Second Lie *25

57.1K 4.6K 146
                                    

REPOST SAMPAI CHAPTER 31! 

Maaf baru publish. Tadi masih bingung cara publish dari hp karena Wattpad versi baru wkkwkwkwkww

Happy reading~

The Sorcery: Little Magacal Piya

Aku berjalan didaerah clan magacal yang telah kami tinggalkan sejak dua tahun yang lalu. Dan sekarang kami bersembunyi di dalam pergunungan. Mereka berhasil membangun negri baru didalam tebing.

Tapi ini tidak seperti yang dulu kami buat, melainkan menyerupai gua. Sebenarnya aku heran pada adaptasi mereka. Mereka berhasil bersembunyi didalam hingga dua tahun dan sekarang hari ke tujuhku disini, dan aku lebih memilih diluar.

Kulangkahkan kakiku ke arah jalan yang belum kutelusuri semalam. Jalan-jalan tiap pagi menjadi kebiasaan spontan yang muncul dalam diriku. Ini karena aku ingin melihat jalan baru atau perkembangan lainnya.

Aku menghirup udara segar dan dinginnya udara pagi yang terus mengeritiki diriku. Untunglah Yako adalah pro. Jadi, aku mempunyai jubahku sendiri. Kutajamkan mataku saat samar-samar, terlihat bayangan seorang gadis yang membelakangiku sambil mengangkat tangannya.

Dan tanpa dugaan kedua, aku langsung menyadari bahwa itu adalah Ryoka. Kusadari itu saat aku melihat tanaman-tanaman tumbuh disaat bersamaan.

Aku terus menatapnya, sampai akhirnya aku berhenti disampingnya. Melihat ekspresi sedihnya saat menciptakan tanaman-tanaman indah yang menghiasi dunia sihir. Aku tidak kaget saat dia menghadap ke arahku tiba-tiba, karena aku sudah bersiap-mental.

"Hai, Yako."

Aku menganggukan kepalaku sekali dan kemudian menyapanya kembali, "Hai". Dia nampak senang saat melihatku membalas sapaannya.

"Namaku Ryoka" sahutnya dengan senyuman manis. Ya, mungkin ini pertama kalinya dia berbicara denganku sebagai Yako. "Um, Aku sudah lama ingin berbicara denganmu" ujarnya. Lalu dia menatapku dengan seksama.

"Oh, be-begitu ya" jawabku sambil gugup karena dia melihatku begitu lama.

Dia menaikan sebelah alisnya dan kemudian tersenyum, "kau benar-benar mirip dengannya."

Aku tersontak kaget. "Siapa maksudmu 'dia'?" tanyaku dengan nada tuntutan yang dalam. Sungguh bukan nada yang bersahabat untuk orang yang baru saja berkenalan. Menyadari itu, aku langsung terdiam. Suasana pun hening karena kelakuan bodohku.

"Piya,"

Jantungku serasa tidak ada ditempatnya. Bahkan, detakan yang begitu keraspun, tidak dapat kurasakan akibat shok yang memenuhi kepalaku saat ini.

"Kau mirip dengan Piya." lanjutnya yang membuatku menghela nafas diam-diam.

Dari tatapan Ryoka, aku dapat menangkap sedikit-banyak kekecewaan dan kesedihan yang nyaris menenggelamkannya. Walaupun dia mencoba menutupnya dengan tatapan membinar dan antusias, aku mengerti bahwa dia sedang memasang topengnya, agar tidak dikhawatirkan siapapun.

***

Aku memasuki daerah GH200-GH300, yang kata Invi, kebanyakan disana adalah teman lamaku. Walaupun dengan terheran-heran mengenai siapa temanku, aku tetap datang. Aku ingin tahu siapa teman yang dimaksud oleh Invi. Sedangkan diriku sama sekali tidak menyadari kehadiran teman itu sendiri.

Banyak yang menatapku dengan tatapan kagum, juga beberapa orang yang kerap memanggil namaku, membuatku tidak tau harus menjawab mereka dengan jawaban apa. Akhirnya aku hanya membalasnya dengan tatapan saja.

"Yako!" seru seorang gadis. Aku memperhatikan gadis itu dengan seksama, sebelum akhirnya kegelisahan muncul dari diriku.

"Kau, Yanda ya?" Yang aku ingat, Yanda kurang berhubungan baik dengan Yako. Meskipun terakhir kalinya kami terlihat berdamai layaknya teman, aku tidak tau harus membalas atau menanggapinya sebagaimana hal yang dipikirkannya.

The Sorcery : Little Magacal Piya [Telah Diterbitkan]Where stories live. Discover now