Please...

2.9K 137 4
                                    

Shane dan ibunya sudah rapih dengan pakaian mereka masing masing. Shane memakai pakaian simple nya seperti biasa. Shane menuntun ibunya masuk kedalam mobil dan menancapkan gas menuju rumah Anastasia. Ya, mereka ingin membujuk hati ibu anastasia.

Mereka sampai didepan rumah bercat putih sederhana. Sebelum memencet bel, ms. Garritsen dan Shane sedikit berbincang bincang.

"Aku takut ma..." lirih Shane pada ibunya.

"Jangan takut, ada mama kok. Mama akan memainkan mukut manis mama, tenang saja Shane." Ucap ms. Garritsen. Shane sedikit tenang mengingat ibunya adalah drama queen. Tetapi hatinya masih saja gusar.

Ting nong Ting nong

Muncul seorang wanita berambut pirang sebahu dengan lipstick merah yang mewarnai bibir sexynya. Taylor Swift.

Taylor sedikit mengingat wajah Shane, karena dulu dia juga pernah berkunjung kesini.

"Shane ya?" Tanya Taylor ragu ragu.

"Syukurlah kamu masih ingat. Iya ini Shane, dan ini ms. Garritsen ibuku." Ucap Shane memperkenalkan ms. Garritsen.

"Oh begitu, tante aku Taylor Swift kakaknya Anastasia. Kalau begitu ayo masuk dulu..." ucap Taylor dengan sopan mempersilahkan mereka memasuki rumah.

'Ms. Rowena memang pintar mendidik anaknya, semua anak anaknya beretika baik. Taylor sopan... begitu juga Anastasia.' Batin Shane melihat Taylor yang kembali dengan membawa minum untuk kedua tamunya.

"Silahkan diminum..." ucap Taylor sopan.

"Tidak usah repot repot..." ucap ms. Garritsen.

"Jadi maksud kunjungan kalian kesini ada apa?" Tanya Taylor sambil menyeruput tehnya.

"Kami ingin bertemu dengan ms. Rowena. Ada suatu hal yang ingin kami bicarakan dengannya." Jawab Shane.

'Pasti mereka ingin membicarakan soal Anastasia... Shane kan kekasihnya Anastasia...' Batin Taylor.

"Sayangnya ibu sedang tidak ada dirumah, ia sedang pergi dengan tante ke kantor polisi untuk melihat hasil pencarian Anastasia yang hilang sejak kemarin." Jelas Taylor yang membuat Shane merasa bersalah.

"Ehmm sebenarnya ini juga bersangkutan dengan hilangnya Anastasia. Jadi bisakah kamu menelpon ms. Rowena?" Tanya Shane.

"Apa? Oh baiklah, akan segera kuhubungi." Taylor mengeluarkan benda pipih dari saku celananya dan menghubungi ibunya.

Sekitar 30 menit mereka menunggu kedatangan ms. Rowena...

Datanglah seorang ibu dari ambang pintu yang dibuka oleh Taylor. Wajah ms. Rowena menjadi masam dan kaget ketika melihat keberadaan Shane juga ibunya ada dirumahnya.

"Mau apa kalian berkunjung kemari?" Tanya ms. Rowena ketus.

"Ibu... tidak boleh begitu dong dengan tamu, sambut dengan sopan walaupun ibu tidak menyukai kedatangannya." Bisik Taylor ditelinga ibunya.

Ms. Rowena duduk berhadapan dengan Shane juga ibunya.

"Selamat pagi tante... aku Shane, dan ini adalah ibuku..." ucap Shane sesopan mungkin. Tangannya sudah mengeluarkan keringat akibat aura disini hampir membunuhnya.

"Oh.. ada apa?"

"Kami ingin menjelaskan bahwa... bahwa Anastasia kini sedang berada dirumah sakit..." jelas Shane yang membuat ms. Rowena kaget.

"Apa? Bagaimana bisa?"

"Anastasia mengalami... kecelakaan, tante." Lanjut Shane yang membuat ms. Rowena kaget bukan main dan air mata perlahan turun membasahi pipinya. Begitu juga dengan Taylor.

"Ini semua salahku tante, aku menuruti kemauan Anastasia untuk minggat dari rumah dan hasilnya kejadian buruk seperti ini..." ucap Shane dengan nada bersalah.

"Idiot! Bodoh! Kenapa kamu menurutinya hah?! Kau pikir kau bisa membawa kabur anakku?! Dasar lesbian!" Maki ibu Anastasia disela tangisnya yang sangat deras.

"Hei, tenang dulu! Kami datang kesini dengan cara baik baik, seharusnya kau juga merasa bersyukur. Pengobatan Anastasia sudah kami tanggung. Apa ini tanda terima kasihmu pada keluarga Garritsen?" Tegas ms. Garritsen yang membuat ms. Rowena diam.

Dan terjadilah pertengkaran hebat antara mereka. Sampai Ms. Rowena terpengaruh oleh ucapan ucapan manis ms. Garritsen dan ms. Rowena sudah mengambil keputusan.

"Aku tahu perasaan Anastasia bagaimana, aku tahu. Karena dahulu aku pun pernah merasakan hal yang sama..." ucap ms. Rowena yang membuat orang disekelilingnya kaget.

"Dahulu aku bukanlah wanita normal... aku juga seorang lesbian sama sepertimu dan Anastasia... aku memiliki girlfriend tetapi hubungan kami kandas karena aku sudah dijodohkan dengan seorang lelaki yaitu suamiku..." jelas ms. Rowena sedih, air matanya terus mengucur dari matanya.

"Aku terpaksa menikah dengan suamiku karena paksaan kedua orang tuaku... Sampai aku terus menyembunyikan diriku yang sebenarnya dibalik kedok. Hingga suamiku tahu bahwa dahulu aku adalah seorang lesbian... dia tidak terima, maka dari itu dia menceraikanku dan meninggalkan kami." Jelas ms. Rowena.

"Sebenarnya aku ingin menikah dengan kekasih lamaku, tetapi aku ini ibu macam apa yang memberikan contoh yang tidak baik terhadap anaknya? Maka dari itu aku terus memendam ini dari anakku. Sampai aku tahu bahwa Anastasia seorang lesbian. Aku syok, karena mengingat masa laluku lagi. Dan aku tidak ingin hal yang sama terjadi pada anakku. Maka dari itu aku tidak menyetujui hubungan kalian." Lanjutnya.

"Tetapi... kini aku sadar karena ucapanmu tadi ms. Garritsen, maka aku mengambil keputusan mengizinkan mereka berhubungan. Dengan syarat Shane tidak boleh menyentuh Anastasia sebelum kalian menikah." Ucap ms. Rowena yang membuat semua orang yang ada disekitarnya kaget.

"Seirus tante?!" Tanya Shane tidak percaya. Ms. Rowena mengangguk.

"Terima kasih banyak tante, Anastasia pasti sangat senang mendengar ini!" Seru Shane sambil memeluk erat ms. Rowena sebagai tanda terima kasih.

"Jadi soal pengobatan akan aku ganti biayanya, ms. Garritsen." Ucap ms. Rowena.

"Haha tidak perlu, semua biaya pengobatannya tidak begitu mahal. Anggap saja ini tanda terima kasih telah mengizinkan Shane dan Anastasia berhubungan." Ucap ms. Garritsen dengan senyum manisnya.

"Ah tidak.. aku--"

"Sudahlah, jangan sungkan." Ucap ms. Garritsen dan mereka tertawa bersama.

Kringggg Kringggg

Ponsel Shane berdering dan Shane menjawab telepon masuk itu.

"Ya dengan siapa?" Tanya Shane.

"Kami dari kantor polisi ingin melaporkan bahwa kami telah menemukan sang pelaku tabrak lari An. Anastasia Valery Swift." Ucap sang polisi dengan suara beratnya diseberang sana.

"Ah benarkah?!"

-

TBC.

Pelakunya ketangkep? Mpusss hahah.

I'm so in love with you (GirlxGirl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang