4

53.7K 3K 52
                                    

Cecillia merasa sangat bodoh. Benar-benar bodoh.

Bagaimana bisa kejadian di perpustakaan tempo hari membuatnya berpikir bahwa mungki—hanya mungkin—merubah perasaan Dante padanya. Membuat Dante lebih peduli padanya. Membuat Dante meninggalkan selingkuhannya dan kembali pada Cecillia.

Itu tentu saja pikiran yang kekanakan dari seorang gadis yang baru kali itu tidur dengan seorang laki-laki. Bukan laki-laki biasa, tapi suaminya sendiri yang diketahuinya berselingkuh di hari pernikahan mereka.

Sadarlah Cecil, dia hanya ingin berbisnis denganmu. Mungkin saja setelah tidur denganmu di perpustakaan, Dante juga tidur dengan Lady cantik itu setelahnya. Memangnya kau pikir siapa dirimu hingga bisa sebanding dengan Lady itu di mata Dante? Ratapnya dalam hati.

Dante tidak pernah pulang, mungkin beberapa kali. Tapi Dante bahkan tidak mencarinya untuk menanyakan apa dirinya baik-baik saja setelah kejadian di perpustakaan itu.

Tidak... tentu saja Dante tidak peduli. Sama sekali.

Bahkan Cecillia yakin Dante tidak peduli jika saja Cecillia memberitahu Dante bahwa dirinya terluka, entah terluka dimana tapi ada darah di sana dan Cecillia terlalu malu untuk bertanya pada Ritta atau siapapun soal itu karena mau tidak mau dia harus menceritakan kejadian itu pada orang yang akan ditanyainya.

Bahkan setelah kejadian itu, Cecillia tidak bisa berjalan dengan benar karena merasa perih dan sakit di sana hingga membuatnya meminta Ritta untuk membawakannya makan malam ke kamar tanpa perlu turun dari ranjang dan mempermalukan dirinya sendiri jika ada yang melihat cara berjalannya yang gemetaran dan keryit sakit setiap kali melangkahkan kaki.

Tapi Dante?

Oh tuhan, bantu aku menghapus bayangan laki-laki itu.

Dante begitu saja pergi dan tidak mencarinya atau khawatir padanya.

Cecillia selalu mengatakan pada dirinya sendiri untuk jangan menaruh hati pada laki-laki itu lebih dari sepuluh persen dari lima puluh persen perasaannya tapi setelah kejadian itu entah kenapa perasaannya pada Dante justru bertambah menjadi enam puluh persen, melebihi ambang batas perasaan yang seharusnya di berikan untuk seorang laki-laki. Terlebih untuk laki-laki brengsek seperti Dante.

Cecillia tidak bisa mengenyahkan bagaimana cara Dante berbisik padanya untuk menenangkannya atau cara Dante menatapnya dengan mata sayu dan mendamba.

Cecillia menggelengkan kepalanya keras-keras dan memukul keningnya untuk menyadarkannya betapa berbahayanya jatuh cinta pada Dante.

Cecillia dengan mudah masuk, tapi pasti akan sulit keluar dari perasaan itu.

"... puteri Cecillia..." panggilan itu menyentaknya dan membuatnya seketika memutar tubuhnya sebelum menjerit kaget saat melihat sesuatu yang aneh di depan wajahnya.

"oh astaga, maafkan aku! Apa aku mengejutkanmu?" tanya Willis dengan menarik lengan Cecillia yang hampir jatuh terjengkang karena mendadak mundur.

"tidak, tidak apa. Aku yang salah, aku sedang melamun" sanggahnya sebelum mengerutkan kening melihat sesuatu menggeliat didalam dekapan Willis, sesuatu yang dilihatnya tadi, "apa itu?"

"anjing gurun, aku sudah berjanji untuk menunjukkan padamu jika kami menangkapnya sebelum memusnahkan mereka"

Cecillia terkesiap dan baru menyadari bahwa anjing gurun ternyata tidak besar, hitam dan bergigi kapak seperti bayangannya, "jangan" serunya seketika membuat Willis mengerutkan kening. "dia masih bayi, jangan menyakitinya"

"tapi mereka hama"

Cecillia menatap Willis dengan tatapan sedih sebelum melihat pada anjing kecil itu yang sesekali mendengking pelan membuat Willis mendesah pelan saat melihat mata Cecillia berkaca-kaca, "pangeran akan memecatku jika tau aku tidak mengusir hamanya" keluh Willis sekali lagi membuat Cecillia hampir tidak bisa menahan tangisnya membayangkan apa yang akan dilakukan Willis pada anjing kecil itu.

BASTARD prince (Paxton seri 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang