Gairah dingin setiap kali dunia memintanya untuk bermain dalam kegelapan.
“Silhouette Protocol,” gumamnya pelan.
“London, ya? Baiklah… mari kita lihat seberapa gelap langit di sana.”
✷ ✷ ✷ ✷
Bandara Soekarno-Hatta malam itu penuh dengan cahaya putih pucat dan suara roda koper yang beradu dengan lantai marmer. Orang-orang berlalu-lalang dengan ekspresi lelah, sementara pengumuman penerbangan bergema di langit-langit tinggi.
Azylle berdiri di dekat gerbang keberangkatan, hoodie abu-abu menutupi sebagian wajahnya. Di tangannya, boarding pass bertuliskan Jakarta – London, British Airways. Di bawahnya: nama palsu — Lyn Avelle.
Ia menarik napas pelan, menatap layar ponsel yang baru saja menampilkan pesan terenkripsi dari Cipher-02, salah satu agen senior Valken Cipher.
“Semua dokumen sudah disetujui. Kampusmu percaya kalau kau ambil cuti karena urusan keluarga di luar negeri. Kami bahkan kirim surat izin resmi lewat rektor. Nikmati penerbanganmu, Noctis-07.”
Azylle mengembuskan napas pelan. “Urusan keluarga,” gumamnya kecil. Kata itu terasa sarkastik di lidahnya.
Suara notifikasi lain muncul. Kali ini, dari grup teman kampusnya.
Naomi 🩷: “Zyyyleeee lo serius ke London sendirian? 😭 bukan ngajak siapa kek??”
Azylle: “Hahaha enggak kok, cuma bentar. Bokap suruh nemenin saudara di sana. Katanya ada urusan keluarga mendadak.”
Raisa : “Wih keren juga alasan lo. London girls, liburannya internasional banget 😎”
Azylle: “Iya dong. Gue bawain oleh-oleh yaa. kalau gak ketiduran di pesawat duluan :p”
Ia menutup chat itu sambil tersenyum tipis, meski matanya tak ikut tersenyum. Setiap huruf yang ia kirimkan terasa seperti kebohongan kecil yang menumpuk di atas kebohongan yang lebih besar.
Ia menurunkan ponselnya dan memandang sekeliling. Orang-orang tampak sibuk dengan kehidupannya masing-masing — beberapa berpelukan, beberapa tertawa, sebagian hanya berjalan tergesa tanpa menoleh. Dunia mereka terlihat begitu normal, begitu… jauh dari dunianya.
Sebuah suara lembut di belakang membuatnya menoleh.
“Miss Avelle?”
Seorang pria dengan jas hitam berdiri tak jauh darinya, membawa koper kecil dan amplop bersegel. Di dadanya tergantung tanda pengenal yang tidak menyebutkan nama, hanya logo burung hitam—simbol kecil Valken Cipher.
“Semua dokumen tambahan sudah aman,” katanya singkat, suaranya nyaris tak terdengar di tengah hiruk pikuk bandara. “Setelah sampai London, seseorang akan menjemput di terminal kedatangan. Anda tahu prosedurnya.”
Azylle mengangguk. “Seperti biasa. Tidak ada nama, tidak ada kontak langsung.”
Pria itu tersenyum tipis sebelum berbalik dan menghilang ke antara kerumunan penumpang.
Azylle menatap boarding pass-nya sekali lagi.
Lyn Avelle – London, United Kingdom.
Ia menarik napas dalam-dalam, lalu berjalan menuju gerbang keberangkatan dengan langkah tenang. Dari luar, ia terlihat seperti mahasiswi yang berlibur sejenak. Tapi di balik paspor palsu dan koper ringannya, tersembunyi dunia yang hanya ia dan beberapa orang tahu—dunia di mana setiap perjalanan bukan sekadar perjalanan, tapi misi dengan konsekuensi mematikan.
YOU ARE READING
Strings of Deception
Teen Fiction"Dia adalah obsesinya..dan racun dalam dirinya." Azylle Mercier tampak seperti siswi biasa berumur 18 tahun, tapi diam-diam ia bagian dari organisasi gelap Valken Cipher. Hazric Winston, detektif jenius sekaligus cinta masa kecilnya, kembali ke Indo...
Bab 1
Start from the beginning
