22

28.5K 1.6K 201
                                    


Moodku masih bagus karna semalam akhirnya aku bisa melihat dan berbicara dengan Denisa setelah seminggu kepulangannya.

Tapi hari ini mood baikku itu runtuh karna satu orang.

Yosua.

"Itu juga baik." Setuju Yosua saat Wira bagian pemasaran menyelesaikan presentasinya. Wira tersenyum lega.

Yosua datang mewakili ayahnya untuk bertemu denganku. Urusan bisnis. Tapi tetap saja aku merasa kesal karna harus bertemu dengan orang yang disayang oleh Denisa!

"Kalau begitu kita sepakat?" Tanyaku berusaha seprofesional mungkin. Walaupun tak bisa dipungkiri nadaku terdengar dingin.

"Tentu." Aku dan Yosua bersalaman menandai kesepakatan kami.

"Saya akan menyerahkan detailnya ke perusahaan anda." Yosua mengangguk. Ternyata jika masalah pekerjaan, dia sangat serius. Berbeda dengan sifatnya yang ku lihat saat dia sedang bersama Denisa.

"Akan saya tunggu." Semua orang yang ada diruangan meeting ini pun tersenyum mensyukuri kerja keras mereka diterima oleh prusahaan Yosua.

"Baik. Rapat selesai." Huhh akhirnya! Aku ingin mengatakan kata ini dari tadi.

"Tunggu." Tahan Yosua yang membuat semua orang berhenti membereskan kertas-kertas dimeja masing-masing dan menatapnya bingung. "Boleh kita bicara?" Yosua menatapku dengan senyum. Aissss!

"Tentu. Kalian boleh keluar." Perintahku pada anak buahku. Yosua melakukan hal yang sama pada beberapa orangnya.

Sisalah kami berdua diruangan meeting ini.

"Ada apa?" Tanyaku langsung tanpa basa-basi.

"Bagaimana kabar Denisa?" Tanyanya dengan santai sambil membereskan barang-barangnya yang masih beranakan.

"Kenapa kau bertanya padaku?" Aku mulai kesal. Apa dia sedang menyindirku?

"Hanya memastikan apa kau menghubunginya atau tidak." Suara ramahnya diganti dengan nada dingin menusuk.

"Kurasa itu bukan urusanmu. Terserah padaku ingin menghubynginya atau tidak." Aku menyandarkan tubuhku santai. Yosua terlihat marah.

"Hati-hati Al. Aku tidak segan mengamuk ditempat ini jika kau seenaknya begitu saat membicarakan Denisa." Aku tersenyum masam. Cih. Segitunya kah?

"Memangnya apa masalahmu? Lagi pula bukankah harusnya kau senang? Aku jadi tidak mengganggu kalian."  Alisnya naik sebelah.

"Apa maksudmu dengan mengganggu kami?" Tanya Yosua heran. Aku tertawa hambar.

"Tidak perlu kau tutup-tutupi. Aku tau kalian saling menyukai." Rasanya agak berat saat mengatkan itu.

Yosua tidak menjawab. Dia hanya diam menatapku dengan pandangan anehnya. Wajahnya seperti berpikir keras.

"Ya, kami saling menyukai. Dia sahabat baikku." Jawab Yosua polos.

"Kau tau bukan itu maksudku!" Makin lama kekesalanku semakin memuncak.

"Tunggu Al! Serius deh. Aku benar-benar tidak tau apa yang sedang kau maksud ini." Aku membuang nafas frustasi.

Apa aku harus menjelaskannya dengan detail suapaya dia mengerti? Oh ayolah! Itu menggangguku!

"Sudahlah jangan kau tutupi. Aku tau kau dan dia saling menyukai sebagai seorang laki-laki dan perempuan. Dan aku menghargai itu." Jelasku.

Satu detik..

DeepWhere stories live. Discover now