Epilog - My Twenty Three

21 6 0
                                        

Hari wisuda...

Dapat terlihat wajah semua orang yang tiba memancarkan kebahagiaan, senyuman indah selalu terukir pada setiap orang yang saat ini. Hari dimana menjadi saksi perjuangan mereka selama 4 tahun ini terbayarkan sudah, gelar yang mereka perjuangkan dengan penuh tangis dan tawa kini sudah tersematkan dengan sangat indahnya di belakang nama mereka masing-masing.

Seperti Bulan saat ini, Bulan tampil dengan cantik menggunakan setelan kebaya berwarna burgundy senanda dengan warna dress yang digunakan oleh ibunya. Bulan datang ditemani oleh kedua orang tuanya dan tentu saja abangnya Januar tidak boleh ketinggalan.

Acara wisuda sudah selesai dari 30 menit yang lalu, keluarga Bulan memanfaatkan waktu tersebut dengan mengabadikan momen ini. Januar dengan sigap memotret keluarganya dengan kamera yang dibawa olehnya.

"Cie adek, pacarnya dateng tuh," ujar ibunya menyenggol lengan anak gadisnya begitu melihat Regan yang berjalan mendekat dengan bucket bunga yang berada di tangannya.

"Ih ibu apa sih," Bulan melambaikan tangannya kearah Regan

"Happy graduation sayang," Regan menyerahkan bucket bunga kepada kekasihnya yang saat ini berada berdiri di depannya.

"Makasih sayang,"

Regan berlalu berjalan kearah kedua orang tua Bulan dan menyalimi keduanya. Regan juga tidak lupa menghampiri Januar, "Sini bang biar gue fotoin kalian sekeluarga"

"Boleh banget, thank's bro," Januar menyerahkan kameranya kepada Regan, dengan sigap Regan mengabadikan keluarga Bulan. Regan sangat suka sekali dengan fotografi, jadi kegiatan ini tentu saja sudah menjadi makanannya sehari-hari. Selain menjadi fotografer pribadi Bulan, tentu saja Regan juga dengan senang hati untuk menjadi fotografer keluarga kekasih manisnya.

"Mau lihat," Bulan menghampiri Regan yang saat ini sedang mengecek hasil fotonya

"Cantik banget sih," ucap Regan memperlihatkan hasil fotonya kepada Bulan

"Iya cantik banget hasilnya, kamu makin keren deh fotonya," jawab Bulan, masih dengan memperhatikan hasil foto-fotonya.

"Maksud aku tuh kamu yang cantik banget, kamu cantik banget sayang," Regan membisikkan kalimat dengan santainya di telinga Bulan. Gadis itu, tentu saj mukanya sudah merah padam begitu mendengarnya, bahkan tubuhnya terasa sangat kaku saat ini. 'jelek sekali saltingnya' pikir Bulan saat ini.

"Sini gantian biar gue fotoin kalian berdua," Januar meraih kameranya

"Boleh banget bang," Regan merangkul pinggang Bulan

Bulan memperhatikan tangan pacarnya yang kini berada di pinggangnya, salting yang tadi saja belum reda. Ditambah lagi kini Regan dengan senyum cerahnya itu merangkul pinggangnya santai seperti ini.

"Adek lihat sini," Januar sudah siap dengan kameranya untuk mengabadikan mereka berdua

"Sebentar bang. Adek kenapa mukanya merah gitu? Kepanasan ya?" ujar ibunya

"Yaudah abis foto, nanti pindah ketempat yang gak panas. Kasian adek sampai merah gitu mukanya," jawab ayahnya

Dengan senyuman yang semakin merekah, Regan membisikkan kalimat yang semakin membuat wajah pacarnya menjadi semakin blushing dibuatnya, "Kalo salting gini makin cantik aja kamu sayang"

----

Regan membuka paper bag yang diberikan oleh pacarnya sebelum mereka pulang kerumah. Dilihatnya isi paper bag, terdapat satu buah kado yang dibungkus dengan sangat rapi, cokelat dan juga satu tangkai bunga mawar satin yang Regan yakini bunga itu dibuat sendiri oleh pacar itu. 'gemes banget pacarku' pikirnya saat ini.

Regan membuka kado yang dipersiapkan oleh pacarnya ini dengan perlahan, dilihatnya isi kado tersebut ada dua parfum dan juga dua topi. Dibalik parfum Regan menemukan sebuah surat yang dilipat tersimpan rapi dalam amplop. Atensi Regan kini sepenuhnya menuju surat tersebut, dengan rasa penasaran dirinya membuka dan membacanya dengan seksama.

Hai sayang, happy graduation.

Akhirnya kita berhasil meraih gelas S.Psi ini.

Jujur aku gak tau cara mulainya gimana, dan maaf banget aku cuma berani bilang ini lewat surat.

Aku suka banget sama kamu Regan, Kita udah saling kenal sejak semester satu dan selama itu juga kita jadi deket. Awalnya aku pikir perasaan ini salah dan seharusnya perasaan ini gak boleh ada. Gak seharusnya aku suka sama kamu, yang awalnya niat aku beneran mau bantu kamu buat jadian sama perempuan yang kamu suka. Tapi malah berakhir aku yang suka sama kamu.

Aku pikir, aku bisa deket sama kamu sebagai teman aja, karena saat itu aku bener-bener lagi menutup hati dan lagi gak mau suka sama siapa-siapa. Tapi ternyata, seiring berjalannya waktu, aku semakin nyaman dan mulai suka sama kamu. Memasuki semester lima dan kita udah mulai berjarak, aku sadar kalau aku beneran suka sama kamu. Tapi saat itu aku beneran gak ada niatan apa-apa, aku beneran mau keep perasaan ini untuk aku sendiri aja.

Aku bahkan ikhlas banget kalau suatu saat ngeliat kamu harus bareng sama perempuan lain, selama kamu bahagia aku juga ikut bahagia. Aku beneran gak pernah terbayang kalau kamu juga bakalan suka balik sama aku, saat kamu datang dan bilang kalau kamu suka sama aku. Aku beneran seneng banget dengernya.

Sampai akhirnya sekarang kita bersama, kamu sekarang jadi pacar aku. Ditanggal 23 dan disaat umur kita 23 tahun kita jadian. Aku berharap kita akan selalu bahagia dan bisa hadapi semuanya bareng-bareng. Mari kita bahagia bersama selamanya pacarku Regan Mahendra. I love you my Twenty Three.

p.s (sayang, kita harus berterima kasih sama Diandra deh)

Regan melipat suratnya dan memasukkan kembali ke dalam amplopnya, setelah menyimpan dengan rapi di dalam laci samping kasur. Regan dengan cepat mengambil jaket dan meraih kunci motor yang berada di atas meja. Sebelum hari mulai gelap, Regan melajukan motor menuju ke rumah sang kekasih.

Satu notifikasi muncul di handphone Bulan, notifikasi dari pacarnya muncul dengan teks berisikan 'sayang, aku di depan rumah kamu'. Dengan berlari kecil, Bulan menghampiri pacarnya yang saat ini sedang duduk manis menunggu dirinya di luar rumah. Sebelum membuka pagar Bulan terlebih dahulu mengecek penampilannya dan membandingkan dengan penampilan pacaranya saat ini.

Dengan menggunakan baju rumahan celana panjang pink dan juga baju putih pendek dengan motif love, membuat penampilan Bulan terlihat lucu dimata Regan. Ditambah lagi dengan bando bulu-bulu putih yang saat ini masih berada di kepalanya.

"Kamu kok kesini?" tanya Bulan begitu sampai di depan Regan

Bukannya menjawab, Regan malah merentangkan tangannya meminta peluk dari sang kekasih. Tanpa bertanya Bulan langsung memeluknya, hal ini tentu saja disambut senang dengan Regan yang memeluk Bulan erat. Bahkan saat ini wajahnya ia benamkan di leher Bulan.

Masih dalam keadaan berpelukan, Bulan mengangkat kepalanya melihat kearah Regan untuk bertanya, "Kamu kenapa?"

"Gak kenapa-napa. Aku sayang, cinta banget sama pacar aku satu ini," Regan menatap kedua mata pacarnya dalam.

"Kamu aneh," Bulan kembali membenamkan wajahnya ke dada Regan.

Disisi lain, Diandra yang sedang bersantai menonton drama, menghentikan aktivitas menontonnya setelah mendengar notifikasi handphone-nya yang sejak tadi berdering. Diandra mengerutkan keningnya menatap heran notifikasi yang didapatkan nya.

Regan
Thank's Di

Bulan
Thank u Diandra

"Ini kenapa Bulan sama Regan makasih sama gue. Aneh banget," Diandra menaruh handphone nya dan kembali menonton setelah selesai membalas pesan dari pasangan aneh tersebut.

- Tamat -

Twenty Three [End]Where stories live. Discover now