Chapter 2 - Rencana

Start from the beginning
                                    

Darrel mengedikkan bahunya. "Karena menurut gue, semua cewek sama aja. Kalo ga nyari kepopularitas-an, ya matre. Kaya mantan-mantan gue, mereka cuma manfaatin uang dan kepopularitas-an gue. Gue suka ngerasa lucu gitu ngeliat mereka yang ngajak gue balikan," Darrel terkekeh.

"Dan gue ngelakuin ini semata-mata karena gue mau nyari, 'ada gak sih cewek yang sampe sekarang masih pake perasaannya untuk sebuah hubungan.'" Ucap Darrel, "gue kok jadi alay begini ya?" Darrel bertanya heran.

"Gue seharusnya rekam lo pas lagi ngomong gitu," Ghafar mendecak. "Lo ngomong kaya gitu, seakan-akan mantan lo itu banyak, tau ga."

Darrel menggerutu tak terima karena ucapannya hanya ditanggapi seperti itu oleh sababatnya.

Ghafar tertawa mendengar Darrel menggerutu sebal. "Gue becanda elah, lebay banget sih lo." Ucap Ghafar lalu menepuk bahu Darrel.

"Yaudah sih," Darrel mendelik. "Terserah lo aja!"

Ghafar bangkit dari duduknya. "Gue ke kelas duluan ya. Bentar lagi bel."

"Disiplin banget sih." Sindir Darrel.

Meskipun disindir oleh Darrel, Ghafar tak menghiraukan itu, ia berjalan menjauhi meja kantin yang Darrel duduki tanpa memedulikan sahabatnya yang duduk disitu.

"Gue berasa jones banget duduk sendiri disini," Gumam Darrel.

"Yaudah deh, gue balik ke kelas aja." Ucap Darrel kepada dirinya sendiri.

Darrel berjalan menuju kelasnya, cukup jauh memang antara kelasnya dengan kantin utama sekolah. Maka dari itu, sebenarnya Darrel sangat malas balik lagi ke kelasnya.

Ditambah dengan ia harus melewati koridor kelas X, yang katanya sekarang banyak grup-grup yang beranggotakan cewek songong yang sok jual mahal.

Dikedipin sama gue paling udah kocar-kacir. Batin Darrel dengan pede.

Darrel masih melewati koridor kelas X IPA, karena setelah melewati koridor kelas X IPA, ia akan melewati kelas X IPS dan disana ada tangga menuju kelas XI IPS.

Tetapi sebenarnya di dekat kelas X IPA terdapat tangga menuju koridor kelas XI IPA, namun Darrel sedang malas melewati koridor kelas XI IPA karena disitu terdapat musuh bebuyutannya. Lebay memang.

***

Kring. Kring.

Walaupun bel istirahat kedua berakhir, tetap saja koridor kelas X masih ramai dengan siswa-siswi yang sedang bercanda di depan kelas mereka.

Beda halnya dengan Tiffany. Dia hanya mendumal sedari tadi di tempat duduknya dengan tangan yang mencoret-coret bukunya. Ia sangat sebal dengan teman sebangkunya yang sekarang masih diluar kelasnya.

Awas aja kalo dia kesini, bakal aku semprot abis-abisan. Batin Tiffany dengan sebal.

Tak lama Tiffany menggerutu, datang teman sebangkunya atau sahabatnya yang ia kenal saat pertama kali MOS. Tasya Kania atau Kania itu berjalan mendekati Tiffany. Cewek yang tomboy walaupun manis itu duduk di sebelah Tiffany yang belum selesai gerutuannya.

"Lo kenapa sih?" Tanya Kania heran.

Tiffany menggeleng. "Gak kenapa."

"Halah boong lu."

"Engga Nini." Ucap Tiffany dengan menekan 'kan kata Nini.

Kania bergumal. "Jangan panggil gue Nini, gue bukan nenek-nenek."

"Nama lo 'kan ada nini-nini nya gitu." Kata Tiffany sambil terkekeh.

Kania yang akan membalas ucapan Tiffany, mengurungkan niatnya karena ada seseorang yang berteriak di depan kelas mereka.

"Jam pelajaran sekarang free, guys!" Teriak Bayu, sang ketua kelas. Semua siswa-siswi di kelas IPS - 1 pun bersorak.

"Emang kenapa, Bay?" Celetuk seorang siswa yang duduk di pojok belakang.

"Gurunya muntaber." Teriak Bayu, lalu memukul meja yang ada di hadapannya. Sebagian siswa yang berada di kelas tersebut hanya menggeleng sembil mengatakan 'astagfirullah'.

Bayu berjalan mendekati meja yang di duduki oleh kedua orang cewek yang daritadi berdebat. Bayu tersenyum, ia duduk di bangku yang berada di depan meja kedua cewek tersebut.

"Hai, Tiffany!" Sapa Bayu sambil mengedipkan sebelah matanya.

Sontak kedua cewek yang sedang berdebat itu berhenti. Tiffany menoleh ke arah Bayu, menatap cowok itu dengan raut wajah sebal.

"Apaan?" Ujar Tiffany sewot.

Menurut Tiffany, Bayu Aditya Dermawan si ketua kelas ini, atau yang biasa dipanggil Bayu itu seorang cowok yang tampan dan manis. Namun yang tak Tiffany sukai adalah sifatnya yang aneh. Bagaimana tidak, baru saja satu bulan menjadi murid kelas X, cowok itu menyatakan perasaannya terhadap Tiffany. Yang tentunya cewek itu tolak.

"Galak amat, sih." Bayu memonyongkan bibirnya.

Tiffany bergidik. "Mirip entog tau gak."

Kania yang berada di sebelah Tiffany terbahak, bahkan ia sesekali menyeka air mata yang keluar dari sudut matanya. Berlebihan memang.

"Kamu tuh gatau keadaan banget sih, Kan." Kata Tiffany.

Kania mulai berhenti dari tawanya. "Kok jadi gue sih yang disalahin," Ucap Kania tak terima. "Heh Bay! Mendingan lo balik ke alam lo deh, daripada gue debat lagi." Usir Kania.

Bayu bangkit dari duduknya, ia mencolek pipi sebelah kanan Tiffany. "Gue balik ke alam gue dulu ya, bye Tif."

Tiffany yang merasa pipinya dicolek langsung saja memukul punggung Bayu menggunakan tempat pensil yang ada di hadapannya. "Rasain." Desis Tiffany.

a.n

Hiii guys! Aku tau ini late banget muahahah. Soalnya satu hari lagi selesai uts yeay maafkan ya ehe.

Siapa yang suka sama bayu?













ComparableWhere stories live. Discover now