Two

20.2K 907 6
                                    

Pagi ini Caliandra bangun dengan perasaan campur aduk, antara senang, bersyukur, namun juga deg-degan karena khawatir. Dirinya sangat bersyukur karena sampai detik ini ia masih diberi kesempatan untuk hidup di dunia ini oleh Tuhan yang Maha Penyayang. Ia juga masih diberikan tambahan umur, namun dirinya juga khawatir karena kalau hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke -22 itu artinya hari ini ia akan bertemu tuan jodohnya. Meskipun tidak menolak, bukan berarti ia menerima semua ini dengan lapang dada. Seringkali ia juga mempertanyakan, apakah acara perjodohan seperti ini harus dilakukan? Caliandra tidak ingin naif, ia juga seorang perempuan yang memimpikan bertemu dengan teman hidupnya lewat kisah yang normal. Tapi lagi-lagi ia tak bisa berbuat banyak ketika semuanya kembali kepada titah ibunda ratu alias ibunya.

"Selamat ulang tahun ya anak ibu yang paling cantik." Ibu memeluk dan mencium putri semata wayangnya ini dengan penuh kasih sayang, "Bangun yuk sayang kita sarapan, ditungguin ayah itu di bawah. Lagian kamu kan harus siap-siap hari ini."

Mendengar pernyatan Ibu perutnya mendadak mules dan jantungnya kebat-kebit tak berirama. Ah perasaan macam ini. "Makasi banyak ibu yang gak kalah cantiknya. Calia cuci muka dulu ya kalau begitu nanti baru turun."

Perempuan penyuka warna off-white ini memandangi cermin di kamar mandinya, "Sebenarnya benar gak sih keputusan gue menerima perjodohan ini? Kalau ternyata si Rayhan ini beneran suka sama gue dan guenya gak suka gimana? Kalau sebaliknya gimana? apakah bisa diakhiri baik-baik nantinya tanpa menyakiti orang tua kita?" Caliandra menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha menyangkal, "Aduh! kenapa jadi khawatir banget begini sih? Ya udah kalau gak suka berarti gak jodoh. Udah ah." Ia menepuk-nepuk pipinya ringan. Mengalihkan segala pikiran buruknya. Kekhawatiran Caliandra pagi ini di akhiri dengan gemuruh suara handphone-nya, menggema suara ringtone yang ia sudah hapal sekali dengan siapa identitas si penelepon.

"Iya Gam? Tumben Sabtu pagi begini udah bangun."

"HAPPY BIRTHDAY CALIAKU TERCINTA!" terdengar suara teriakan yang memekakkan telinga Caliandra. Hampir saja Caliandra membuang teleponnya begitu saja ke atas kasur.

"Gama! gue bisa tuli kalau lo teriak-teriak begitu. Berisik tau!"

"Bilang terima kasih gitu. Kan gue mau bikin lo kaget. Happy birthday ya Calia, semoga lancar perjodohannya kali ini, ketemu sama pangeran tampan ya syukur-syukur. Ah, kalau gak ada acara itu, gue udah pasti nyeburin lo ke bathtub pagi ini."

"Hahaha. . .sial malah diceburin. Iya bapak Gama, terima kasih banyak. Amiin deh ya, semoga beneran ketemu pangeran macam Pangeran Harry. Kalau gitu sih gak usah nunggu 2 bulan langsung gue bilang iya. Doain dong!" Keduanyapun tertawa bersama. Sahabat dan keluarganya, Caliandra rasa sudah cukup untuk membuat hari ini menjadi hari terindah dalam hidupnya. Tidak perlu mengkhawatirkan soal perjodohan. Anggap saja menambah teman baru. Nothing to loose Cal.

Di meja makan, ternyata ayah dan ibu sudah menyiapkan sebuah kue ulang tahun, hanya sebuah kue kecil biasa namun begitu besar artinya bagi Caliandra. Bisa merayakan ulang tahunnya dengan orang-orang yang ia sangat sayangi adalah sebuah anugerah terindah dalam hidupnya.

Banyak orang mempertanyakan arti dan tujuan hidupnya lagi ketika mereka bertambah umur, atau sebagian orang menyebutnya berkurang umur. Semua itu tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Menurut William Shakespeare, the meaning of life is to find your gift and the purpose of life is to give it away. Bagi perempuan berbintang gemini ini, jika ia dihadapkan pada pertanyaan soal tujuan hidup, semuanya selalu kembali kepada orang-orang disekelilingnya. Pertama, untuk bersyukur kepada Tuhan Semesta Alam. Kedua, untuk memberi kebahagian kepada orang-orang tersayang dan yang terakhir terus memberi manfaat bagi orang-orang di sekelilingnya.

Baginya, hidup itu soal memberi dan berbagi jadi tak akan pernah lepas dari orang lain. Begitulah Caliandra memaknai 22 tahun hidupnya kini. Semoga dengan menerima perjodohan ini, ia bisa menjalankan salah satu tujuan hidupnya, memberi kebahagiaan kepada kedua orang tuanya.

*

Rayhan sudah rapi dengan memakai collar band blue shirt-nya dan celana berwarna senada juga sepatu loafer favoritnya. Sayangnya mood-nya tidak sebagus penampilannya. Tidak ada kekhawatiran atau rasa penasaran apalagi deg-degan menyambut perkenalannya hari ini, ia cenderung kesal dan malas dengan rencana ornag tuanya hari ini. Ia tidak tertarik dengan apapun perkara perempuan yang akan dijodohkan dengannya. Ia sudah bertekad secantik apapun perempuan itu, tidak akan membuat perasaannya berubah terhadap Ayesha. Ia akan tetap pada keyakinannya untuk menolak semua ini.

"Iya sayang, tenang saja deh. Kamu itu satu-satunya buat aku, cuma dua bulan dan ini semua berakhir. Lagian perempuan ini gak mungkin jadi saingan kamu. Hari ini kamu jadi pemotretan?" Jelas Rayhan panjang lebar ketika kekasih hatinya kembali mempertanyakan soal perjodohannya.

"Iya ini udah mau berangkat ke studio kok. Nanti malam diusahain ya Ray, kita udah lama kan gak keluar malam mingguan."

"Iya sayang, tapi aku gak bisa janji ya. Hari ini kan aku udah janji sama Bunda soalnya. Aku usahain sebisa aku. Ya udah ya, Bunda udah manggil tuh. Kamu hati-hati di jalan ya. Love you." Rayhanpun menutup teleponnya dan segera menemui Bundanya yang sudah memanggilnya berkali-kali.

*

"Ingat kata-kata bundamu tadi ya Rayhan. Jangan mempermalukan keluarga Pranadi. Ingat juga perjanjian kamu dengan ayah."

"Iya Rayhan, dengarkan kata ayahmu. Lagipula Bunda yakin kamu nanti pasti akan menerimanya, Caliandra itu cantik dan pintar. Tidak mungkin kamu tidak suka dengannya." Bundanya menambahkan seraya membenarkan letak kerah kemeja sang suami.

" Iya Ayah, Bunda, udah deh gak usah khawatir berlebihan begitu. Rayhan akan jadi anak baik hari ini." Rayhan melengos malas. Ingin sekali ia kabur dari segala perjanjian keluarga ini. Hari ini ia sungguh membenci mendiang kakeknya yang sudah membuat perjanjian konyol ini. Bahagia macam apa yang kakeknya harapkan dari sebuah prmaksaan tak beralasan? Semoga dirinya diberi kesabaran untuk menjalani semua acara yang direncanakan hari ini tanpa drama apapun.

Rayhan dan keluarganya akhirnya tiba di kediaman Caliandra, mereka disambut hangat oleh Bapak dan Ibu Wirasana - orang tua Caliandra - . Caliandra yang masih berada di dalam kamar, segera dipanggil turun untuk menemui tamunya yang telah datang.

"Saya Rayhan tante," Rayhan memperkenalkan dirinya pada Ibu Kartika Wirasana.

"Ya ampun sudah besar sekali ya kamu sekarang, tambah gagah saja. Beda sekali kalau sama foto yang dikirimkan bundamu." Ibunda Caliandra memberikan tatapan berbinar kepada calon menantunya ini, "Ayo silakan duduk semuanya. Tunggu ya Calianya sedang dipanggil, biasa anak sekarang kalau ulang tahun pada ngerayainnya tengah malam, jadi pada gak bisa bangun deh pagi-paginya." Tepat di saat pandangan Rayhan tertuju pada tangga berlapis marmer yang mengarahkannya ke lantai dua itu, Caliandra datang mengenakan casual dress berwarna putih dengan aksen biru muda di sekelilingnya. Ia tersenyum kepada orang-orang yang ada di ruang keluarga ini. "Eh sayang, salam sama Om Ivan sama Tante Rania."

Setelah bersalaman dan tentunya memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada Caliandra, sekarang Caliandra beralih menuju sosok laki-laki yang sepertinya akan dijodohkan dengannya. Dari luar sih terlihat rapi dan juga gagah. Perempuan yang memilih untuk menggerai rambutnya hari ini menatapi pria yang ada di hadapannya mulai dari ujung rambut hingga ujung kakinya. Tulang pipinya yang terlihat jelas membuatnya nampak sangat charming. Ditambah dengan selera pakaian yang sangat mendukung ketampanannya. Not bad lah untuk tampak luarnya. Pilihan kakeknya tak buruk juga, pikir Calia.

"Hai, Caliandra," Caliandra memperkenalkan namanya terlebih dahulu, mencoba untuk memberikan senyum paling manis ditengah rasa canggung yang tiba-tiba menyeruak keluar.

"Rayhan." laki-laki ini hanya mengucapkan satu kata, sepertinya terlihat keduanya sama-sama merasa canggung. Memang suasananya terasa agak canggung, maklumlah mengingat mereka akan dijodohkan dan baru pertama kalinya bertemu saat ini. Tentu keduanya memiliki banyak pertanyaan di kepala masing-masing. Dan hari ini waktunya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersarang di kepala sejak bertahun-tahun yang lalu.

*

I Choose YouWhere stories live. Discover now