Middle Class *3

93K 7.2K 312
                                    

"Pintu ini tidak bisa dibuka!"

"Mereka ada di dalam. Aku yakin Wings Maker juga ada di dalam."

"Bunuh dia, bunuh semuanya!"

Detik berikutnya terdengar suara gedoran keras dari luar, yang membuat semua orang yang ada di dalam ruangan ini semakin panik. Flya-Sensei yang kebetulan juga masuk di dalam ruangan itu pun mencoba menenangkan keadaan. 

"Semuanya, jangan panik! Siapa saja Junior yang disini?" tanya Flya-sensei. Tapi, tak ada seorang pun yang menunjuk atau mengakuinya. Yang mana halnya, di ruangan ini hanya ada Middle dan Newbie. Hal itu membuat mereka semakin panik.

"Flya-sensei, jadi kita harus bagaimana?" tanya seorang gadis sambil menepuk punggung temannya yang sudah menangis. Flya-Sensei hanya bisa menggelengkan kepalanya setelah melihat keadaan disekitarnya.

Dipikiranku, terbesit ide. Namun ide yang keluar hanyalah ide yang tidak masuk akal--seperti biasanya. Tetapi, menurutku itu jalan satu-satunya. Aku bangkit dari dudukku lalu berjalan kearah pintu.

"Piya, kamu mau apa?" tanya Flya-Sensei dengan suara yang tidak nyaman.

"Aku-"

"Pokoknya jangan ada yang keluar sebelum-"

BRAKKK!

Terdengar suara ledakan lagi, membuat ruangan itu semakin kacau. Aku pun membulatkan tekadku atas ide gila yang kupikirkan.

"Aku pergi dulu,"

"Pi-"

Aku segera terbang secepat kilat melewati pasukan itu dengan sapu terbangku. Pasukan itu masing-masing memegang pedang dan tameng berwarna hitam. Mereka memakai topeng berwarna senada yang tampak cocok dengan pakaian khas berwarna hitam yang mereka kenakan. Mereka juga menunggang makluk aneh bersayap berwarna hitam yang membuat warna hitam mereka semakin gagah. Namun, kuperlambat terbangku seraya menaikan alis atas pemikiranku tentang lambannya makhluk itu bergerak.

Aku bukan ingin menjadi pahlawan. Tapi, agar semuanya aman, harus ada seseorang yang mengorbankan diri, kan?

"Hei!" Seru seorang lelaki di depanku yang muncul dari arah lain dengan sapu terbangnya. Kami bisa aja bertabrakan jika aku tidak segera membelokan sapuku dengan tajam.

"Kau menghalangiku!" seruku balik.

"Kau yang menghalangiku!" balas lelaki tersebut dan suaranya terdengar semakin tidak jelas ketika terdengar suara besi-besi saling berpukulan. Terpikir ulang akhirnya untuk kembali menengok keadaan lelaki itu sekilas.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" gumamku heran.

Pasukan hitam itu mundur hanya dengan makhluk aneh itu. Tameng dan pedang mereka sudah tidak ada lagi bersama mereka. Meski gerakan makhluk itu lamban, kulihat tidak ada seorangpun yang berniat mengejar pasukan itu.

"Lihat? Mereka semua pergi." Sahut lelaki itu, yang masih membuatku sukses melongo.

Bagaimana bisa?, batinku menerka-nerka apa yang diperbuat lelaki itu

"aku punya kekuatan besi, Iron King. Tameng dan Pedang mereka terbuat dari besi hitam, begitupun dengan topengnya. Tapi aku hanya sempat menghisap besi di tameng dan pedangnya," terangnya.

Aku terkagum-kagum tetapi kebingungan, apa dia memakan besi-besi itu? Tapi mana mungkin.

Iron King?

"Oh, aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Sonic, aku di kelas Pro-senior."

"Pro-senior?"

The Sorcery : Little Magacal Piya [Telah Diterbitkan]Where stories live. Discover now