15

26.7K 1.6K 68
                                    


Aldo pov

Tok...tok...tok...

"Masuk." Seruku tanpa memalingkan wajah dari layar laptopku.

"Maaf pak, saya ingin mengingatkan sehabis makan siang, anda adameeting. Setelah meeting, anda ada pertemuan dengan pak Wicak." Akumengangguk tanpa melirik orang yang sedang membacakan jadwalku.

"Baik, kau boleh pergi." Tapi sampai beberapa lama aku tidakmendengar pintu ditutup. Aku mengangkat kepalaku. Dan orang itu masih berdirididepan mejaku.

"Ada yang kau lupakan Jeane?" Tanyaku bingung karna dia hanyamenatapku dengan senyum tanpa bicara.

"Ah tidak pak, saya hanya mau memandang anda sebentar."Jeane kembali tersenyum manis. "Saya rasa cukup. Trimakasih atas waktunyapak." Jeane akhirnya melangkah keluar.

Aku tidak kaget dengan ucapan beraninya itu. Karna dari pertama kali bertemudengannya, dia sudah mengungkapkan perasaannya padaku. Katanya sih cinta pandanganpertama. Walaupun aku agak risih dengan sikapnya itu, aku tidak bisa memecatnyakarna kinerjanya sangat bagus. Bahkan lebih bagus dari sandra.

Ya menurutku selama dia hanya mengucapkan apa yang ada dipikirannya, tidakcentil, kerjanya bagus dan tidak menggangguku, dia patut dipertimbangkan.Maksudku sebagai sekertaris.

Ngomong-ngomong ini hampir makan siang, dan ini hari rabu, tumben sekaliDenisa tidak datang membawakanku makan siang? Kemana dia?

****

Denisa pov

Aku tersenyum manis pada beberapa orang yang masuk ke dalam liftbersamaku. Seperti biasa, aku akan mengantarkan makanan untuk ka Aldo. Dan akumengikuti saran pakar cintaku sekarang. Yup! Yosua!

Setelah berjanji akan membantuku, yang dia lakukan adalah memberikankumasukan-masukan tentang apa saja yang akan membuat laki-laki luluh. Entahlahakan berhasil atau tidak. Aku belum mencobanya.

Aku kira saat dia bilang akan membantuku, kami akan melakukan drama yangmembuat ka Aldo cemburu! Tapi ternyata tidak! Yosua bilang itu nora! Dan halitu hanya akan membuat ka Aldo menjauhiku. Jadi aku mencoret 'membuatcemburu' dari daftar caraku mendekati ka Aldo! Ka Aldo yang menjauhikuadalah hal terakhir yang aku inginkan.

Ting

Dua orang terakhir keluar dari lift dan menyisakan aku sendirididalam ruangan sempit yang bergerak naik ini. Aku menatap bayanganku dipintu lift.Aku memakai dress selutut berwarna biru laut dengan corak polkadot putih tanpalengan. Aku mengikuti kata-kata Yosua untuk memakai pakaian yang manis. Katanyaitu akan membuat ka Aldo memandangku lebih dewasa dibanding clana jins.

Ting

Lantai 35! Akhirnya.

Aku keluar dari lift dan langsung bisa melihat meja sekertaris yangmenghadap lift.

Tapi bukan ka Sandra yang kulihat. Yang ada hanya perempuan cantik denganrambut sebahu yang lurus kecoklatan. Sekertaris baru? Aku belum kesini selamabeberapa hari ini. Mungkin benar ini sekertaris baru.

"Permisi, ka Aldonya ada?" Tanyaku sopan pada perempuan yangsedang duduk manis dimejanya. Tidak mungkin kan aku nyelonong masuk aja?

Perempuan itu mengangkat wajahnya dan menatapku dari atas sampai bawah dankembali ke atas lagi. Apa dia sedang menilaiku?

"Apa sudah membuat janji?" Tanyanya datar. Aku menggaruktengkukku.

"Em, dibilang sudah belum, dibilang belum sudah." Dia menatapkubingung. Oh tentu saja! Aku saja bingung dengan ucapanku sendiri! "Aku maumengantarkan ini." Aku menunjukan tas berisi tempat makan.

DeepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang