BONUS CHAPTER 4

34.3K 2.3K 81
                                    

Manda sudah siap nonton bareng Arka. Hari ini wanita itu menggunakan blouse kuning dan rok selutut berwarna merah muda. Dipadukan dengan flatshoes berwarna senada dengan blouse-nya dan clutch yang senada dengan roknya. Sementara rambut Manda dibiarkan tergerai.

Semenjak toko kue Reza mengalami kemajuan pesat, rumah ini juga mengalami renovasi. Sudah lebih luas dari sebelumnya. Tak ada lagi ruang keluarga yang menyatu dengan ruang tamu. Tak ada lagi ruang makan yang menyatu dengan dapur. Semuanya terpisah meski tidak dalam jarak yang cukup luas. Tapi itu lumayan. Dan yang terpenting, rumah ini jadi dua lantai.

Saat Manda keluar dari kamarnya, dia melihat Zafran yang sedang kesusahan mencari sesuatu. "Cari apaan, Bang?"

"Kamu liat kantong plastik warna merah?"

Manda menggeleng. "Isinya apaan? Barang bukti?"

"Bukan. Isinya note. Abang perlu banget. Di situ ada catatan penting. Kamu beneran nggak liat?"

Manda lagi-lagi menggeleng. "Manda nggak liat. Ayah kali yang liat. Abang inget-inget dulu deh naruhnya dimana."

"Abang lagi buru-buru lagi mau ketemu sama klien."

"Bang, Manda mau nanya deh. Emangnya Abang yakin sama kasus ini? Maksud Manda, itu sama sekali nggak masuk akal kalo yang bunuh anggota keluarga sendiri. Lagian nggak ada saksi atau orang yang bisa ditanya tentang kehidupan tersangka atau korban. Sementara korban selalu tutup mulut. Kalo Abang gagal di kasus pertama gimana?"

Zafran yang sedang sibuk berlari ke sana dan ke sini lantas berhenti. Pria itu menatap Manda, lalu tersenyum. "Man, kamu percaya kan sama Abang?"

"Manda percaya. Tapi Manda nggak yakin kalo ini bakal mulus."

"Kalo gitu doain biar mulus." Zafran terkekeh. "Kayaknya Arka udah dateng."

Manda mengangguk karena dia juga mendengar suara mobil berhenti tepat di pekarangan rumahnya. "Yaudah, Manda pergi dulu. Abang mau dibeliin sesuatu?"

Zafran tampak berpikir. "Nggak ada. Yaudah, kamu hati-hati ya?"

Manda mengangguk lagi. "Assalamu'alaikum" Setelahnya berjalan keluar.

"Wa'alaikumsalam."

Manda langsung masuk ke mobil Arka begitu sudah di luar. Dia sempat mengernyit mendapati ada jas dan dasi di kursi belakang. "Kamu udah mulai kerja?"

Arka mengangguk setelah melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. "Hari pertama."

Perkataan Arka langsung mendapat sambutan dari Manda. Wanita itu memukul bahunya keras. "Kenapa nggak bilang? Aku kan nggak mungkin ngajak nonton sekarang. Aku jadi nggak enak sama Ayah Raihan."

"Kata Ayah, 'apa sih yang nggak buat calon mantu?'" Arka terkekeh.

"Ish apaan sih?"

Arka tak bisa berhenti terkekeh begitu melihat wajah Manda yang sudah merah merona malu. Pria itu jadi gemas ingin mencubit pipi Manda.

Setelah menempuh perjalanan selama lima belas menit tanpa macet, akhirnya mereka sampai di salah satu mall, lalu melangkah masuk ke tempat bioskop. Karena hari ini hari kerja, jadi bioskop tak begitu ramai.

Arka memilih mengantre di bagian tiket dan membiarkan Manda duduk santai. Tadi wanita itu sudah memilih film apa yang akan mereka tonton. Karena Manda menyukai film komedi, jadilah Arka menurutinya. Toh, tak ada salahnya menyenangkan hati calon istri sendiri.

Arka kembali setelah membayar dua tiket. "Filmnya dimulai satu jam lagi. Mau makan dulu?"

Karena Manda belum sempat mengisi perutnya sejak tadi pagi, akhirnya dia memilih mengangguk.

ALLAMANDA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang