Three

16.9K 832 2
                                    

Setelah mengobrol sedikit banyak sekaligus makan siang, Rayhan dan Caliandra dibiarkan untuk mengobrol berdua agar saling mengenal lebih dekat. Sebenarnya sih saat makan siang daritadi hanya obrolan nostalgia orang tuanya dengan orang tua Rayhan, sedangkan Rayhan sendiri tampak tidak antusias dengan pertemuan ini. Caliandra jadi menerka-nerka apakah Rayhan ini sesungguhnya menerima perjodohan ini atau tidak.

Sekarang hanya tinggal dirinya dan Rayhan. Mereka memilih untuk duduk di teras belakang yang menghadap ke sebuah kolam renang.

"Oiya lo anak teknik industri kan?" Caliandra mencoba memecah kesunyian yang menyelimuti mereka berdua.

"Iya." lagi-lagi hanya satu kata. Laki-laki ini sepertinya benar-benar ridak tertarik dengannya. Ia lebih banyak menatap ponselnya entah sedang melihat apa. Berselang kemudian Rayhan bersuara lagi, "Ehm Caliandra. . ."

"Panggil aja Calia, formal banget kayaknya Caliandra." Bantah Caliandra yang sudah mulai pesimis dengan rencana perjodohan ini. Jika nilai penampilan Rayhan adalah 8 dari 10, nilai dari sikap dan kelakuannya rasanya Caliandra hanya bisa memberikan nilai 4 dari 10. Sangat buruk.

"Ya apapun lah itu, terserah lo aja. Lo gak perlu sok-sok baik sama gue lah. Sebenarnya gue mau to the point aja sama lo," suara Rayhan kontan mengecil ketika mengatakannya. Sepertinya omongan ini tiba-tiba berubah menjadi serius, Caliandra mewaspadai akan apa yang dikatakan Rayhan selanjutnya, "sebenarnya gue sangat-sangat menentang perjodohan ini. Gue yakin lo juga pasti sebenarnya gak setuju kan? pasti gara-gara desakan orang tua lo jugakan lo nerima? Lagian mana mungkin sih masih ada anak jaman sekarang yang mau terima perjodohan macam siti nurbaya gini. Jadi lo gak perlu bersusah-susah untuk berbasa-basi sama gue sekarang."

"Hah?" Caliandra masih tidak mengerti dengan yang Rayhan katakan. Ia masih menunggu otaknya menstimulasi semua perkataan Rayhan yang begitu tiba-tiba. Dan apa ia bilang tadi? Caliandra dibilang berpura-pura baik. Lelaki ini waras?

"Gue ngelakuin ini juga semua karena sedikit ancaman dari orang tua gue. Gue gak tau kalo orang tua lo ngelakuin apa sampai lo akhirnya mau. So, akhirnya gue terpaksa harus menerima masa perkenalan 2 bulan kita. Terus, untuk bikin semuanya jadi mudah, gue harap lo mau kerja sama dengan gue. Biar lo dan gue sama-sama enak. Gimana?"

"Maksud lo Ray?" Caliandra sudah mampu mengerti beberapa poin yang Rayhan utarakan. Jadi ternyata ia berada di skenario dimana laki-laki yang dijodohkan dengannya tidak menyukainya dan dirinya sendiri tidak tahu berada di titik mana. Menyukai atau tidak menyukai.

"Sejujurnya gue sudah punya pacar dan gue pikir gak mungkin juga gue bisa suka sama lo, jadi lebih baik kita pura-pura aja dua bulan ini. Gue gak mungkin ninggalin cewek gue untuk menghabiskan waktu dengan lo demi perjanjian kakek-kakek kita yang konyol itu. Gimana menurut lo?"

"Maksudnya pura-pura?"

"Ya kan lo tau sendiri orang tua kita sudah bikin peraturan dan jadwal untuk perkenalan kita dua bulan ke depan. Karena gue udah officially taken, jadi gue gak mungkin bisa selalu sama lo. So, kita pura-pura ngikutin skenario mereka tapi sebenarnya gak. Lo bebas mau ngapain aja dan sama siapa aja. Tinggal kita tetap saling komunikasi satu sama lain aja biar gak beda apa yang dilaporin ke orang tua gue maupun orang tua lo. Gue bebas, lo juga bebas. Deal?" Rayhan memaparkan rencananya panjang lebar. Dirinya yang tadinya tidak antusias dengan pertemuan ini mendadak menjadi sangat bersemangat ketika berhubungan dengan cara mengakhiri perjodohan ini.

"Dan nanti di akhir acara perkenalan ini lo sama gue akan bilang kalau kita menolak perjodohan ini?" entah kenapa otak Caliandra rasanya membeku dan sulit mengurai semua kata-kata Rayhan. Ia tidak pernah membayangkan jika penolakan yang harus dilakukan ternyata harus diwarnai drama dan sandiwara.

I Choose Youजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें