52

33.1K 2.4K 15
                                    

Ritta berlari-lari kecil untuk menyambut Dante dan Cecillia yang katanya akan datang hari ini dengan kereta kuda sewaan, memang Ritta sudah mendengar kabar itu tapi benar-benar melihat mereka datang tetap saja membuat tubuh tua Ritta tidak bisa merasakan kelelahan terutama karena Dante sempat memberi kabar bahwa Cecillia sedang mengandung bayi Dante. Ritta sangat antusias seolah Ritta adalah nenek dari calon bayi itu.

"oh astaga Ritta" pekik Cecillia setelah baru saja turun dari kereta kuda itu dan berlari untuk memeluk Ritta membuat Dante menggeleng karena istrinya masih benar-benar perlu belajar bagaimana caranya untuk berhati-hati karena wanita mungil itu sering sekali berlari-larian jika sudah sangat bahagia.

"hati-hati puteri" tegur Ritta setelah Cecillia melepaskan pelukannya membuat Dante tergelak melihat wajah cemberut istrinya mendengar teguran itu.

"aku tidak tersandung"

"tetap saja anda harus berhati-hati" ulang Ritta membuat Cecillia mau tidak mau harus mengangguk.

"hai nyonya Ritta" sapa Lexus melongok keluar dari dalam kereta kuda dan melompat turun untuk menghampiri Ritta dan Cecillia.

"oh hai sayang, kau ikut juga?" sapa Ritta ramah membuat Lexus tersenyum malu-malu.

"aku ikut dengan ayah dan ibu karena mereka berjanji akan mengajakku melihat kuda melahirkan" membuat Ritta mengerutkan kening dan melihat ke arah Cecillia untuk bertanya melalui tatapannya tentang ayah dan ibu Lexus karena semua pekerja peternakan Paxton tau bahwa anak kecil itu tidak pernah membahas soal orang tuanya.

Cecillia merangkul bahu Lexus dengan sayang, "aku dan Dante memutuskan untuk menjadikan Lexus putera kami"

"oh itu bagus sekali, baiklah ayo kita masuk dan beristirahat karena kalian pasti lelah dan lapar" dan membuat mereka semua menurut saat di giring masuk kedalam rumah besar yang kini terasa semakin besar karena Cecillia dan Dante sudah terbiasa tinggal di rumah Willis yang kecil dan hangat.

Dante menyusul setelahnya dengan kursi berodanya dan menuju kamar yang sudah di siapkan oleh Ritta.

"saya sudah memasak untuk makan siang, saya siapkan di meja makan atau saya antarkan ke kamar?" tawar Ritta.

"didapur saja, Ritta. Tidak apa-apa kan sayang?" tanya Cecillia membuat Dante tersenyum dan mengangguk.

"itu lebih baik karena sekarang kita hanya tamu disini" jawab Dante membuat Ritta tersenyum sedih sebelum meninggalkan kamar dan menyusul Willis yang sudah lebih dulu ke dapur.

Ritta menepuk pundak Willis dan menunjuk dengan dagunya ke arah kamar yang dulu di gunakan oleh Joanna, "kau bisa tidur disana jika kau mau"

Willis menggeleng, "aku bisa kerumah pondokku atau tidur dikamar yang lain selain kamar itu, aku masih belum nyaman masuk kembali kesana" tolak Willis membuat Ritta mendesah pelan.

"kau belum menemukannya?" dengan menyiapkan makan siang di atas meja dapur untuk mereka semua saat Willis menggeleng.

"entah kenapa aku jadi seperti pengecut. Aku tau aku bisa menemukannya tapi aku berhenti begitu saja"

Ritta mengendikkan bahunya, "memangnya apa yang kau takutkan? Kau takut dia memintamu untuk menikahinya? Karena kau tidak mencintainya?" tanya Ritta membuat Willis mendesah lelah dan menuangkan air putih sebelum menegaknya.

"aku lebih takut dia akan membenciku"

"tapi itu pantas kau dapatkan, ya kan William?" tanya Ritta lagi membuat Willis mengutuki apa yang dikatakan Ritta sangat benar. Wanita itu pantas membencinya.

BASTARD prince (Paxton seri 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang