengan Rok.

"Shhhhh....akhhhh..."

Sisi menghentikan tangannya yang akan menurunkan handle pintu toilet ketika terdengar suara-suara yang membuatnya merinding disebelah yang dibatasi dinding.

'Suara apa itu??' Sisi mengeryitkan alisnya. Sisi semakin merapatkan telinganya kedinding.

"Awhhh...Shhhh...pelan-pelannn..." Suara bisikan diiringi desahan membuat Sisi mengusap tengkuknya.

'Sialan, mesum ditoilet sekolah, apa gak ada tempat lain?' Sisi menggerutu dalam hati membuka pintu dan membantingnya dengan sengaja. Hingga suara disebelahnya senyap seketika.

Seiring langkah kaki Sisi keluar toilet bell panjang tanda masuk berdering nyaring. Sisi mempercepat langkahnya karna dari toilet sebelahnya tadi dua mahluk mesum keluar dari sana setengah berlari dan hampir saja menabraknya.

"Awas aja kalau mulut lo ember ya!!" Bisikan cowok disampingnya membuat Sisi berdengus kesal.

"Rasanya biar gw gak ember juga udah banyak yang tau tingkah laku lo!!" Sisi tetap setengah berlari dan cowok itu mensejajarkan langkahnya.

"Tunggu giliran lo..!!"

"Gak akan pernah!!" Sisi melengos meninggalkan cowok mesum itu dan memasuki kelasnya.

"Lo diganggu Doni??" Adit menatap Sisi yang menekuk wajah duduk dikursi yang berada didepannya.

"Jijik gw ngeliat tingkah lakunya!!"

"Kenapa?"

"Amit-amit ya semoga gw enggak sial hari ini, denger suara begituan!!" Sisi memukul-mukul kepalanya dengan pulpen. Adit terbahak membuat Sisi menggetok kepalanya dengan pulpen ditangannya.

***

Benar-benar Sisi merasa sial hari ini. Pulang sekolah ban sepeda motornya bocor.

"Omegat, kok bisa sih bocor??" Sisi uring-uringan. Sisi turun dijalan dan memeriksa ban belakangnya yang sudah tak ada angin sama sekali. Sialnya stopnya motor Sisi disekumpulan cowok cowok Gank motor sekolah lain yang kebetulan juga pulang sekolah.

"Hei Neng, bocor ban lo??" Salah satu dari mereka berteriak.

'Udah tau bocor, nanya-nanya, basi amat sih!' Sisi menggondok dalam hati. 'Bukannya bantuin kek nyeret ini motor, berat tau!' Sisi menggerutu lagi dalam hati. Melewati anak - anak yang dianggapnya gak gentle karna tak ada yang nolongin menyeret motornya itu Sisi sama sekali tak ingin melihat mereka. Helmpun tak dilepas, meskipun begitu dari postur tubuhnya cukup mudah dikenali kalau dirinya seorang cewek.

"Huuhhhhh, kapan sampainya ini?" Keringat Sisi sudah bercucuran tapi bengkel masih sepuluh meter lagi. Sisi stop sebentar dan melap keringatnya lalu melanjutkan mendorong motornya sampai ke bengkel.

"Hahhh, akhirnya sampai jugaa," Sisi menyeret motornya memasuki bengkel.

"Kenapa, Non?"

"Bocor, bang...!"

BRUMMMM....
Sebuah Motor berhenti didepan bengkel. Sisi melihat seorang cowok dengan helm yang tertutup dan seorang cewek yang memeluk erat perut cowoknya itu. Pandangan mereka bertabrakan ketika Sisi melepas helm dan tak sengaja arah matanya pada cowok itu. Seragam yang dipakainya seperti seragam cowok-cowok tak gentle yang sedang nongkrong dijalan tadi. Sisi langsung memasang wajah ditekuk, judes.

"Bang, tolong isi angin dulu ban depan gw!" Abang yang ingin mengerjakan motor Sisi melepas kerjaannya dan mengisi angin motor cowok yang kelihatan tengil itu.

"Wah, kayaknya bocor ini, tapi kecil makanya anginnya gak langsung habis,"

"Masa sih bang, coba periksa bang," Sisi melihat Cewek dan Cowok itu turun dari motornya. Sisi mulai gerah ketika melihat si abang langsung ingin mengerjakan motor cowok itu.

"Bang, antri kali bang, kan gw duluan yang datang," Sisi mengingatkan. Si abang ingin berbalik kearah motor Sisi.

"Bang, punya gw dulu,gw buru-buru,"

"Heii tengil, emang lo pikir gw gak buru - buru..."

"Apa lo bilang? Gw tengil?? Jadi cewek jangan rese lo.."

"Iuhhhh, ngatain gw rese gak salah lo?"

"Udah Sayang, gak usah dilayani, cewek gak jelas juga..." Cewe disebelah cowo itu mengamit lengannya.

"Gak jelas gimana maksut lo??" Nada suara Sisi bertambah tinggi. Cewe itu terlihat melotot dan berdiri.

"Lo nantangin gw?" Cewek itu mendorong bahu Sisi.

"Siapa takut?" Sisi balas mendorong bahunya.

"Kenapa sih kalian??" Cowo itu mencoba melerai.

Kalau orang sekilas melihat mereka bertengkar karna cowok yang sekarang ada ditengah - tengah mereka.

"Fika, udahlah, lo bilang gak usah ladenin cewe gak jelas, sekarang kenapa lo yang riweh ngelayanin dia?" Cowo itu menarik tangan cewe yang disebutnya Fika itu sambil memandang sinis pada Sisi. Sisi melengos kearahnya.

"Lo pikir gw takut sama lo?"
Sisi tetap saja menyuarakan isi kepalanya yang dipenuhi kejengkelan sejak pagi tadi. Cewek yang bernama Fika itu tiba-tiba menghampiri Sisi dan tangannya sebentar saja sudah hampir melayang kewajah Sisi, tapi Sisi cepat menangkap tangannya, menyentaknya dan memelintirnya kebelakang.

"Lo gak ada apa-apanya ternyata..." Sisi berbisik ditelinga Fika yang meringis kesakitan.

"Digo...kenapa lo diem aja, dia nyakitin gw!!" Fika meringis ketika Sisi mendorong tubuhnya hampir menabrak cowok yang dipanggilnya Digo itu. Digo seperti terpaku melihat Sisi yang dengan gerakan cepat melumpuhkan Fika.

"Boleh juga ni cewek, kecil - kecil cabe rawit..."

********************************
Hahaha...
Masih gaje, semoga ajaa masih ada yang mau tau kelanjutannya...

Trims ya vote dan komennya...

LOVe On The StreetWhere stories live. Discover now