7

25.1K 1.4K 12
                                    


Denisa pov

Aku menatap kakAldo dalam diam.setelah tadi berbicara dengan Renata adiknyaVion, kak Aldo langsung diam karena tadi kak Aldo dan Vion sedikit bertengkarhanya karena masalah kecil menyangkut Rena yang menyatakan cintanya.

Aku heran, anak kecil itu langsung menyatakan cintanya pada kak Aldo denganmudah diwaktu pertama kali bertemu. Itupun via vidiocall. Sedangkan aku? Harusmenunggu 8 tahunbaru bisa ? itupun aku belum berani mengatakannya.

Kak Aldo kembali menyuapkan makanannya ke dalam mulutnya.

"Katanya udah kenyang?" Aku terkekeh sambil meledek. Tapi ka Aldotidak menyahut.

"Ya udah abisin aja. Abis itu minum obat ka jangan lupa." akubersiap membereskan sisa makanan. Tapi tanganku dicegah oleh kak Aldo. Akuterpaksa duduk lagi.

"Astaga! Aku lupa kalo aku lagi sakit! Kamu ga apa-apa?" Kak Aldomulai mengecek wajahku. Sontak wajahku memerah karena jarak wajah kami yangmemang sangat dekat!

"A-apanya kak?" Tanyaku gugup.

"Ya ampun Denis! Maafin kakak ya! Gara-gara satu piring sama kakak,kamu ketularan deh! Aduh muka kamu mulai merah nih!" Kak Aldo masih sajameletakan tangannya di wajahku.

"I-ini bukan karena ketularan. Ini gara-gara kakak terlalu dekat."Ucapku ragu. Kak Aldo langsung melepaskan tangannya dari wajahku. Aduh, akutakut aku telah mengatakan sesuatu yang tidak enak pada kak Aldo dan itu akanmembuat kami punya jarak! Aduh bodohnya aku! Harusnya aku diam saja!

"Hehe maaf maaf. Abis aku takut kamu ketularan." Heh? Untung sajakak Aldo ga salah paham.

"Yee lagian mana ada alergi nular!" Kami mulai mengobrol denganasil lagi.

"Ye siapa tau! Kita kan makan satu piring!" Kak Aldo tetap terkekeh.

"Huh, lagian kakak kan cuma alergi. Bukan sekarat!" Aku mengulangkata-katanya.

"Tapi kakak ga mau kamu kenapa-napa gara-gara kesalahan kakak."Oke ini harus dihentikan! Kami seakan mengulang pertengkaran kami dengan posisiyang terbalik. Dengan cepat aku berdiri.

"Abis minum obat langsung tidur kak." Aku membereskan meja danmeninggalkan dapur. Rasanya lelah.

****

Oke, karena kesalahanku yang tidak sopan tadi malam, mungkin sebaiknya akumemasakan sarapan untuk kak Aldo pagi ini.  Hmm aku tau ini weekend, tapi mungkinlebih baik sarapan pagi bukan. Semoga saja ka Aldo tidak bangun siang.

Cklek....

Pasti ka Aldo!

"Morning." Sapa ka Aldo. Aku langsung berbalik menatap kaAldo.

"Morning?" Aku menatap ka Aldo dari atas sampai bawahdengan raut wajah tak suka. "Kaka mau kemana?" Tanyaku yang memangsudah penasaran.

"Ke kantor." Jawab ka Aldo santai sambil duduk ditempatnya biasa.

"Di weekend seperti ini?" Tanyaku tak percaya.

"Ya. Ada urusan yang sangat penting hari ini." Ka Aldo mulaimenyendokan makanannya.

"Tapi kaka masih sakit." Aku menatapnya cemas.

"Denis, aku hanya..."

"Alergi bukan sekarat." Aku memotong ucapannya sambil memutarmataku. "Tapi tetap saja tidak boleh!" Ka Aldo tersenyum.

"Aku akan langsung pulang setelah urusan itu selesai. Tenangsaja." Ka Aldo mulai makan.

Oke aku tidak tau apa yang harus aku lakukan sekarang. Aku tidak bisamenahannya supaya tidak ke kantor. Ah mungkin yang ini akan berhasil.

DeepWhere stories live. Discover now