THIRTY ONE: Busted & Goodbye

Start from the beginning
                                    

Tidak ada yang bisa menghitung berapa tetes airmata Eve yang sudah keluar. Ia merasa sedih, tapi kali ini bukan Niall yang salah. Kali ini ia yang salah. Ia ingin menampar dirinya saja sekarang.

"Mate, aku yang salah kau tidak per—" Niall memotong ucapan Nick dengan mengangkat tangannya, tidak ingin mendengar Nick bicara lagi. "Lebih baik kau keluar sekarang,"ujar Niall.

"Apa? Tidak bisa! Nanti kalau Eve kenapa-kenapa bagaimana?" Eve mengutuk Nick karena telah berbicara begitu. Itu hanya akan menyulut emosi Niall.

"Aku bilang KELUAR!" bentak Niall. Nick menoleh ke arab Eveline yang kini mengangguk dengan maksud menyuruhnya keluar. Dengan ragu, model lelaki itu menutup pintu flat Eve dari luar.

Kini tinggal ada Niall dan Eve. Niall mengusap wajahnya dengan kasar dan menjatuhkan bokongnya di sofa milik Eve.

"Kenapa?"

Satu kata. Hanya satu kata yang keluar dari bibir Niall. Lelaki itu lelah berteriak sepertinya.

"Apa?" jawab Eve dengan suara super pelan.

"Kenapa kau menciumnya? Apa kau menyukainya?"tanya Niall dingin. Niall tidak berteriak, tapi nada bicaranya yang dingin itu menyakiti hati Eve. Niall bahkan tidak mau menatap Eve yang kini berdiri satu meter darinya.

"Tidak Niall! Aku tidak menyukainya! Dia hanya temanku. Aku hanya sedang sedih karena kau.. karena kau tidak menghubungiku hampir dua hari. Aku hanya takut hubungan kita tidak akan berhasil."

"Seems like it," ujar Niall dingin.

Sontak Eve mendongak menatap Niall. Ia tidak percaya Niall berbicara seperti itu kepadanya. Apakah itu artinya Niall ingin mengakhiri hubungan kami? batin Eve.

"Niall.. Jangan bicara seperti itu aku mohon.."ujar Eve lirih.

Eve berjalan mendekat ke arah Niall. "Jangan mendekat." Suara Niall mengejutkan Eve. Darimana Niall tahu ia berjalan mendekat? Padahal daritadi lelaki itu menutup mata dengan tangannya. "Jangan mendekat, Eve. Aku tidak bisa melihatmu sekarang."

Ouch that's hurt.

Eve merasa dirinya begitu hina sampai-sampai Niall tidak ingin melihatnya sekarang.

"Niall.. Aku minta maaf.. Aku akan melakukan apa saja sekarang yang penting kau maafkan aku, Ni.." lirih Eve.

"Shut up. Aku tidak bisa berbicara apa-apa sekarang. Maksudku, jadi apa gunanya aku duduk tidak nyaman selama 20 jam di pesawat? Hanya untuk mendengar kabar kalau kau baru berciuman dengan lelaki lain? Wow. Aku menyesal telah mengunjungimu," ucap Niall dingin.

Airmata Eve jatuh lagi. Kata-kata Niall menusuk dirinya. Menghancurkannya.

"Kau tahu apa bagian terburuknya, Eve? Saat aku bangun tidur dan mendengar kalau Harry pergi ke London, aku langsung menyiapkan diri untuk pergi ke London, untuk bertemu denganmu. Aku menghabiskan 20 jam di pesawat tanpa transit hanya untuk bertemu dirimu. Aku begitu semangat untuk memberimu kejutan. Itulah mengapa aku tidak mengabarimu. Ternyata, kau ditinggal hampir dua hari saja sudah berciuman dengan lelaki lain. Bagaimana kalau aku tinggal dua bulan ya? Jangan-jangan kau sudah bercinta dengan laki-laki lain," ucap Niall. Laki-laki itu tertawa miris sedangkan Eve hanya bisa berdiri dan menunduk tanpa mengucapkan apa-apa. "Aku ingat sekali waktu itu kau sempat bilang kau mau pacaran denganku asal aku tidak menyakitimu. Lihat kenyataannya. Siapa yang disakiti, Eve?"

Eve diam.

"Jawab aku! Siapa yang sekarang tersakiti?! Apakah itu kau?! Bukan!" bentak Niall tiba-tiba.

Eve bergerak mundur sedikit akibat seruan Niall yang tiba-tiba itu. Ingin rasanya ia membalas perkataan Niall, tapi ia tahu ia salah. Ia tidak bisa berkata apa-apa sekarang.

"Sekarang aku minta jelaskan semuanya. Tidak boleh ada yang dilebihi atau dikurangi. Jawab aku dengan jujur. Apa yang telah terjadi. Sekarang!" seru Niall lagi.

Eve duduk di lantai karena ia lelah berdiri. Ia juga tidak bisa duduk di sofa karena.. karena Niall bilang ia tidak ingin berdekatan dengan Eve sekarang.

"Jadi.. seharian ini aku pergi dengan Nick. Ia mengajakku sarapan, awalnya. Tapi kemudian kami pergi karena kami bosan. Aku bersumpah kami tidak melakukan apa-apa Ni.."

"Apakah berciuman juga masuk ke dalam kategori 'tidak melakukan apa-apa' Hm?"ujar Niall sinis.

Eve menelan air ludahnya. "Kami tidak berciuman. Ia menciumku saat aku menangis karena aku merindukanmu.. menghawatirkanmu—mengkhawatirkan hubungan kita."

"Dan kau membalas ciumannya," ujar Niall singkat, padat, jelas dan telak.

Eve tidak bisa berbicara apa-apa lagi setelah itu. Ia tahu ia salah. Ia tidak bisa melakukan pembelaan apa-apa lagi. Bahkan rasanya untuk menggerakan bibirnya pun ia sudah tidak bisa.

"Sudahlah, Eve. Kau bahkan sudah tidak bisa berbicara apa-apa lagi sekarang. Sudah terbukti kau salah kan? Kau berciuman dengan laki-laki lain di belakangku. Dan aku ingin kita berakhir agar aku tidak merasa sakit hati lagi."

Eve sontak mendongakkan kepalanya hingga matanya bertemu dengan mata biru Niall yang dingin itu. Eve tidak percaya Niall baru saja mengatakan itu padanya.

Eve beringsut mendekati Niall. Kini ia berlutut di depan Niall. Ia sudah tidak tahu apalagi yang bisa ia lakukan selain menangis dan meminta maaf ke Niall. Niall sendiri terkejut saat melihat Eveline berlutut di depannya. Ia merasa kasihan. Semarah apapun dirinya, ia tetap tidak tega melihat perempuan yang ia cintai sampai sebegininya.

Niall menyentuh bahu Eve. Menariknya agar perempuan itu bangun tapi Eve tidak melepaskan tangannya dari kaki Niall. "Bangun."

"Tidak mau! Aku tidak akan mau bangun sampai kau memaafkanku! Maafkan aku Niall.. Aku sangat mencintaimu dan apa yang aku lakukan itu benar-benar berada di luar otakku! Aku tidak tahu apa yang aku lakukan.. Maafkan aku Niall..." Eve menangis tersedu-sedu.

"Percuma. Mau kau menangis juga aku tidak peduli. Aku ingin kita berakhir. Aku ingin kita selesai." ujar Niall dingin. Nada dinginnya itu belum mencair juga daritadi. "Aku tidak ingin merasa sakit hati. Dengan aku putus denganmu, akan memudahkanku untuk membuat mindset baru di otakku kalau kau bukan siapa-siapaku dan kau bebas melakukan apapun yang kau mau. Aku tidak akan peduli."

Eve bungkam. Kata-kata Niall begitu menyakitkan baginya. Bagaikan yang ada di hadapannya ini bukanlah Niall. Melainkan orang lain yang ia tahu dan yang kata-katanya pedas. Ini bukan Niall yang ia kenal.

Tiba-tiba Niall berdiri, membuat Eve melepaskan tangannya dari kaki Niall karena ia terkejut. "Aku pergi."

Niall berjalan cepat ke arah pintu dan sungguh-sungguh pergi, meninggalkan Eve yang masih terduduk di lantai sambil menangis.

If tomorrow you won't be mine,
Won't you give it to me one last time?
Oh baby let me love you goodbye...

------------------------------------------
[A/N]: HAAAAAAAAI
Sesuai janji kaan baliknya galama-lama...

Gimana chapter ini? Cukup bikin baper gak?
Sambil dengerin lagu-lagu di atas makanya:p

Kira-kira Neveline bakal rujuk lagi apa bubaran hayoooo?

p.s follow fanpage aku ya di twitter @.fetchlouis thank you

alisonswxft

Change // n.hWhere stories live. Discover now