39

37.1K 2.5K 39
                                    

Dante tidak pernah tau bahwa lelah juga bisa membuat bahagia, seperti hari ini saat Cecillia menemaninya kepeternakan.

Wanita itu tidak henti-henti membuatnya kagum karena Cecillia bisa dengan mudah dekat dengan semua pekerjanya, mungkin bukan baru-baru ini tapi sudah lama Cecillia dekat dengan mereka hanya saja Dante yang baru menaruh perhatian disana. Baru menyadarinya saat ini karena dulu Dante hanya peduli pada perkembangan yang bagus di peternakan dan tidak ada kerugian tapi tidak peduli dengan semua pekerja yang bekerja untuknya, tapi istrinya itu berbeda.

Cecillia berusaha membangun sebuah hubungan dengan semua pekerja yang bekerja untuk mereka, hubungan persahabatan dan kekeluargaan.

Pantas saja Ritta dan Kenee—juga Willis—sangat suka pada Cecillia.

Dan saat ini Dante berada di tengah-tengah para pekerja, mengobrol dengan mereka, makan siang bersama dan bahkan bercanda dengan mereka yang membuat Dante tau seperti apa karakter satu persatu pekerja di peternakannya. Tapi hanya ada satu kesimpulan yang di ambil oleh otak Dante, yaitu mereka berharga untuknya, untuk peternakannya dan untuk istrinya.

Peternakannya tidak akan sebagus, seluas dan seteratur ini jika bukan karena bantuan mereka semua.

"ayo ikut aku ke danau" bisik Cecillia membuat Dante kembali dari lamunannya sebelum mengangguk.

"kalian lanjutkan makan siangnya, aku dan Dante akan ke danau" pamit Cecillia pada para pekerja membuat Willis mendekat.

"aku bantu, jalanan disana sangat sulit di lalui karena berkerikil" tawar Willis membuat Cecillia tersenyum lebar dan menerima bantuan yang di tawarkan Willis.

Wilis mendorong kursi beroda Dante selama Cecillia berjalan disebelahnya membuat Dante sedikit cemburu.

Entah karena apa.

"ngomong-ngomong dari mana istriku tau soal danau itu? bukankah pondokmu dekat dengan danau itu?" tanya Dante ketus pada Willis membuat Cecillia memutar matanya melihat tingkah Dante.

Willis tertawa sinis, "tentu saja dariku, kami pernah berkuda bersama ke pondokku dan memasak bersama untuk makan siang" jawab Willis tidak mau kalah membuat Cecillia memerah saat mengingat kejadian di dapur saat itu bersama Willis.

"apa?" Dante terperangah dan melihat kebelakang, sedikit mendongak untuk melihat wajah Willis yang tersenyum licik dan menaikkan alisnya.

"jangan bilang kalian bercinta dipondok itu" bentak Dante membuat Willis mendengus.

"kau boleh menghinaku sesuka hatimu tapi jangan pernah berani menghina Cecillia. Kami tidak pernah bercinta karena dia wanita baik-baik dan 'bersuami', walaupun suaminya seorang bajingan" cela Willis membuat Dante menggeretakkan giginya kesal.

"aku tidak sedang menghina istriku"

"jika kau pikir dia akan bercinta dengan sembarang laki-laki maka kau sudah menghinanya"

"ya, dan wanita yang kalian bicarakan ada disini tapi sikap kalian seolah wanita itu tidak sedang mendengarkan kalian" kata Cecillia hampir menjerit kesal pada keduanya.

Dante cemberut dan menunjuk ke arah Willis, "dia yang memulainya"

"kau yang memulai membahas pondokku" sanggah Willis membuat Cecillia hampir mengerang kesal.

"oke baiklah, silahkan lanjutkan. Lebih baik aku pulang, dan selamat bersenang-senang" dengus Cecillia beranjak dari sana.

"Cecillia..." panggil mereka berdua bersamaan membuat mereka saling melotot dan membuang pandangan seperti anak kecil yang sedang bertengkar.

***

Ritta berlari-larian keluar dari rumah saat melihat kereta kuda Dante mendekat, membantu membawa turun kursi beroda milik Dante dan membantu Willis membopong Dante untuk menurunkannya dari kereta dan mendudukkannya di atas kursi beroda itu.

"oh tuhan, kau berat sekali" protes Willis dengan berpura-pura mengusap keningnya membuat Dante mencibir kesal.

"terima kasih Willis" ucap Cecillia turun dari dalam kereta kuda.

"apapun untukmu, manis" jawab Willis.

"apapun untukmu, manis" Dante membeo dengan nada sinis membuat Cecillia memukul lengan Dante pelan dan membuat Dante cemberut saat Willis tergelak merasa menang.

Willis mengangkat stetsonnya untuk berpamitan sebelum kembali menaiki kereta kuda itu menuju gudang di belakang untuk melepaskan ikatan kuda-kuda itu dari kereta, memasukkan Maxie kembali ke kandang dan akan beranjak dari sana bersama kuda abu-abunya saat melihat Joanna di halaman belakang memberi makan anjing jelek itu lagi.

"jangan terlalu sering memberinya makan karena dia akan berisik jika kau tidak datang untuk memberinya makan sesering yang kau lakukan selama ini" tegur Willis membuat Joanna terlonjak kaget dan menjatuhkan makanan di tangannya.

"kau mengejutkanku" protes Joanna dengan membungkuk mengambil makanan itu dan membuat Willis segera mengalihkan pandangan jika tidak mau adik kecilnya terbangun melihat pemandangan bokong Joanna walaupun bokong wanita itu tidak terlihat dengan mata telanjang sekalipun.

"kenapa disini? kau tidak bekerja?" tanya Willis memasang sadel di punggung kuda abu-abunya saat Joanna menggeleng.

"ratu Bettary datang jadi Ritta memintaku dan Janete keluar sebentar, aku tidak tau kenapa. keluarga yang aneh sekali kan?" ucap Joanna membuat punggung Willis menegang.

Ratu datang dan Ritta meminta semua pelayan keluar? Ada apa sebenarnya?


BASTARD prince (Paxton seri 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang