Bab 2

131 25 0
                                        

Salju turun perlahan di atas kota Moskow, menutupi jalanan dengan lapisan putih yang mulai mencair di bawah pijakan kaki orang-orang yang terburu-buru. Di tengah alun-alun yang dipenuhi cahaya kamera dan kerumunan wartawan, sosok Hazric Winston berdiri tegap dengan mantel hitam panjang dan syal kelabu, wajahnya tenang meski blitz kamera menyilaukan matanya.

Udara begitu dingin hingga setiap napas berubah menjadi kabut putih. Namun riuh suara manusia di sekitarnya lebih menusuk daripada hawa beku itu sendiri.

 Namun riuh suara manusia di sekitarnya lebih menusuk daripada hawa beku itu sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Detektif Winston! Apakah benar pelaku utama sudah ditangkap?"

"Bagaimana Anda menemukan bukti di ruang bawah tanah itu?"

"Apakah rumor tentang jaringan pembunuh bayaran internasional itu benar, Tuan Hazric?"

Pertanyaan bertubi-tubi datang tanpa jeda, seperti peluru yang ditembakkan dari segala arah. Hazric hanya menatap mereka sejenak, lalu menurunkan pandangannya sambil merapikan sarung tangannya.

Di sebelahnya, seorang petugas kepolisian Rusia mencoba menenangkan kerumunan, namun rasa ingin tahu wartawan lebih kuat dari batas garis polisi yang mereka pasang.

Hazric menarik napas dalam, lalu menjawab dengan nada tenang tapi tegas.

"Kasus Volkov Manor sudah ditutup. Pelaku utama telah menyerahkan diri, dan semua bukti fisik sudah diserahkan ke otoritas lokal. Tidak ada komentar tambahan."

Suaranya tidak keras, tapi cukup tajam untuk menembus kebisingan. Para wartawan langsung berebut menyalakan perekam suara. Blitz kamera kembali menyala, membuat wajah Hazric tampak kontras dengan latar salju di belakangnya-dingin, tenang, dan sulit ditebak.

Ia melangkah melewati kerumunan dengan langkah panjang, menolak semua pertanyaan tambahan. Di bawah mantel hitamnya, ada bekas luka di bahu kanan-oleh pecahan peluru dari pengejaran dua malam lalu. Namun tidak ada yang tahu. Tidak ada yang perlu tahu.

Begitu masuk ke dalam mobil hitam yang menunggunya, suasana langsung berubah hening. Hanya ada dengung lembut pemanas dan aroma logam dari lencana di saku mantelnya.

Sopir melirik lewat kaca spion. "Kasusnya selesai dengan sempurna lagi, Tuan Winston. Seperti biasa."

Hazric hanya tersenyum samar. "Tidak ada kasus yang benar-benar selesai," ujarnya datar.
Ia menatap jendela, memperhatikan salju yang menetes di kaca, membentuk pola seperti garis-garis tak beraturan-mengingatkannya pada peta.

"Setiap akhir," gumamnya pelan, "selalu menuntun ke awal yang baru."

Di luar sana, langit Moskow mulai meredup, dan lampu kota menyala satu per satu. Wartawan masih berkerumun di lokasi TKP, membicarakan "detektif muda yang menutup kasus paling rumit dekade ini." Namanya kembali memenuhi halaman berita di seluruh Eropa.
Hazric Winston - The Mind Behind the Shadows.

Namun di balik ketenangan itu, ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya. Rasa hampa yang muncul setiap kali kasus berakhir. Dan entah kenapa, malam itu, di tengah dinginnya Rusia, bayangan wajah seorang gadis kecil berambut hitam tiba-tiba muncul di kepalanya.

Strings of DeceptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang