BAB 10

38.8K 2.9K 82
                                    

ENTAH apa yang membuat Manda sekarang berdiri di depan rumah megah ini. Cewek itu juga sama sekali tak habis pikir dengan tindakan nekad yang dilakukannya. Kenapa termasuk ke dalam tindakan nekad? Karena tanpa pikir panjang dia pergi ke rumah Arka setelah menemukan angkot. Bukannya pulang!

Manda masih berdiri di depan gerbang yang menjulang di depannya. Dia masih ragu antara memilih masuk atau pulang saja. Tapi ongkosnya tadi sudah habis karena dia memilih rumah Arka sebagai tujuan. Bukan rumahnya.

Tapi memang, sejak mendengar kabar dari Adam kalau Arka pulang dengan buru-buru tadi, Manda jadi penasaran.

"Ah, bego!" Manda memukul kepalanya sendiri. "Ngapain coba gue ke sini? Coba kalo seandainya ongkos tadi gue pake pulang. Ah, kalo gini masa gue pulang jalan kaki!" Cewek itu tak henti-hentinya memaki diri sendiri. "Lagian peduli apa coba gue? Bodo amat! Arka siapa gue coba?" Manda mengacak rambutnya kesal. "Gue ini kenapa sih?!"

Manda sekarang mencak-mencak di depan gerbang Arka hingga seorang satpam menghampirinya. "Mbak cari siapa ya?"

Tak disangka ternyata cewek itu berteriak kaget. "Eh, nggak cari siapa-siapa kok, Pak. Saya permisi dulu ya." Manda pamit.

Cewek itu memutuskan untuk pulang jalan kaki. Berusaha tak memikirkan Arka di dalam sana yang mungkin sedang santai-santai cantik. "Gue nggak peduli sama Arka atau apapun tentang dia. Dia mungkin lagi santai-santai tuh di rumah. Bego banget emang gue!" Manda berjalan kesal. "Iya! Gue peduli!" Lalu tanpa aba-aba, dia berbalik arah. Manda kembali ke rumah Arka.

---

Akhirnya setelah lama berdebat dengan hati dan pikirannya, Manda sudah berada di dalam rumah ini. Cewek itu bisa masuk setelah mengatakan pada satpam kalau dia teman Arka dan mereka akan kerja kelompok. Kalau satpam itu tau mereka tak sekelas, bisa diusir Manda dari rumah.

Rumah ini terlihat sepi. Sepertinya memang tak ada orang. Tapi satpam tadi bilang kalau Arka ada di dalam rumah ini. Manda sudah berkeliling dapur dan halaman belakang. Tapi cowok itu tak terlihat batang hidungnya sama sekali.

Atau mungkin Arka sedang berada di kamar? Tapi tak mungkin Manda masuk ke dalam. Memangnya dia siapa?

"Arka, kamu mau kemana?"

Manda menoleh saat mendengar sebuah suara -Yang dikenalinya sebagai suara Sandra-dan melihat Arka yang melewati anak tangga dengan terburu-buru.

"Arka?"

Arka sama sekali tak berhenti. Dan Manda terkejut mendapati wajah Sandra yang begitu pucat seperti sedang sakit.

Cowok itu sempat melihat Manda, tapi hanya sesaat. Setelahnya dia pergi berlalu.
"Tante sakit?" Manda menopang tubuh Sandra yang terlihat lemah saat wanita itu berusaha mengejar Arka tadi.

"Manda, kamu tolong kejar Arka ya? Jangan biarin dia pergi." Sandra memohon. Wanita itu menggenggam tangan Manda erat.

"Tapi gimana sama Tante?"

"Tante nggak apa-apa. Tolong kamu tahan Arka supaya nggak pergi. Tante mohon." Melihat tatapan penuh harap dari Sandra membuat Manda tak tega. Akhirnya cewek itu mengangguk. Setelahnya pergi menyusul Arka.

---

"Arka, lo mau kemana?" Manda menahan lengan Arka saat cowok itu ingin menghidupkan mesin motornya.

"Bukan urusan lo!" Sementara cowok itu nampak tak peduli. Manda sendiri tak bisa menebak ekspresi Arka karena wajah cowok itu yang tertutup helm full face-nya.

"Lo tega ya? Bunda lo lagi sakit!" Manda sampai tak habis pikir. Tapi Arka kelihatan marah sekali hingga harus meninggalkan Sandra dalam kondisi lemah.

ALLAMANDA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang