Aku yang sudah sangat kelaparan karena melewatkan porsi makan siangku langsung mengambil buah-buah manis tersebut lalu memakannya. Liona dan Biorn juga bertingkah serupa, mereka langsung menyambar buah-buah itu lalu memakannya. Tidak lupa, Liona juga menyuapkan beberapa kurma yang ia ambil ke Anná yang sekarang sedang berbaring di atas tanah.
Entah berapa banyak kurma yang aku makan, aku tidak tahu, tapi aku akhirnya kenyang juga. Aku lanjut minum dari kantong air kulitku, kemudian membaginya dengan Anná. Rekan-rekanku yang lain juga makan buah-buah itu sampai tidak ada buah kurma lagi yang tersisa.
"Syukurlah kita masih bisa menemukan makanan, aku mengira kita akan-"
"Hey, Aldon..." Tiba-tiba Biorn memotong kalimatku dengan nada serius.
Aku langsung menatapnya dengan sorot was-was, "Ada apa?"
"Lihat kesana. Itu... gemerlap cahaya api ya?" Jawabnya seraya menunjuk ke arah asal kami datang tadi.
Ketika aku melihat ke arah yang dimaksud, aku bisa menyaksikan kerlap-kerlip cahaya kuning di garis cakrawala yang seolah-olah bergerak makin mendekati kami.
Ohhh tidak, apa mereka itu musuh?!
"Itu pasti yang mengejar kita!" Bisik Biorn tegas.
"Tahu dari mana?!" Seragu apapun aku mencoba menutupi, sebenarnya hatiku juga sama yakinnya dengan ucapan Biorn.
Liona yang duduk di sebelahku juga ikut terkejut ketika mendengar kalimat Biorn barusan. Sementara Anná, dia lebih sibuk menahan rasa sakit yang ada di pundak kanannya.
"Ayolah, apa lagi coba?! Arah datang mereka juga sesuai!!"
Kalimatnya itu langsung menyurutkan semua harapan baik yang tersisa di dalam kepalaku, "Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?!"
"Sembunyi, sembunyi di antara semak-semak!!"
Dengan perintah singkat itu, kami berempat langsung bergegas mencari persembunyian. Kini giliranku untuk membawa Anná yang belum bisa bangun maupun berjalan sendiri itu ke tempat sembunyinya. Aku membawa dia ke tengah-tengah suatu semak belukar, membaringkannya di situ, kemudian menutupinya dengan beberapa ranting kering. Aku sendiri juga ikut tengkurap bersembunyi tidak jauh di sebelahnya.
Liona bersembunyi di semak-semak yang berada cukup jauh dari tempatku. Soal Biorn, aku tidak sempat melihat dia sembunyi di mana. Yang jelas saat aku selesai merapikan persembunyianku, dia sudah menghilang dari pandangan mata.
Benar saja, saat gemerlap cahaya kuning itu mendekat. Ternyata mereka adalah segerombolan besar pasukan katafrak Kerajaan Salthorn! Mereka tengah membawa kayu-kayu obor yang menyala terang.
"Pasukan, berhenti!" Seorang prajurit katafrak yang tampaknya merupakan pemimpin dari mereka memberi aba-aba. Dalam sekejap, seluruh rombongan berkuda itu langsung berhenti.
Sialnya mereka berhenti tepat di sebelah Liona! Tapi sejauh ini mereka masih belum menyadari keberadaannya.
Pemimpin Katafrak itu lalu menghampiri rekannya, seorang perempuan berjubah merah panjang yang menunggangi kuda yang serba terbalut kain merah juga. Pada tangan kanannya, perempuan itu memegang sebuah tongkat kuning panjang yang kristalnya menyala biru terang.
"Menurutmu mereka sudah sampai disini?" Perwira itu bertanya.
"Bisa jadi. Bahkan aku percaya mereka masih ada di sekitar sini."
Astaga, kenapa perempuan itu harus berpikiran begitu!?
Perwira itu kemudian menoleh ke arah para prajurit katafraknya, "Berpencar! Jika ada sesuatu yang bergerak, bunuh di tempat!!"
YOU ARE READING
Waypoints: Iter dignum
Fantasy"Jika misalnya aku meminta kalian berdua untuk pergi dari ujung dunia ke ujung yang lainnya, apakah kalian masih mau melakukannya?" "Apakah kalian benar-benar mau berjalan sampai ke tujuan yang aku minta... atau kalian akan lari mencari kebebasan sa...
Sors Durus 1-3
Start from the beginning
