[Part 4] If you're not the one

5K 447 8
                                    

Poos beli raris olés
Ring selag alis adi,gelis
Poos panadi baos
Mangda adi anut-tinut
Ring baos beli

---

Puja meluruskan punggungnya. Hampir lima jam dia bekerja, kepalanya terasa sakit. Jangga memandang sahabatnya dengan cemas. "Istirahat dulu, biar aku yang mengerjakan". "Tanggung, tinggal dikit lagi". Puja mengerjakan beberapa lembar terakhir dengan cepat. "Wajahmu sudah pucat tuh, kalau kamu pingsan, aku nggak sanggup gotong kamu lho". "Siapa yang pingsan?", Wayan masuk sambil membawa beberapa cangkir kopi. "Tuan muda...". "Panggil saja Tania kesini, langsung seger lagi si Puja, wow...lihat tuh, siapa yang bersama Andika...lumayan juga, eh, artis tuh, artis, siapa namanya?. Diva Alexa?. Wah, boleh juga tuh". Jangga memandang ke bawah jendela lebar kantor, melihat arah pandang Wayan. "Jadi itu artis yang akan menemani Andi melihat peresmian Glory, ah, tiga hari lagi, gadis itu pasti berubah pikiran", kata Jangga. "Kenapa?". "Karena, kalau sudah melihat Puja, Andi pasti terlupakan". Keduanya lalu tertawa. "Kalau the Crown, Prince William di depan mata, ngapain jalan sama Harry?". Puja memandang kesal kedua sahabatnya. "Kalian berisik banget sih, keluar!". "Ye, gitu aja marah, ayo Yan, taruhan deh...". Jangga dan Wayan ngakak, Puja hanya berdecak kesal.

"Udah selesai?", Jangga melihat pekerjaan Puja. "Ya, kayaknya aku harus tiduran lagi nih, nggak tahu kenapa, kepalaku sakit". "Ke café bentar, setelah minum dan makan sedikit, kamu pasti segar lagi, kamu belum makan dari tadi, kalau saat peresmian kamu pingsan, wah, kamu sukses ngasih para wartawan itu berita menarik, sobat!". Puja menurut, ketiganya menuju lift, café berada di bawah hotel, merasa suasananya ramai dan malah membikin pusing, Puja ingin menikmati secangkir teh di dekat kolam renang. Kedua kawannya menurut, ternyata di sana meraka malah bertemu Andi dan pacarnya.

"Hai...", sapa Jangga. "Eh, kalian, habis kerja ya, kok Puja pucat gitu?". "Lembur, biasalah, mengurus pembukaan Glory tiga hari lagi, kalian sendiri ngapain, kencan pertama kok di hotel...", goda Jangga. Andi nyengir. "Alexa ada syuting di Bali selama seminggu, katanya, hotel sebelumnya nggak terlalu enak, kupromosikan tempat ini, kelihatannya dia suka...tuh, dia lagi telpon rekannya untuk pindah ke sini". Gadis itu melambai ke arah Andi, tak berapa lama pelayan mengantarkan pesanan Puja, pemuda itu kembali merasa segar saat menghirup udara di luar, matanya terpejam sambil menghirup udara segar.

"Ndi, bentar lagi temenku ke sini, eh, di sini ada spa kan?", Alexa menghampiri Andi. "Lengkap deh, mau apa aja ada, spa, fitness center, tempat ini memang dikhususkan untuk menyegarkan kembali tubuh yang lelah sehabis bekerja, lagian, mumpung ada bosnya nih, sobat gue, Oka Puja". Alexa menyalami Jangga dan Wayan, terakhir dia melihat ke arah pemuda yang duduk santai bersandar di kursi dengan mata terpejam. Sangat tampan, wajah yang seolah dipahat sempurna dan hanya ada di cerita dongeng, khayalan tentang pangeran di negeri dongeng ada pada pemuda itu.Perlahan bulu mata lentik itu terbuka dan dengan malas Puja menyalami Alexa. "Aku, kayaknya pernah lihat kamu...", Alexa menatap Puja antusias. "Tentu saja, dia kan sering masuk koran, majalah, apalagi majalah gosip, masuk sepuluh cowok paling seksi di negeri ini, bah, yang menilai pasti lagi ngantuk!",kata Wayan, Puja meninju lengan Wayan sambil nyengir kesal. "Dia yang punya hotel ini", kata Andi, Alexa terbelalak. "Oh, Oka Puja...aku nggak mengira bisa bertemu pewaris Neo Square secara langsung, ", Alexa duduk di samping Puja, Puja menginjak kaki Jangga yang terkikik melihat paras Andi yang berubah, dicuekin calon pacar. "Saya juga senang bertemu anda nona Diva, saya harap anda merasa nyaman di hotel saya ini". Lalu Puja mengalihkan perhatian dan berbicara tentang beberapa saham pada Jangga, maksudnya supaya perhatian Alexa beralih pada Andi lagi, tapi gadis itu sudah terlanjur terhipnotis kharisma Puja, dia hanya memperhatikan Puja. Wayan menepuk bahu Andi prihatin. "Makanya Ndi, kalau punya gebetan jangan dideketin ke itu monster...udah beberapa kali kejadian, lu kagak kapok juga". "Punya pelet apaan sih si Puja itu?", gerutu Andi. Puja bukan tak menyadari kekesalan Andi, karenanya dia mengajak Jangga dan Wayan pergi. "Kami pulang dulu Ndi, selamat menikmati". "Ya..ya..makasih! selamat jalan deh, sana pergi!".

"Kasihan Andi...", Jangga terbahak. Puja berdecak, "Hei, gadis itu jadi gitu karena tahu aku pemilik Neo Square, seandainya kalian tadi nggak ngomong, paling dia juga nggak nyadar, kalian pasti sengaja ngerjain Andi, kan?". Jangga dan Wayan ber Toast. "Ya maaf...kita kan janjinya Jomblo waktu menghadiri peresmian Glory, salah dia sendiri, mau ajak pacar...ya nggak Yan?". "Kamu juga nggak bawa cewek kan Ja?'", tanya Wayan. "Bawa...tuh...nyokap...", keduanya kembali terbahak, membayangkan keadaan Andika. "Jangga, gimana susunan acaranya? Beres,kan?". "Ok's bos, apapun keinginan anda, semua sudah aku persiapkan perfect, keamanannya kami pun sewa dari Guardian's, dijamin semua aman deh, sekarang kan lagi ngetrend tuh, issue bom dan lainnya". "Bagus, aku percaya sama kamu, karena klien kita kali ini kebanyakan orang asing, aku ingin kemananannya kita perhitungkan dengan baik. Panggung di depan kulihat hampir jadi, pastikan pada hari H semua lancar, oke, aku pergi dulu, ada pembicaraan dengan Steven yang belum selesai". "Hmm, penambahan dana untuk Nirvana?". "Ya, ada sedikit perbaikan yang harus dilakukan, sampai jumpa".

---

"Oh, jadi hotel Glory akan diresmikan?", tanya Alexa, Andi mengangguk, "Ya gitu deh, tiga hari lagi, makanya mereka sibuk, udah kita bicarain hal lain aja yuk". "Mmm, Puja itu, apa dia nggak punya pacar?". "Pacar sih banyak, playboy abis dia, kok kamu nanyain itu sih, kan tahu sendiri berita tuh di majalah-majalah, minggu ini deket sama ini, sama itu, lain hari sama siapa lagi...nggak tahu deh". "Tapi itu kan cuman gosip, malah, dia jarang terlihat bareng seseorang akhir-akhir ini". "Siapa bilang?. Banyak kok yang datang ke sini sekedar say hello", Andi berbohong. "Oh ya?". "Kayaknya kamu tertarik sama dia...". Alexa nggak merasakan nada cemburu dalam suara Andi. "Ya iyalah, semua wanita pasti tertarik sama pria setampan itu, gila, aku nggak pernah deg-degan sampai begini, ini namanya first love at the first sight". Andi menepuk kepalanya. Bener-bener sialan deh tuh si Puja, udah lima kali kejadian kayak gini. Emang tuh muka ganteng bawa siallll! Batin Andi kesal. "Kamu kan temennya, pasti dapet undangan ke peresmian Glory,kan?'. "Tentu saja, kamu mau menemaniku ikut?". "Boleh, nanti sekalian kamu kenalin lebih deket aku sama Puja ya?". Andika tambah kesal. Sialan!sialan!...lain kali ye, kalau gue punya gebetan, gue bakal jauhin dari monster satu itu!. Dulu Anita, Rheina, Hera...sekarang Alexa, apa sih rahasia Puja sampai semua wanita tergila-gila sama dia?. Apa dia sehebat itu?. Andi geleng kepala. "Kayaknya gue harus belajar banyak dari tuh monster, gue korek rahasianya, kayaknya enak jadi dia, dimana-mana selalu jadi pusat perhatian!".

"Kamu kenapa?. Mama perhatikan, setelah pulang liburan kamu malah tambah nggak bersemangat". "I'm okey mam, mungkin cuman capek, ngurus semua ini kan nggak gampang, kita bertaruh banyak modal di sini, kita harus berhasil". "Mama rasa bukan itu masalahnya, selama ini, hal sepert itu nggak terlalu mengganggu kamu, masalah sebesar apapun bisa kamu atasi, nggak mungkin hanya karena masalah Glory, ada sesuatu yang mengganggu pikiran kamu". "Puja nggak papa, sudahlah, mama terlalu cemas, nanti malah mama yang sakit,lagi. Puja tidur dulu ya...".

Kamar luas bercat paduan hitam dan perak itu menjadi ruang serbaguna yang biasanya menenangkan Puja, tapi tidak kali ini, selintas wajah kembali mengusik. "Apakah, ini sudah waktunya, Tuhan membalas semua kejahatanku?, kali ini aku yang jatuh cinta, huh, nggak kukira perasaan ini bisa ada, selama ini aku bisa mengendalikan hatiku, pasti kali inipun aku bisa", Puja meneguk winenya. "Kalau Kau sayang padaku, Tuhan, jangan biarkan aku jatuh cinta...hapus cerita memuakkan itu dari hidupku, tapi Kau nggak pernah menyayangiku, bukan?. Dunia ini hanyalah kepura-puraan, dunia semu yang memuakkan, tidak ada yang benar-benar mencintaiku, Kau juga begitu, kan?". Lalu diteguknya sekali lagi wine di gelasnya, tak lama dia tertidur di kursi kerjanya. Mencoba melepas kepenatan hidupnya. Semua orang memandangnya selalu sempurna, melihat ketampanan dan kekayaannya, semua seolah berharap jiwanya juga sesempurna wajahnya, tapi Puja hanyalah manusia biasa, yang tidak selalu sempurna, dia ingin memiliki kehidupan seperti yang lain, hidup yang biasa tapi benar-benar kehidupan. Selama ini senyum, tawa dan gerak-geriknya seolah hanya untuk melengkapi kesempurnaan itu, dia merasa nggak pernah benar-benar bisa tertawa. Tawa puas karena keberhasilan mengalahkan lawan?. Tawa puas karena meruntuhkan kesombongan ribuan wanita?. Tawa puas untuk kerjasama yang berhasil dengan klien?. Dia sudah muak, tersenyum untuk seorang wanita yang hanya memandang kedudukannya, wanita...makhluk menyebalkan yang kerjanya cuman bisa merengek, meminta, dan apakah cinta itu?. Cukup dibeli dengan seperangkat perhiasan, mobil, rumah? Barang mewah...kalau dia nggak memiliki semua uang itu, kekuasaan itu, masihkah ada yang menyayanginya?. Semua ini hanyalah kepalsuan!


Love In BaliWhere stories live. Discover now